Assalamualaium Sahabat Smart Mom,
Ini memang bukan pertama kali aku bertemu dan mengikuti bedah bukunya A. Fuadi. Tapi, tetap saja aku excited banget buat hadir. Lagi perlu amunisi buat menulis panjang. Nah, alhamdulillah aku mendapat kursi ikut bedah buku Anak Rantau karya A. Fuadi ini di Bank Indonesia Lampung berkat ajakan Mbk Sasha, soalnya kuota dari panitia udah habis hehe... Untuk itu, sebagai oleh-oleh dan tanda syukur, aku menuliskan ini. Semoga teman-teman yang belum hadir jadi ikutan termotivasi ya. Bedah Buku Anak Rantau dimulai dengan kata sambutan dari Bank Indonesia.
Tak lama A. Fuadi naik ke atas panggung, memutarkan video perjalanannya dari seorang santri menjadi penulis novel best seller. Dibuka dengan kata motivasi yang ciamik sekali, “Salah satu maju untuk melompat lebih jauh adalah menulis. Efek menulis membuka beberapa kemungkinan.”
Anwar Fuadi atau disingkat A.Fuadi ini awalnya seorang wartawan tempo dan pernah hijrah ke London. Kini orang mengenalnya sebagai penulis novel mega best seller, Trainer dan Inspirator, Mendirikan Paud Menara, mendapat Juara 1 Karya Fiksi terbaik dan semua dimulai dari kata Man Jadda Wa Jaddah!
"Ada yang tertarik keliling dunia?" tanya A. Fuadi.Peserta tentu saja menjawab mauuuu dengan suara yang bergemuruh saking rame dan semangatnya. Salah satu cara bisa keliling dunia adalah dengan menulis. Menulis dapat beasiswa, bisa keliling dunia loh! Menulis seperti karpet merah agar bisa terbang kemana-mana.Kalimat ini membuat aku terpekur lama. Yap, selama ini aku pun karena menulis bisa diundang kemana-mana, bisa mencoba
Bedah Buku Novel Anak Rantau
Anak Rantau terbit 2007 setelah 4 th tidak menulis novel. Anak Rantau ceritanya cerita saya adalah anak kota yang harus ke kampungnya. Bukan dari awal atau mulainya, tapi Sesungguhnya kita merantau karena merantau di dunia dan kapan kembali Novel Anak Rantau bercerita mengenai Hepi, usia 15 th dari Jakarta hidupnya tidak bahagia tapi ibunya sudah meninggal. Dont worry be happy. “Nak kita pulang kampung!“ Luar biasakan pengalaman saat pulang kampung. Mereka pulang kampung ke Padang. Setelah 2 minggu di Padang, Ayahnya bilang.
“Sudah saatnya kita pulang, tapi hanya Ayah yang ke Jakarta, kamu tetap di Padang!” Hepi menjadi anak terbuang. Sudah tidak punya ibu, lalu Ayahnya pulang ke Jakarta. Iya merasa terluka. Ia memberontak. Ia bernjanji akann pulang sendiri dengan uang sendiri dengan dendam yang besar! Apa masalahnya si Hepi ini mencarian obat luka. Pada dasarnya luka tidak akan bisa sembuh tanpa diobati. Sering luka hati kita memaafkan saat lebaran, tapi rasa luka tetap dipelihara. Luka bisa diobati dengan kata maaf. Tapi selalu ingatkan. Maafkan, lupakan! Bagiku yang sangat menghujam kalimat ini : Luka tempat kita belajar Kalau tidak tidak luka Mungkin kita tidak tahu rasanya sakit. Suatu hari...
Tips Menulis Novel A. Fuadi
1. Awal menulis dari potongan novel, share di medsos lihat tanggapan pembaca.
2. Ketika ada cover, minta masukan ke pembaca karena bukan hanya isi tapi perwajahan itu penting. Ratusan judul buku yang covernya, judulnya. Ketika ada contoh cover buku di IG silakan pilih yang mana. Nah, pilihan pembaca ini akan mempengaruhi keputusan membuat cover. Bahkan A. Fuadi menyiapkan cover yang dirancang sendiri selain yang disiapkan oleh penerbit.
3. Keunikan A. Fuadi, selalu menyiapkan peta untuk pembaca novelnya. Ini akan membantu pembacanya dalam menguatkan imajinas.
Motivasi Menulis Novel A. Fuadi
Why?
Mengapa saya menulis?
Disiapkan sebelum menulis. Pertanyaan filosopi, tapi ini pertanyaannya penting. Nawaitunya itu penting! Belum tentu langsung tahu. Jika belum menemukan alasan mengapa menulis, cari alasan kita kenapa kita menulis. “Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.”
How? Bagaimana menulis?
Setiap orang punya cara menulis. Akan punya cara masing2 apa pun caranya bisa dipelajari. Satu hal, perlu riset. Referensi buku lain, foto, diari dll. Riset Negeri 5 Menara dengan riset pulang ke kampung halaman. A. Fuadi melapor ke ibunya ingin membuat novel. Ibunya diam tapi langsung menyerahkan sebuah kotak berisi kumpulan surat-suratnya selama 4 tahun. Suratnya dikoleksi. Bahan risetnya luar biasa. Perasaan luar biasa. Bahan dramatis adalah tulisan. A. Fuadi membaca diarynya yang ditulis sejak usia 15 th. Membaca kembali akan mendapatkan feel dan emosinya. Bongkar album foto , wawancara dll. A. Fuad melakukan riset karena belum ada buku tema pesantren, maka ia mengambil tema itu. A. Fuadi juga menyiapkan Kamus Bahasa Indonesia dan Kamus padanan kata.
When?
Kapan Menulis?
Setiap orang punya jam biologis sendiri-sendiri. Nulislah mulai dari sekarang. Nulis setiap hari, “Saat itu saya masih ngantor. Sehari bisa 1 halaman. Nah, setahun sudah berapa halaman? Menulislah yang baik-baik. Menulis yang baik yang tidak malu-maluin kita. Best seller itu bonus. Itu luruskan niat, subyek yang familiar dan lakukan riset latihan terus dan menulis lagi setiap hari. Dicicil setiap hari. Sedikit-sedikit lama-lama jadi buku.
Selain itu di acara Bedah buku ada beberapa pertanyaan yang dari peserta mengenai proses menulis A. Fuadi, salah satunya ada Tia yang kuliah di HI-Unila, “Saya suka nulis tapi satu minggu, dua minggu ditulis dibaca ulang saya membandingkan dengan karya orang lain, sehingga 1-2 th tapi belum menemukan gaya saya menulis. Bagaimana menemukan gaya menulis agar tidak seperti orang lain?” tanya Tia. Langsung dijawab A. Fuadi dengan resep menulis keren ini. “Gaya menulis tidak langsung bisa. Kalau melukiskan juga kayak gitu menulis juga dengan lukisan master. Pada masa menulis pisahkan dengan edit. free wriring. Tulis aja dulu sampai selesai, baru diedit. Masa mengedit tidak kalah penting di waktu menulis.”
Lain lagi penanya kedua yang pengen tahu gimana sih menghadapi Writing block? Sebenarnya masih banyak lagi yang akan kuulas dari Bedah Buku A.Fuadi lalu, namun cukup sekian dulu ya. Sahabat Smart Mom bisa lihat di IG Tapis Blogger kegiatan Bedah Buku Anak Rantau ya. Semoga catatan kecil di atas bermanfaat.
Padahal baru mau nanya cara mengatasi writer block sudah terjawab duluan, hihi baiklah mau melipir dulu ke IG Tapis Blogger
BalasHapusseru bangeeet bisa bedah buku bareng dengan penulis kenamaan. Banyak tips dan tricknya ya mba
BalasHapusbelom baca bukunya
BalasHapuspadahal buku buku sebelumnya saya baca
btw tips menulisnya bermanfaat
semoga nanti semangat menulis sastra lagi
Ketahuan banget nih kalau saya udah lama gak baca buku hihihi. Belum satupun saya baca buku A. Fuadi. Recommended berarti ya kalau sampai best seller begitu. Tips terakhir yang gaya menulis juga bisa diterapkan di blog. Terima kasih ya, Mbak
BalasHapusYang pasti sih kudu mulai nulis ya mba, nggak sekedar wacana, hahahaa
BalasHapus*aku nih
"menulislah yang baik-baik" bener banget ini!
BalasHapusUdah lama gak hadir di acara seperti ini jadi kangen deh. Berasa rindu banget teman-teman penulis
BalasHapusjadi penasaran baca buku aslinya kak, soalnya aku juga perantau
BalasHapusHay kak salam kenal ya....kita sma blogger, dan aku masih belajar nulis di blog....kak bisa share pengalanm nya yaa....dan kita bisa temenan di wa 087850758835 no wa aku....slam kenal
Hapuskeren nih jd dpt tips menulis novel dari penulis terkenal, penting bgt nh buat inspirasi aq yg klo nulis buku gak pernah tuntas cm terbit antologi mulu hehe
BalasHapusKayanya buki ini bakal dijadikan film lagi nih. Soalnya dari judulnya aja banyak banget orang-orang yang merantau.
BalasHapusaku suka filmnya yang 5 menara. Anak2ku juga suka banget tulisannya A.Fuadi. Inspiratif. Menginspirasi anak-anak pondok untuk lebih berani bercita-cita besar.
BalasHapusDan memang dunia menulis adalah dunia yang paling dekat buat para emak, khususnya saya bermula dari menulis asal bahkan curhat sampai bisa sedikit-dikit ada kepdean untuk share ke sosmed..
BalasHapusWah menarik sekali tips2nya. Terimakasih sdh berbagi. Moga berguna buat anakku yg pingin nulis novel
BalasHapusSeneng ya Mbak ikut befah buku, jd banyak pelajaran, informasi dan kadang menjadi inspirasi untuk menulis.
BalasHapusKerennn tipsnya. Jadi semakin pengen bikin buku sendiri...
BalasHapusHalo mba Naqi. Wah senangnya bisa belajar membuat novel langsung ama pakarnya ya mba. Motivasi untuk menulis tuh membuat aku terinspirasi untuk mencoba selalu menulis
BalasHapusAku mau dong dicolek kalo nanti tulisan ttg menghadapi writers block udah tayang
BalasHapusWah, tips menulisnya Oke banget mba. Makasih ya sharingnya. Suka banget quote "kalau tidak luka mungkin tidak tau rasa sakit" Mak jleb
BalasHapusKemarin2 semangat nulis sempat kendor banget, baca ini jadi pingin ngencengin lagi. Asik yaa bisa datang ke acara2 bermanfaat seperti ini :)
BalasHapusAhh.
BalasHapusNgiri banget bisa ketemu A fuadi.
Karyanya emang keren.
tapi terlihat betapa gigihnya dia mewujudkan mimpinyaa
Kok ayah nya kocak ya anaknya di buang hehehe tapi seru juga jadi perantauan seorang diri, banyak belajar jadinya
BalasHapusinspiring bnaget nih kakak Fuadi, bikin kita jadi semangat menulis. memang proses menemukan gaya tulisan tuh lama banget. aku juga suka labil gaya nulisnya
BalasHapusYa..ampun sampe lupa kalau saya juga punya buku ini tapi blom dibaca2.
BalasHapusAstaga..
Karya kang A Fuadi itu emang khas, salah satu yg monumemtal bgt ya itu masjid 5 menara
Pisahkan menulis dgn editing. Nah..betul banget ini ya..kalau nulis blom selesai, sudah diedit-edit..malah jadinya berhenti sblm selesai! Haha.. TFS mba ...
BalasHapusWah A Fuadi, novel2nya ada di rakku. Suamiku sih yg suka, aku numpang baca haha.
BalasHapusSeru ya ketemu penulis besar dan dapat ilmu menulisnya. <Moga makin banyak penulis2 Lampung, khususnya yg muda2, yang bisa menulis novel best seller yg bermanfaat :D
Aaaaa..pengen bikin novel juga biar bisa keliling duniaa.. Udah nyoba sih, tapi koq susah yaaa, huhu, butuh kemauan ekstra nih kayaknya.
BalasHapusMasyaAllah salah fokus sama foto mba dan mba sasya. Tapis blogger kece ya pergerakannya.
BalasHapusBaca gmn AF riset lewat diarinya jadi sedih ingat diary yang ditulis sejak smp dibuang menjelang hari pernikahan wkwkwwk karena alay. Padahal nilainya tak terhingga.
Btw mba folback ig akuh dung hihi #umi.journey
Waah .. A. Fuadi salah satu penulis favorit saya, Mbak. Sukaa dengan gaya penulisannya, juga penggambarannya yang detil. Pantas saja, risetnya pun dilakukan dengan sungguh-sungguh ya..
BalasHapusSetuju banget bahwa luka membuat kita belajar.. Terima kasih tuk sharingnya mbak, senengnya ya bisa ikut hadir di penulis favorit.
BalasHapusAku belum bisa konsisten untuk bisa nelis tulisan yang panjang kyak novel. huhuhu konsisten emang nggak mudah yaa
BalasHapusSaya, mau. Menjawab pertanyaan yang di-highlight. Acara seperti ini bisa menjadi penyemangat saat mood nulis sedang meredup ya mba. Jadi tahu, tulis saja sampai selesai, baru diedit. Siap praktek!
BalasHapusSebagai seseorang yang pernah merantau cukup lama, saya jadi pengen baca bukunya nih 😁
BalasHapusAku jadi inget momen dua kali ngobrol dan nyimak pemaparan A.Fuadi mbak, di Bekasi dan Kendari, pas diminta nemenin makan siang lagi sama panitia. Auranya kalau orang inspiratif itu emang beda. Semangat jadinya ~
BalasHapusMasyaAllah proses riset untuk buku-bukunya panjang ya mbak.. gak heran kalo setiap tulisan beliau, feel-nya dapet banget.
BalasHapusAlhamdulillah makasih mbak tips dari A. Fuadi-nya di-share di sini. Pasti seneng banget ya bisa hadir di acaranya kemarin. :)
BalasHapusKegiatan yang sangat positif dan pasti sangat dibutuhkan oleh para penulis atau nara blog.
BalasHapusSenangnya dapat oleh-oleh dari mba Naqi.
Belum pernah ikutan bedah bukunya mas A Fuadi. Tapi dengan membaca tulisan mbak Naqi, saya jadi ikutan belajar. tFS mbak
BalasHapusBunda keren bisa seacara sama Fuadi, dih aku suka tulisan beliau.
BalasHapusKece banget dia dalam menerangkan dan membagi cara menulis yang biar terus bermanfaat
Ya Allah, aku pengen bisa menulis dengan konsisten lagi. Semoga.
A fuadi kapan ke Bengkulu. Keren nih bisa hadir di lampung, berbagi ilmu kepenulisan ya
BalasHapusSalam kenal sahabat blogger, kenalin q dar bali...dan aku baru belajar nulis di blog....yaaachhh itunh2 iseng aj kak...salam kenal ya...kita bisa berteman di wa 087850758835.
BalasHapus