Assalamualaikum Sahabat
Smart Mom
Saat sebelum menikah,
tidaklah terbayang akan mengerjarkan tugas domestik sendirian. Bahkan diawal
menikah, kami masih memasak dengan menggunakan tunggu kayu. Aku sempat memotong
kayu bakar dan belajar menghidupkan api. Aku sempat menangis kondisi itu jauh
dari impianku. Aku menangis. Aduh, aku dulu cengeng banget menghadapi
kenyataan. Padahal masih banyak ibu rumah tangga lain yang jauh lebih sulit
kondisi ekonominya ya?
Jatuh bangun kondisi
ekonomi membuat aku memperisiapkan diri menjaid ibu rumahtangga tangguh. Sejak kelahiran
anak kedua, aku belajar menjaid ibu rumahtangga yang tida lagi cenggeng. Perlahan
tugas domestik aku kerjakan sendiri.
Jika diawal menikah aku
selalu pakai jasa ART. Bahkan pernah mengatakan, hidupku tidak akan berjalan
lancar jikan tanpa ART,hiks... dan aku dulu pesimis banget bisa hidup tanpa ART
karena masa gadis selalu dimanjakan tanpa dibebani tugas domestik.
Perlahan akhirnya ala bisa
karena terpaksa. Ya, keadaanlah memaksa aku bisa mengerjaan tugas domestik. Aku
memilih resign dan demi memangkas pengeluaran, aku memberhentikan ART dan mulai
mengerjakan tugas domestik sendirian.
1. Mencuci Piring
Dalam keluarga suami,
mencuci piring ini ada aturannya. Siapa yang sudah makan harus mencuci piring
sendiri. Piring tidak boleh menumpuk, harus segera dicuci. Berbeda dengan kebiasaan
keluargaku. Piring kotor ditumpuk dalam baskom dan dicuci sekalian. Kemudian,
setiap sebelum tidur, semua piring dan gelas kotor harus sudah dicuci, tanpa
ada yang ditinggal. Repotnya saat masih punya bayi. Mencuci piring perlu jadwal
khusus karena bayinya enggak bisa ditinggal. Badan juga capek berdiri atau
jongkok, akhirnya mencuci piring dengan kursi hehe...
2. Memasak
Aku belajar masak diakhir
selesai kuliah. Itu menjelang ibuku wafat. Saat ibu sakit aku baru bisa masak. Setelah
menikah, kemampuan memasaku terasah dengan cepat karena suamiku suka makan. Suamiku
menikmati makan besar dibandingkan cemilan, sehingga jarang banget aku masak
cemilan. Aku memilih masak gulai atau dengan bahan santan.
3. Setrika atau Menggosok Baju
Pekerjaan ini paling sulit
dilakukan. Masih saja salah kalau menggosok celana kantor Abi yang ada garis
duanya hiks... mencoba berkali-kali enggak juga bisa apalagi kalau dilipat
waduh, bisa kelihatan garis duanya. Jadilah suami lebih nyaman gosok sendiri.
Kalau baju anak-anak sering dilipat, tapi sekarang sudah ada Mbk yang bantu
gosok, jadi pekerjaan ini merdeka hehe..
4. Beberes
Pekerjaan beberes paling
tidak aku sukai. Bagiku menyita waktu dan bikin capek. Ruang A dibereskan,
ruang B berantakan. Ruang B dibersihkan, ruang A berantakan lagi. Aduh, kapan
rumah menjadi rapi? Perlahan aku
berbenah cara menata rumah, memberikan tugas pada anak-anak untuk merapikan
mainan dan menaruh tempat pada tempatnya. Jadilah pekerjaan beberes ini mulai
aku sukai.
5. Mencuci Baju
Tugas mencuci baju paling
berat dibanding tugas domestik lainnya. badanku kerap sekali drop kalau sudah
mencuci. “Loh, kan ringgal digiling bajunya?” bukannya harus dibilas? Dibilas di
luar mesin cuci? Kerap kali mencuci ini bagian tugas suami. Tapi tidak setiap
hari. Kerjaan kantor suami juga menumpuk. Namun, sejak anak ketiga lahir,
suamiku sering membantu mencuci baju. Tidak malu menjemur dan menganggat jemuran. Berbeda diawal meniah dulu,
pantangan banget kelihatan menjemur atau mengangkat jemuran hehe.... ini karena
budaya Lampung, laki-laki tabu mengerjakan tugas domestik. Padahal Rasulullah
Saw mencontohkan membantu istrinya mengerjakan tugas rumah rangga.
Nah, sahabat Smart Mom,
dari 5 pekerjaan rumah tangga di atas, mana yang Moms kuasai dengan mudah? Kalau
aku belajar berdamai dengan keadaan, jadi aku mencoba menikmatinya. Yuk, share
bagaimana tuga rumah tangga di rumah?
Posting Komentar untuk "5 Pekerjaan Rumah Tangga yang Dinikmati"
Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^