Menjaga Attitude Antara Senior dan Yunior. Lagi ramai perbincangan netizen antara Bunga Zainal (BZ) merasa dicuekin oleh Ria Ricis (RR) saat meghadiri Annviersary of Bening's Indonesia yang kedua. Jadi ceritanya, si RR baru datang dan si BZ duduk di meja bersama teman lainnya. RR menyalami beberapa orang di meja tersebut sedangkan si BZ merasa tidak dibalas senyumnya oleh RR karena RR hanya menyalami beberapa orang saja dan langsung menemui yang lain. Kebetulan duduk BZ agak jauh dari yang pertama disalami RR.
Baiklah aku enggak mau membela RR atau BZ karena menurutku situasi itu aku enggak di sana dan tidak mengalami. Kadang orang lagi bad mood mempengaruhi untuk senyum-senyum ke semua orang sih, soalnya aku pernah mengalami. Apalagi pernah "berselisih" dengan orang tersebut, maka biasanya aku mengambil jarak.
Aku pernah ditegur oleh seseorang mengenai attitude (sikap) saat aku tidak "menyambut" senior yang baru datang. Suatu hari, ada sebuah acara dan aku diundang untuk hadir di sana. Aku sengaja membawa kedua anakku karena emang lagi liburan. Niatku, bukan karena diajak makan gratis ya, aku udah niat beli sendiri, loh! Kebetulan anak-anak udah mau masuk sekolah. Jadi, ini momen terakhir liburan.
Sampai di lokasi, kebetulan kami datang pertama. Benar-benar belum ada orang selain tuan rumah. Aku pun ngobrol basa-basi. Pembukaan dan tentunya menjadi sebuah keakraban tersendiri kan ya ngobrol dengan tuan rumah. Tak lama teman-teman lain mulai datang. Bersamaan salah satu anakku rewel minta pinjam hp dan sibuk nanyain passwod wifi. Saat itulah aku duduk menenangkan anakku, diteriak begini, "Mbk, sambut dong ini seniormu datang, loh! Kalau orang Jawa, yang muda harus menyambut yang lebih tua!" teriaknya.
Okelah aku ini asal dari Sumatera, aku juga tahu yang datang lebih tua dari aku, tapi aku juga udah sering ketemuan, kurasa mereka maklum aku riweh dengan anak-anak, apalagi mereka datang tanpa anak-anak. Tapi, apa iya karena itu aku akan "dicap" sombong dan mencuekin mereka?
Dalam pergaulan, kita ini sering banget dinilai dan memberi julukan. Si A itu kok diam aja atau cuek? Eh, si B ribut mulu ya, banyak omong? Menilai dari satu atau dua kali pertemuan itu berbeda kalau belum menjadi teman seperjalanan atau pernah nginap bareng. Itu baru keluar deh aslinya!
Kalau aku sendiri jujur ya, kalau lagi riweh suka nge-blank! Kadang sibuk bawa anak sampai lupa menyapa yang lebih sneior. Lagian kalau khawatir juga senior terganggu deh dengan kegaduhan anak-anak, biasanya juga memilih meja/kursi agak jauh atau memisah.
Sekarang ini udah kenal dengan istilah introvert dan ekstrovert. Jadi, kalau ketemu orang aku enggak asal "menilai" lagi. Jika ketemu teman yang introvert aku maklum dia enggak mau banyak bicara. Dia akan memilih banyak diam, tapi kerjaan dia bisa lebih cepat dan lebih rapi dari teman yang ekstrovert, loh!
Kepada teman yang ekstrovert ya aku imbangi dengan obrolan dan cerita yang relate dengan suasana acaranya. Tapi, jujur "dicap" saat kita enggak akrab banget itu bikin nyesek! Iya enggak? Walau kata orang, pertemuan pertama itu harus berkesan, tapi tidak dengan suasana hati kalau lagi PMS hahaha...
Lain cerita aku mengadakan acara pertemuan blogger. Seorang teman bertanya, "Si B enggak diundang? Si C enggak diundang juga?" kebetulan B dan C senior kami. Jujur kalau mau mengundang senior itu banyak pertimbangan, harus mempersiapkan khusus karena mereka akan jadi tamu.
Aku pernah menghadiri sebuah acara dan bertemu dengan senior B. Dia enggak menyapa atau ngajak ngobrol walau aku dan dia sering satu agenda. Waktu itu aku bersama rombongan ibu-ibu KWT (Kelompok Tani Wanita), sedangkan beliau salah satu jurnalis yang diundang.
Walau akrab dan kenal, aku diam aja enggak mau juga saling caper biar ikutan ngobrol atau berkata, "Hei, datang juga ya?" karena aku paham dia lagi kerja. Aku sebagai undangan juga harus jaga sikap. Mau ketemu senior atau junior kita harus berlapang dada jika ada teman enggak "mood" menyapa kita.
Menyikapi Menjaga Attitude Antara Senior dan Yunior khusus dikalangan blogger, sebaiknya lakukan ini :
1. Kosongkan gelas kalau bertemu senior atau yunior, bisa jadi banyak ilmu yang selama ini kita tidak ketahui, kita ambil hikmah dan pelajaran dari siapa pun, dari yunior sekali pun.
2. Tidak ada Senior atau Yunior? Eits, bagi orang berpandangan kuno, tetap pengen dinilai oleh kesenioritasan dia, jadi harap maklum aja dengan orang kayak gini, mending yang waras mengalah! Bersikap sopan dan biasa saja, jangan terlalu merasa bersalah.
3. Ambil baik dan buang yang buruk. Apalagi kalau pertemuan enggak sampai lebih dari 5 jam. Bagaimana mengenal kepribadian seseorang dengan pertemuan 1-2 kali saja?
4. Jika terlanjur ada selisih paham antara Senior dan Yunior, intropeksi diri dan jaga jarak. Biarlah waktu yang akan mengobati luka.
5. Terus perbaiki komunikasi. Sikap senior emang pengennya diagungkan (baca : gila horma), tapi yang yunior juga harus paham situasi (santun dan jangan sok jagoan). Ingat peribahasa 'Di Mana Bumi Dipijak, di Situ Langit Dijunjung'.
Itulah cerita pengalamanku mengenai sikap kita saat bertemu dengan senior. Teruslah berkembang menjadi blogger yang rendah hati, seperti salah satu Blogger Bandung ini. Jika kehadiranmu akan menimbulkan perselisihan, lebih baik memilih untuk staycation saja bersama keluarga, aman dibanding jadi julid-an sesama blogger!
Lebih bahagia kan kalau staycation bersama keluarga, bisa menjadi bahan tulisan review hotel misalnya. Dapat ketenangan dari view hotel yang kita kunjungi atau kuliner hotelnya.
Dibanding sibuk ngomongin kekurangan orang lain, mending happy-happy aja! Yuk, semangat dan tetap Menjaga Attitude Antara Senior dan Yunior, selamat mencoba!
Posting Komentar untuk "Menjaga Attitude Antara Senior dan Yunior "
Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^