Assalamualaikum Sahabat
Smart Mom,
Menjadi orang yang sering
pindah-pindah emang seru. Walau penuh pengalaman suka dan duka, tetap aja
pindah-pindah itu ada hati yang terluka. Eits, siapa itu? Kisahnya emang ada
yang mellow dan ada yang menyenangkan. Mungkin kalau ditanya, “Kamu asalnya dari
mana?” aku akan menjawab di Bengkulu. Namun, tidak bisa dipungkiri aku
kelahiran di Jambi. Jadi, tetap saja Provinsi Jambi memiliki kenangan
tersendiri. Bagaimana dengan di Padang? Selama 2 tahun di sana, melahirkan
Aisyah dan wisuda suami di Univeristas Andalas penuh dengan cerita.
1. Kota Jambi dalam Kenanganku
Kota Jambi adalah kota
kelahiranku. Aku lahir 17 Juli 1980 di Jambi. Namun, tahun 1981 keluargaku pindah
ke Bengkulu, tempat kelahiran Ayahku. Tak banyak kenangan yang bisa aku bagikan
mengenai Jambi. Walau hampir tiap tahun saat SD aku dan Ibuku ke Jambi untuk
liburan ke rumah kakakku. Naik kelas 2 SMA aku pindah sekolah ke Jambi. Saat itu
ekonomi keluargaku lagi down banget. Aku diajak pindah ke rumah kakak tertua,
sedangkan ibu akan menyusul dan tetap di Bengkulu. Selama 6 bulan aku di Jambi
menjalani hidup merantau. Aku kangen Ibu, aku kangen teman-teman sekolah, aku
kangen kegiatanku. ‘
Di Jambi, aku ikut Sanggat
Tari di Rumah Walikota. Aku juga menemani sepupuku berjualan donat. Aku
berjalan kaki dari rumah ke SMAN 1. Aku bertemu teman baru dan di sinilah
semangat menulisku makin naik. Aku lupa guru Bahasa Indonesia, Bapak ini
memberikan tugas mengarang dan aku mendapatkan nilai 9. Beliau memujiku di
depan kelas. Ya Allah, pengen banget aku mengucapkan terima kasih.
2. Kota Bengkulu dalam Kenanganku
Kota Bengkulu tempat aku
dibesarkan. Ada rasa rindu tiap aku menyebutnya. Tapi, ada juga rasa sakit yang
menjalar. Aku kehilangan orang-orang yang aku cintai di Bengkulu. Ayah, Ibu,
pamanku yang menemaniku sejak Ibu meninggal juga sudah tiada. Paman keduaku
juga telah tiada. Beliaulah seperti pengganti Ayah. Tiap masuk Ramadhan beliau
datang, mengelus kepalaku, dan tertawanya terbayang-bayang.
Bengkulu juga tempat aku
mengenal jatuh cinta. Ada cinta monyet, tahap ta’aruf dan cerita pernikahan
kami di Bengkulu. Namun, ada juga kisah dramatis yang aku lalui di rumah
Bengkulu membuat aku perlu kekuatan untuk mudik. Tapi rahasia itu aku simpan
sendiri, aku telah belajar berdamai dengan diri sendiri.
3. Kota Padang dalam Kenanganku
Tinggal di Padang banyak
kenangan indahnya. Aisyah putriku lahir di Padang dengan kondisi suami sudah
masuk perkuliahan. Terpaksa izin dan menjaga Fatih di luar ruangan. Semangat menulisku juga terpacu sejak tinggal
di Padang. Aku banyak ketemu teman-teman penulis yang sangat bersemangat. Selama
di Padang juga aku ditemani oleh teman-teman BaW dan Blogger FLP di group WA. Riuhnya
group WA menjadi penyemangat tersendiri.
Selain itu, aku banyak
jalan-jalan menikmati keindahan Kota Padang. Kami sekeluarga ke Pantai Padang,
Bukit Tinggi, Jembatan Siti Nurbaya, Masjid Raya Sumatera Barat, Istana
Pagaruyung dan menimati kuliner yang enak-enak deh.
Itulah ceritaku pengalaman
tinggal di 3 kota. Kini, cerita itu akan menjadi pengalaman yang sangat
berharga. Bagaimana pengalaman Moms semua? Kota mana saja pernah Ditinggali? Share dong!
Sepertinya bengkulu menjadi kota kenangan percintaan mba naqi ya hehehe... btw 2 tahun di padang juga enak tuh mba, jalan jalan terus. Lah sekarang mba naqi domisili dimana mba?
BalasHapusSekarang menetap di Bandar Lampung, Mbk
HapusJambi dan Bengkulu ini menjadi tujuan kunjungan aku suatu saat nanti mba. Pengen banget. Apalagi Bengkulu tuh ada wisata sejarah. Tapi di Bengkulu jadi penuh romansa buat mba ya. HHehehe
BalasHapusIya Mbk, banyak wisata sejarah di Bengkulu, ayo ke Bengkulu Mbk.
Hapusyups,, begitu juga pengalaman hidup yang aku alami, sedari kecil sudah berpindah pindah. ikut orang tua, bahkan untuk sekolah SD saja sampai 4 sekolahan yang berbeda, kemudian SMP harus 2 sekolahan yang berbeda, itulah perjalanan dimasa kecilku. banyak sekali pengalaman dan momen yang tidak bisa dilupakan.
BalasHapusPindah sekolah atau pindah kerja selalu membawa cerita ya
HapusWah beragam banget ya mba Naqi, bisa menikmati tiga kota sebagai tempat tinggal. Aku sih dari lahir sampai sekarang masih awet di Semarang, kata sepupuku aku tuh jago kandang, hahaha
BalasHapusHahha iya Mbk, seru berpetualang hehe
HapusBersyukur banget ya mbak, jadi manusia pilihan Allah yang diberi ujian hidup jalan yang berliku.
BalasHapusSekarang jadi perempuan kuat yang sukses.
Barakkalah mbak Naqiyyah.
Insya Allah, terima kasih banyak Mbk, sejuk banget baca komentarnya
HapusWah, BW kali ini, banyak cerita yang menginspirasi.
BalasHapusBaru saja BW di blog Bundayati yang berbagi kenangan masa kecil memungut nasi di kolong truk di masa pendudukan Jepang dan menikmati kue pancong yang dibawa kakek.
Sekarang tentang kota yang pernah didiami.
Sungguh BW memang layaknya silaturahmi.
Aku pernah tinggal di Pematangsiantar, Sumut, sejak lahir dan tamat SMA, kemudian ke Samarinda Kaltim kuliah, bekerja di prtambangan emas PMA di belantara Borneo, sempat icip jadi warga metropolitan Juli 2007 hingga Februari 2008, bekerja lagi di Samarinda Sebrang dan kini menetap di Balikpapan.
Wah, kayaknya memang harus buat postingan nih :D
Masya Allah, kenangan indah ya Mbk. Ayo Mbk ditulis juga.
HapusMemang memberi keasyikan tersendiri ya mengingat tiap kota yg pernah kita tinggali. Tapi kl ditanya kita ini orang apa pasti donk jawabannya adalah siapa ayah kita, hehe..bukan t4kita dilahirkan.
BalasHapusbetul bunda, tempat tinggal Ayah deh jadi kota kampung halaman hehe
HapusWah seru nih punya pengalaman tinggal di beberapa kota. Kalo aku orang tua asal Solo, aku lahir di Lampung dan besar di Bengkulu hehe
BalasHapusWah, kita tukaran ya Mbk kini menetap di Bengkulu ya?
HapusYang di Balam gak diceritakan, Mak? Cerita yang Bengkulu membuatku sesikit merinding. Kayak mengantarku ke masa kecil, ke sebuah tempat si mana aku enggan pulang, tapi tetap harus kesan. Hikz...
BalasHapusSaya sih lahir sampai mati kayaknya di Lampung aja 😆 😆. Tapi sebenarnya pengen banget bisa keliling Indonesia, sampai-sampai tahun lalu suami tak paksa daftar calon hakim biar bisa tugas keliling Indonesia. Qadarullah gak lulus mungkin krn niatnya gak bener 😄. Saya selalu senang nyimak cerita pengalaman orang nomad.
BalasHapusPenuh kenangan ya Mbak kalau kita pernah tinggal di beberapa kota. Saya sejak kecil juga gitu, SD juga beberapa kali pindah kota. 😊
BalasHapusAsyik ya keliling kota gitu untuk tinggal jadi banyak pengalaman..
BalasHapusbanyak juga pengalaman Mbak naqi di tiga kota itu. Jambi Bengkulu belum pernah kusambangi. insyaallah aku ada kesempatan berwisata disana.
BalasHapusHallo bund, duh tiga tempat itu pengen aku kunjungi pengen lihat kayak apa. Aku tinggal di Pekalongan waktu TK, pindah ke Kendal sampe gede. pernah di adopsi bude di Bali hahaha karena belum ada anak akunya ga krasan. Padahal ibuju sendiri lahir dan besar di Bali. Ga tau kenapa Jawa selalu membuat nyaman
BalasHapusKota yang Mbak Naqi sebut belum satupun pernah aku kunjungi. Semoga dalam waktu dekat. Kalau ceritaku, masa kecil kuhabiskan di Indramayu, kemudian balik ke Jakarta hingga lulus SMA kemudian kuliah di Bandung dan setelah lulus kembali ke Jakarta hingga sekarang
BalasHapusYang penasaran banget nih aku ke Bengkulu sih Mbak. Kayaknya banyak yang belum eksplor Bengkulu padahal menarik banget. Semoga suatu saat bisa traveling ke sana.
BalasHapusJadi ikutan mikir aku pernah hidup di berapa kota yaaa... hmmm, Surabaya, Jakarta, Depok, Bogor xixixi
BalasHapusDi setiap kota selalu ada kenangan baik dan kurang baik ya mbak. Semoga yang baik2 yg senantiasa dikenang yaaaa :)
Umi punya pengalaman banyak ya untuk tempat tinggal, btw sekarang di Bandar Lampung gimana kesannya ? Terutama terkait dunia blogger
BalasHapusWah Mbk Naqi pengalamannya seru ya..pindah beda kota. Jadi tambah banyak teman, juga mengenal budaya setempat. Sumatera saya baru mentik Palembang hehe
BalasHapusaku dua tahun di jambi, yang membekas banget adalah betapa bosennya aku tiap hari makan masakan padang mb.. hahahha. mb naqi anak sman 1 tho? wih wih, sekolah favorit dong.. kata temenku yang asli jambi sih.. hehehe. lucunya lagi, di jambi itu kata 'saya' diganti dengan 'kami' ya. aseli aku ngerasa aneh dan kagok banget kalo harus ngobrol pake bahasa 'kami' XD
BalasHapusSetiap tempat yang pernah kita tinggali, pasti menorehksn kenangan yang mempengaruhi pola fikir dan sikap kita dalam mengambil keputusan dalam hidup.
BalasHapusWah enaknya bisa pindah2 tempat menjelajahi Sumatera. Saya sih gak pernah ke mana2 Mbak hahaha. Cuma bisa menjelajah melalui buku. Hihihi
BalasHapusSetiap tempat memang memberikan kesan tersendiri, apa lagi jika tinggal di tempat tersebut cukup lama. Kadang kita rindu akan tempat2 tersebut.
BalasHapusWah bisa juga neh saya ikutan nulis bagaimana pengalamannya tinggal di kota atau desa yang pernah kita jalani. Seru yah menuliskan kembali kisah kita
BalasHapus