Beruntung sekali aku mendapat undangan perwakilan komite TK untuk menghadiri Seminar Parenting Skill SMPIT Permata Bunda IBS pada tanggal 14 Maret 2020 di Balai Keratun. Seminar ini menghadirkan Kak Hilman Al Madani seorang founder #ParentingPoint, Psikolog dan Konselor
Awalnya aku sempat khawatir tidak mendapatkan izin suami untuk ikut acara ini, mengingat hari itu suami juga ada rapat. Sampai menjelang pagi aku baru menyampaikan undangan dan suami mengizinkan berangkat. Masya Allah, malah ditawarkan untuk diantar. Jarang-jarang suamiku mau mengantar ke tempat acara, hehe...
Sampai di lokasi, acara baru saja dibuka. Pak Reto Srisaptono sebagai ketua komite memberikan kata sambutan. Tak lama acara inti dibuka dan tampilan tim nasyid yang keren bersenandung indah.Acara juga dihadiri oleh Abdul Hakim, Anggota DPD RI Dapil Lampung yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Daarul Hikmah Rajabasa Lampung.
Kak Hilman Al Madani |
Diawali cerita Kak Hilman, beliau ke tahap ini karena doa ibunya. Bahkan ketika beliau tidak punya tabungan yang banyak (untuk rumah di Jakarta), beliau minta doa Ibunya agar bisa memiliki rumah. Tak lama, ia berhasil membeli rumah atas rezeki yang tidak terduga. Intinya beliau bercerita pentingnya menjaga omongan orang tua agar tidak menjadi penyesalan dikemudian hari.
Mengingat kasus yang terjadi beberapa waktu lalu seorang anak membunuh anak kecil di dalam lemari membuat aku ngeri. Orang-orang mengatakan itu psikopat. Tapi, aku juga penasaran bagaimana didikan orang tuanya? Jiwa anak ini apakah diisi dengan kasih sayang orang tua? Nah, Kak Hilman memberikan cerita Kisah sang pembunuh cilik Marry Bell (usia 11 tahun).
Jujur, awalnya aku menghindari cerita seperti ini, sehingga termasuk kudet mengenai anak-anak yang melakukan kejahatan. Ternyata dari Cerita Kak Hilman, aku mendapatkan wawasan yang sangat banyak.
Jujur, awalnya aku menghindari cerita seperti ini, sehingga termasuk kudet mengenai anak-anak yang melakukan kejahatan. Ternyata dari Cerita Kak Hilman, aku mendapatkan wawasan yang sangat banyak.
Marry Bell ini sejak bayi sudah dikatakan kasar oleh ibunya, tidak diharapkan hidup. Bahkan sering dibenturkan ke dinding tanpa rasa bersalah, ditinggalkan saja oleh ibunya. Semakin lama, jiwa si anak ini makin keras dan memikirkan kenapa tidak diharapkan lahir? Bahkan anak kecil itu mampu melakukan kejahatan tanpa rasa bersalah, ada dengan pendidikan di rumah?
Inilah awalnya membuat aku tergugah dengan penyampaian Kak Hilman, selama ini mikir anak sendiri, anak di sekitar anak-anakku bagaimana? Semakin banyak kata dan kalimat jelek yang didengar akan terekam di memori anak.
Aku jadi teringat waktu kami baru kembali pindah Padang ke Lampung. Saat itu anak-anakku kerap berkata kasar dalam Bahasa Minang, aku pun sempat dipanggil wali kelas untuk menghilangkan kebiasaan anak-anak ini. Beruntung wali kelasnya sangat tahu psikologis anakku, tak lama bahasa kasar pun hilang. Ini kalau komunikasi sekolah dan orang tua berjalan, bagaimana yang di luar sana?
Tak sedikit kejadian pada keluarga yang harmonis, loh! Ketika orang tua merasa anaknya aman saja di rumah, tidak nakal atau keluyuran, tapi gadget selalu di tangan. Orang tua kurang memantau menggunakan gadget, sehingga anak-anak kecanduan gadget.
Perlu diketahui bahwa 2 stres saat batita, yaitu :
1. Stress ditiinggalkan ibu.
2. Stres saat diasuh orang asing.
Jadi, wajar saja kalau anak batita awal ditinggal daycare akan menangis, loh! Untuk itu, jangan marah berlebihan dengan anak batita yang menangis bertemu dengan pengasuh baru, ya!
Aku jadi teringat dulu sempat anak-anakku kenal permainan ini, kaget dan ngeri sekali. Ternyata, otaknya akan keracunan untuk memukul dan menendang, sampai berkata kasar.
Nah, kenapa anak-anak menyukai permainan sejenis GTA? Karena setiap mengalami kekalahan selalu diberi motivasi untuk mencoba lagi! Beda banget kan dengan orang tua zaman know? Kalau nilai rapor turun atau nilai rendah selalu kena marah dan dibentak?
2. Siapa yang membelikan kuota pada gadget?
3. Siapa yang membiarkan anak-anak berlama dengan gadget?
Ketika gadget jadi bumerang, bertanyalah pada diri sendiri apa solusinya? Marilah kita semua memperbaiki komunikasi dan pemahaman anak-anak kita, sebaiknya kita segera memberikan aturan dan kontrol agar tidak penyesalan dikemudian hari.
Aduh, Moms, mendengarkan Parenting Skill dari Kak Hilman ini aku banyak menitikkan air mata, sungguh luar biasa berat dan beban amanah menjadi orang tua itu, ya? Tapi, jika bukan kita memulai, siapa lagi? Apakah tega anak kita tergerus oleh kejahatan? Belum pornografi yang belum aku bahas. Lain kali deh ya?
Yuk, berbenah menjadi orang tua hebat! Semoga sharing ini bermanfaat ya!
Inilah awalnya membuat aku tergugah dengan penyampaian Kak Hilman, selama ini mikir anak sendiri, anak di sekitar anak-anakku bagaimana? Semakin banyak kata dan kalimat jelek yang didengar akan terekam di memori anak.
Aku jadi teringat waktu kami baru kembali pindah Padang ke Lampung. Saat itu anak-anakku kerap berkata kasar dalam Bahasa Minang, aku pun sempat dipanggil wali kelas untuk menghilangkan kebiasaan anak-anak ini. Beruntung wali kelasnya sangat tahu psikologis anakku, tak lama bahasa kasar pun hilang. Ini kalau komunikasi sekolah dan orang tua berjalan, bagaimana yang di luar sana?
Tak sedikit kejadian pada keluarga yang harmonis, loh! Ketika orang tua merasa anaknya aman saja di rumah, tidak nakal atau keluyuran, tapi gadget selalu di tangan. Orang tua kurang memantau menggunakan gadget, sehingga anak-anak kecanduan gadget.
Perlu diketahui bahwa 2 stres saat batita, yaitu :
1. Stress ditiinggalkan ibu.
2. Stres saat diasuh orang asing.
Jadi, wajar saja kalau anak batita awal ditinggal daycare akan menangis, loh! Untuk itu, jangan marah berlebihan dengan anak batita yang menangis bertemu dengan pengasuh baru, ya!
Kecanduan Games
Perlu diwaspadai kecanduan games yang membuat akhirnya menjadi nekad berbuat kejahatan. Contohnya permainan games GTA. Permainan bersisi kekerasan akan mempengaruhi tolerasi anak terhadap kekerasan.Aku jadi teringat dulu sempat anak-anakku kenal permainan ini, kaget dan ngeri sekali. Ternyata, otaknya akan keracunan untuk memukul dan menendang, sampai berkata kasar.
Nah, kenapa anak-anak menyukai permainan sejenis GTA? Karena setiap mengalami kekalahan selalu diberi motivasi untuk mencoba lagi! Beda banget kan dengan orang tua zaman know? Kalau nilai rapor turun atau nilai rendah selalu kena marah dan dibentak?
Bersama Kak Hilman, Pak Reto, Kepala Sekolah SMPIT Permata Bunda IBS, |
Tantangan Orang Tua Hebat
Ketika menikah, PR terberat adalah mendidik anak sesuai zamannya. Tantangan mengasuh ini butuh orang tua tangguh, untuk itu perlu dipersiapkan :
1. Ikatan hati sebelum informasi (Ta'lif qobla ta'rif).
Gimana ini cara ngomongnya?
- Cek pemahamannya.
- Edukasi dampat dan manfaat secara kongkrit.
- Tanyakan pendapatnya (feeback) pemahamannya.
2. Informasi sebelum menugaskan (Ta'rif qobla taklif)
Contohnya seperti ini : Ketika kita ingin mengajarkan ke anak, kalau sinar biru dari nonton di smatphone itu tidak baik bagi mata karena mampu mengikis lutein pada retina mata.
Manfaatkan Teknologi
Sekarang banyak sekali aplikasi yang mampu meningkatkan produktivitas. Namun, jangan sampai membuat anak-anak terpapar dengan pornografi atau menjadi melakukan kekerasan. Kalau ada anak-anak yang kecanduan gadget itu salah siapa?
1. Siapa yang memberikan membelikan gadget?2. Siapa yang membelikan kuota pada gadget?
3. Siapa yang membiarkan anak-anak berlama dengan gadget?
Aturan Gadget untuk anak |
Apakah gadget itu selalu negatif?
Tentu saja tidak, banyak anak-anak Indonesia memanfaatkan gadget untuk membuat aplikasi kitabisa.com mengumpulkan donatur, misalnya atau Ameyda Nayara Alzier dari Lampung yang bisnis slem. Omsetnya sampai 100 juta yang dijualkan via online.Ketika gadget jadi bumerang, bertanyalah pada diri sendiri apa solusinya? Marilah kita semua memperbaiki komunikasi dan pemahaman anak-anak kita, sebaiknya kita segera memberikan aturan dan kontrol agar tidak penyesalan dikemudian hari.
Beban Di Sekolah
Sedihnya saat ini sekolahan banyak sekali tuntutan. Fenomenan pendidikan di Indonesia adalah sekolah dari pagi sampai sore, tuntutan nilai semakin tinggi, beban pelajaran yang sangat luar biasa. Nah, apakah yang dikejar? Nilai atau akhlak? Coba, ditanyakan soal aqikah antara Rukun Iman atau Rukun Islam, seberapa banyal masih hapal? Anak akan cape dan stres. Nah, stres yang terus menerus akan mengubah arsitektur otak. Bagaimana mengharapkan anak menjadi cetaktan, mampu kontrol diri dan beradab jika sudah mengalami stres yang menumpuk? Nah, hal ini menyebabkan anak-anak sering lari bermain ke games.Beban belajar di sekolah menimbulkan stres pada anak? |
Aduh, Moms, mendengarkan Parenting Skill dari Kak Hilman ini aku banyak menitikkan air mata, sungguh luar biasa berat dan beban amanah menjadi orang tua itu, ya? Tapi, jika bukan kita memulai, siapa lagi? Apakah tega anak kita tergerus oleh kejahatan? Belum pornografi yang belum aku bahas. Lain kali deh ya?
Yuk, berbenah menjadi orang tua hebat! Semoga sharing ini bermanfaat ya!
Anak-anak dikenaklan pada teknologi penting supaya gak gakpetk tapi harus diawasi dan dibatasi benerbanget mbak supaya gak kecanduan ya, Jadi orang tua hebat itu berat ya harus belajar banyak
BalasHapusMasyAllah mba acaranya mengedukasi sekali ya banyak ilmunya. Jadi diingatkan kembali untuk bagaimana menjadi orang tua yang hebat. Semoga kita termasuk orang tua yang mau belajar ya dan Allah menjaga anak-anak kita. Amin
BalasHapusJadi orangtua tidaklah mudah.
BalasHapusApalagi di era digital seperti sekarang.
Bismillah, semoga ALLAH mudahkan kita ya Mak.
Anak-anak sekarang memang nggak bisa lepas dari gadget ya. Asal nggak berlebihan, gadget sangat membantu juga, terutama untuk berkomunikasi, apalagi saat sekolah online seperti sekarang ini.
BalasHapusOrang tua yg kelihatan harmonis pun, belum tentu anaknya sehat psikisnya, Mbak Naqi. Kalau kasar kan kelihatan nah yang cenderung depresi gak kelihatan. Menjadi Ortu memang harus selalu belajar ya.
BalasHapusDo'a ibu memang luar biasa ya, Mbak. Dna tantangan menjadi orang tua hebat gak mudah. Tetapi, Insya Allah kita semua bisa
BalasHapusPada dasarnya ibu adalah madrash pertama anak, jadi memang semuanya ada di kita. Sama seperti saat ini, dimana anak-anak kembali belajar di rumah bersama orangtuanya. Biasanya ada bantuan ibu guru di sekolah tapi sekarang full day belajar bersama ibunya.
BalasHapusOrang tua harus selektif banget mengenai games-games yang ada dalam gadget anak-anak mereka ya. Duh jangan sampai gara-gara games mereka jadi jahat dan berkata kasar sehari-hari. Kasihan kalau sampai terjadi karena akan mendapat banyak penolakan dari masyarakat
BalasHapusgagdet membantu aku buat bikin anak jadi makin kreatif dan berpikir kritis, karena banyak informasi positif yang dia dapatkan, lagipula banyak aplikasi yang sifatnya edukasi tapi tetap harus ada batasannya ya mba
BalasHapusThanks sharingnya Mbak. Aku bahas ini dengan anakku dan dia sepertinya memahami haha. Semoga demikian.
BalasHapusWah ilmu baru nih, Mba.. Saya pikir gadget untuk anak semua usia itu 2 jam. Ternyata beda usia beda jamnya ya. huhuhu.. saya salah banget nih. kalau nggak baca blognya mba Naqi kebablasan terus. Paling sebel kalau anak dititip sebentar sama Pak Suami. Pasti pegang gadget lama banget.. huhuhu...
BalasHapusjadi orang tua di jaman millennilas sekarang memang dituntut untuk lebih peka dan mengerti yaaa mba..thanks udah sharing ilmunya
BalasHapusSuka banget dengan kalimat ini "pentingnya menjaga perkataan orang tua agar tidak menjadi penyesalan di kemudian hari."
BalasHapusBeruntung banget ya mbak bisa mengikuti acara keren kayak gini. Terimakasih dah berbagi.
Anak-anak tuh memang bisa sangat stres karena kita orang dewasa yang kadang banyak menuntut. Jadi orangtua memang gak mudah. Makasih tipsnyaaa
BalasHapusIni acaranya sangat bermanfaat banget ya mbak karema banyak ilmu banget dan bisa kita terapkan setiap hari seperti saat ini
BalasHapusPR banget memang soal mendidik anak ya mbak? Orang tua juga selalu dituntut untuk terus upgrade ilmu parenting, biar bisa mendidik sesuai zaman.
BalasHapusHiks stress pada balita juga ada ya. Sedih :(((
BalasHapusSemoga kita jadi ortu amanah ya mba aamiin
Dimanapun Kita pasti dpt ilmu ya mba orangtua memang harus belajar setiap hari senangnya bertemu kak Hilman jd tau Cara Menjadi Orang Tua hebat.
BalasHapusParenting saat ini banyak sekali lika-likunya ya. Dengan mengikuti seminar seperti ini akan menjadi evaluasi diri untuk menjadi orangtua yang lebih baik lagi. Terima kasih sudah membagikan parenting skill bersama Hilman Almadani
BalasHapusAnakku masih kecil-kecil, Mbak, dan aku kadang merasa" ya Allah apa aku sanggup mendampingi anak-anak? Apa aku sanggup membesarkan mereka dengan kebaikan?" Kadang-kadang merasa khawatir juga dengan kemajuan jaman. Tapi kita bisanya cuma berusaha melakukan yang terbaik saja kemudian berdoa. Semoga dimampukan menjadi ortu yang amanah.
BalasHapusJadi ortu emang gak ada ilmunya namun gak ada salahnya belajar semua teori ya mbak.
BalasHapusMenarik jg mbak soal kajian gadget dan kejahatan anak2 ini, soalnya emang msh banyak lho yg pakai alasan :ah anak msh kecil, seolah lupa bahwa kebiasaan baik dimulai dr anak msh piyik yaa
Wah ternyata mbak Naqy dulu sempat tinggal di Padang ya?
Aku pernah ikutan parenting class di sekolah. Beneran pengin nangis ya, Mbak. Duh membesarkan anak zaman now sungguh berat tantangannya. Semoga ilmu parenting dari Hilman Al Madani bisa bermanfaat bagi kita semua ya..
BalasHapusBetul kalau sudah bicara soal games atau main handphone anak-anak mau dari keluarga apapun juga tentu sangat susah untuk kita atasi jika kita orang tua tidak punya formula khusus untuk memberikan kebebasan mereka bermain handphone
BalasHapusfaktor lingkungan juga sangat mendukung, anakku ngomongnya suka pakai bahasa yg kasar karena temannya juga begitu
BalasHapushoror juga baca kejahatan yang dilakuakn oleh anak, moga2 kita bisa mendidik ank-anak kita menjadi manusia yang baik, faktor lingkungan sangat berpengaruh untuk tumbuh kembang dan membentuk karakter anak
BalasHapus