Assalamualaikum Sahabat Smart Mom,
“Bu, bawa kantong belanjaan sendiri?”
“Eh, tidak Mbk,” jawabku tergagap. Soalnya enggak persiapan mau belanja banyak.
Tak lama belanjaanku yang sudah dibayar di depan kasir itu diberikan kepadaku dan tanpa kantong plastik. Aku kaget. “Enggak ada kantong plastik, Mbk?” tanyaku. “Tidak, bu. Sejak lama diberlakukan,” jawabnya. Aku tersadar. Helo, ini Bekasi! Kantong plastik sudah stop diberikan kepada konsumen. Beda jauh dengan di Lampung yang masih diberikan kantong plastik, walau biayanya dibebankan kepada konsumen.Akhirnya aku membeli kantong belanja kain yang besar dan bisa digunakan lebih lama.
Sejak itu aku mulai berpikir, Indonesia memang sudah serius menyikapi perubahan iklim, penggunaan plastik. Terkadang kalau keluar kota suka lupa tidak mempersiapkan kantong belanjaan sendiri. Padahal, setelah belanja, biasanya kantong plastik jika tidak dibutuhkan akan terbuang begitu saja. Entah dibuang di tempat sampah atau sembarang tempat. Akhirnya sampai ke TPA seperti laut atau juga sungai.
Nah, kantong plastik di lautan ini sangat berpotensi mencemari dan berdampak besar bagi ekosistem laut. Hal ini karena sampah plastik baru dapat terurai ratusan hingga ribuan tahun mendatang.
Plastik ini tak hanya berpengaruh pada pencemaran laut, tapi juga memicu perubahan iklim. Perubahan iklim adalah perubahan yang signifikan yang terjadi pada suhu, curah hujan dan angina yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama, bisa satu dekade atau bahkan lebih.
Dampak Buruk Sampah Plastik
Bahan plastik mengandung bahan-bahan beracun. Dapat menyebabkan masalah bagi kesehatan maupun lingkungan. Di antaranya :
· Kanker.
· Endometriosis.
· Kerusakan saraf.
· Disrupsi
endokrin.
endokrin.
· Cacat lahir.
· Kelainan perkembangan anak.
· Gangguan kesuburan.
· Gangguan organ reproduksi.
· Kerusakan sistem imun.
· Asma.
· Kerusakan organ multipel.
Tak hanya bagi manusia, sampah plastik juga menganggu jalur air yang meresap ke dalam tanah. Dapat juga menurunkan kesuburuan tanah karena plastik dapat menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah. Selain itu, sampah plastik dapat membunuh hewan-hewan di lautan. Misalnya, hewan-hewan yang terjeray di dalam tumpukan plastik. Contohnya, lumba-lumba, penyu laut dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik tersebut makanannya sehingga akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya.
Membuang sampah secara sembarangan juga menyebabkan sungai-sungai akan menjadi dangkal dan menyumbat aliran sungai sehingga terjadilah banjir. Jika semua terjadi, maka manusia akan mengalami kerugian dan menjadi musibah yang sangat besar.
Apalagi Indonesia rawan terjadinya bencana alam, seperti banjir, tanah longsor dan lainnya. Memang kita tidak bisa menghilangkan penggunaan plastik 100%. Tapi, kita dapat menggurangi penggunannya.
Berikut yang dapat dilakukan dalam mengurangi sampah plastik :
1. Bawa tas belanja sendiri (tote bag/eco bag).
Aku sendiri membuat kantong belanja sendiri. Aku menjahitnya dengan bantuan teman-teman di kelas menjahit. Kantong kain ini didesign dengan banyak kantong, sehingga memudahkan untuk langsung memisahkan sayuran yang kita beli.
2. Bawa tempat makan dan botol minum sendiri untuk jajan.
Aku senang sekali saat FLP mengadakan Milad ke-23 di Lampung, dapat mengusung tema literasi lingkungan. Peserta disiapkan galon minum isi ulang dan mengurangi sampah dengan memberikan peserta snack yang tidak banyak penggunaan plastiknya. Kue dipilik yang menggunakan bungkus daun pisang dan ini gerakan #TeamUpforImpact kecil dari aku dan teman-teman. Tapi, jika tidak dimulai dari yang kecil, kapan lagi dong?
3. Batasi pemakaian produk yang dikemas dengan kemasan plastik.
Jika membeli bubur ayam, sebaiknya kita membawa wadah sendiri daripada menggunakan styrofoam. Jika harus menggunakan wadah makanan, pilih yang mudah terurai atau lebih ramah lingkungan. Misalnya menggunakan wadah daun pisang, anyaman rotan atau anyaman bambu.
4. Ganti sedotan plastik dengan sedotan stainless atau sedotan bambu.
Aku akui aku belum konsisten menggunakan ini. Tapi, aku sudah membeli sedotan stainless dan selalu berguna jika aku makan di luar untuk mengurangi penggunaan sedotan plastik.
5. Ganti sikat gigimu dengan sikat gigi bambu atau siwak.
Walau sikap ini belum 100% aku lakukan, setidaknya sikat gigi bekas tidak sembarangan aku buang begitu saja. Dapat digunakan untuk membersihkan peralatan lainnya. Sikat gigi bekas juga dapat membuat permainan bersama anak-anak, loh! Misalnya membuat lukisan dengan daun papaya atau daun singkong lalu diberi warna cat air dengan sisir dan digerakkan dengan sikat gigi.
Oh ya Moms, kantong plastik yang sudah terlanjur ada di rumah, jangan ditaruh sembarangan, ya! Jika masih ingin digunakan sebaiknya disimpan, dilipat atau ditaruh di tempat yang aman.
Memang sepertinya mustahil jika gerakan hemat kantong plastik ini kita lakukan sendiri. Tapi, percayalah jika kita berpikir seperti ini, lalu siapa yang akan memulai? Kenapa tidak dari diri sendiri saja? Yuk, mulai peduli gerakan #UntukmuBumiku ini dengan memulai mengurangi penggunan plastik di kehidupan sehari-hari.
Sumber Bacaan :
https://zerowaste.id/knowledge/bagaimana-plastik-berpengaruh-pada-perubahan-iklim/
https://kominfo.kulonprogokab.go.id/detil/874/hari-meteorologi-dunia-bmkg-ajak-masyarakat-mitigasi-perubahan-iklim
https://kominfo.kulonprogokab.go.id/detil/874/hari-meteorologi-dunia-bmkg-ajak-masyarakat-mitigasi-perubahan-iklim
gak pernah ketinggalan sih sekarang bawa tas reusable ya, udah selalu sedia ditas pergi hihi.. dan mulai terbiasa juga bawa tumblr :) semoga perubahan-perubahan kecil kita bisa terus konsisten, menjaga bumi makin sehat
BalasHapusKantok plastik in paling banyak menyumbang sampah di bumi, jd mesti kt kurangi pemakaiannya.
BalasHapusWah aku harus merubah kebiasaan nih dari sekarang. Kemana-mana masih bawa kantong kresek, padahal itu bisa membahayakan kesehatan dan lingkungan
BalasHapusSampai saat ini selalu bawa tumblr sendiri dan tempat makan sendiri dan selalu nyimpen tas belanjaan yang bisa dilipet dan selalu dibawa kemana mana. Lumayan bisa ngebantu untuk diet plastik sih ya
BalasHapusDi Lamongan juga orang masih biasa Mbak, ke mana-mana ya serba kantong plastik. Dan aku pun akhirnya sering lupa juga bawa tas belanja sendiri.
BalasHapusYeay... semoga makin banyak kawan2 yang beralih, yaa, Mbak. Kalau uda kebiasaan, nanti kayak ada yang kurang dan merasa bersalah kalau 'cheating'. LOL
BalasHapussekarang di surabaya sudah ada larangan kantong plastik di setiap mikimarket, mba. jadi mau ngga mau kita udah terbiasa bawa kantong belanja sendiri atau pakai kantong plastik bekas. kebijakan kayak gini bisa jadi solusi juga sih yaa
BalasHapusDitempatku sekarang udah disuruh bawa keranjang belanja sendiri, jadi dari sananya udah gak menyediakan pembungkus lagi. Benar-benar ramah lingkungann
BalasHapusAku juga sekarang suka bawa totebag, aku punya totebag kesayangan juga nih hehe. Tentu biar gak semakin banyak sampah plastik ya mbak, sedih deh kalau liat banyak sampah numpuk. Ini yang baru keliatan, masih banyak lagi yang gak keliatan.
BalasHapusBawa tempat sendiri sebetulnya bisa irit dan hemat, jd nggak mesti jajan yang langsung buang kemasannya. Dengan membawa tempat dr rumah bs membantu menjaga lingkungan dan hemat juga
BalasHapusDulu waktu di Jakarta, tas saya memang besar. Jadi kalaupun ada beli apa2 di minimarket, bisa masuk ke dalam tas aja. Jadi hemat plastik juga kan :D
BalasHapus