“Ah, namanya juga anak
laki-laki! Pasti aktif!”
Begitu seorang ibu paruh
baya penegurku. Ketika itu Faris masih usia balita. Pun ketika adiknya lahir,
Fatih juga memiliki keaktifan yang sama. Keduanya begitu lincah bak bola bakel.
Lalu, adiknya lahir. Bayi perempuan yang
lucu bernama Aisyah. Lamban laun, Aisyah tumbuh menjadi gadis kecil yang aktif
dan pemberani. Entahlah apa karena lingkungan di sekitar rumahku banyak anak
laki-laki sehingga Aisyah tumbuh aktif dan lebih percaya diri.
Sejak hamil Aisyah, aku
memang lebih banyak aktif di luar rumah. Saat itu masih menjadi Ketua FLP
Wilayah Lampung. Kegiatan mengisi Pelatihan kepenulisan, MC dan mengelola Taman
Baca Keliling aku lakukan dengan gembira, walau berbadan dua. Bahkan saat hamil
usia 7 bulan masuk 8 bulan, kami sekleuarga pindah ke Padang. Wah, sejak dalam
kandungan Aisyah memang sudah diajak jalan-jalan ya, hehehe...
Saat Aisyah lahir, aku
memang menginginkan anak perempuan yang percaya diri. “Pengen sih nanti Aisyah
jago public speaking,” doaku kala
itu. Soalnya, aku ngefans banget sama orang-orang yang pintar pemandu acara. Apalagi
melihat presenter acara talkshow parenting.
Pengalaman saat anak kedua, Abang Fatih mudah takut dengan orang yang
belum dikenal. Fatih batita sangat sulit ditinggal atau dititipkan di day care. Bahkan saat hari pertama masuk
PAUD, Fatih menangis dan menolak hingga tantrum. Pengalaman ini memicuku agar
mendidik Aisyah lebih berani.
Berani berenang nih :) |
Nah, sejak itu aku mencoba
mengajak Aisyah melatih keberanian dengan mengajak bermain plosotan. Mungkin sebagian
anak kalau bermain plosotan itu menyenangkan. Apalagi sensasi meluncurnya.
Awalnya Aisyah selalu dibantu saat akan meluncur di plosotan. Terus begitu saat
menjemput Abang Fatih sekolah, Aisyah lari minta main plosotan. Lama-lama,
Aisyah sudah berani meluncur sendiri. Cukup kaget juga sih, diusia belum 3
tahun Aisyah sudah berani plosotan sendiri. Beda dengan Abang Fatihnya.
Betul ya, setiap anak itu
unik dan tidak dapat disama ratakan. Kepada
anak-anak aku menyiapkan waktu 3 B setiap harinya, yaitu :
1. Bermain
Bersama Aisyah setiap hari aku menyiapkan permainan. Tidak perlu permainan yang mahal-mahal. Cukup yang ada di sekitar rumah. Kadang beli yang murah di pasar. Saat ini Aisyah senang bermain lego, masak-masakan dan menulis. Jadi aku menemani Aisyah bermain. Jadwal menulisku biasanya pagi hari setelah Mas Faris dan Abang Fatih sekolah. Nah, saat berdua dengan Aisyah saja, paginya aku bermain dulu. Ini penting mengawali hari dengan bermain. Biasanya Aisyah tidak akan rewel kalau sudah puas bermain dipagi hari bersamaku. Berbeda kalau aku cuek dan sibuk di dapur. Ada saja penyebab rewelnya Aisyah.
2. Belajar
Belajar untuk anak batita tentu akan berbeda dengan anak sekolah ya. Aisyah aku kenalkan doa-doa dan surat pendek. Saat ini belum terlalu lancar bicara dengan tegas, tapi sudah bisa mengikuti Al Fatihah dan Huruf Hijaiyyah. Aisyah juga aku kenalkan kata ‘ajaib’ seperti tolong, terima kasih, maaf, salam dan sapa, serta permisi. Ini perlu sekali mendidik anak dengan 5 kata ajaib ini agar anak memiliki karakter yang baik. Akhlak yang baik dan dalam Islam, salam berarti sebuah doa. Alhamdulillah Aisyah sudah terbiasa saat masuk rumah sudah bisa mengucapkan salam.
3. Berbicara
Di zaman digital ini. Banyak orang tua yang selalu berhubungan satu dengan lainnya dengan gadget. Kadang lupa, saat bersama anak, tidak lepas dengan gadget. Bahkan di meja makan, masih saja memegang gadget. Acara ngobrol bareng anak jadi di nomer duakan. Tak jarang, anak mengalami keterlambatan bicara karena terlalu lama bermain dengan gadget. "Udah diem, Ibu mau masak dulu! Sana main hp!" atau anak akan merengek dan rewel saat tidak diizinkan bermain hp. Ya, aku sendiri mengalaminya. Aisyah kalau diajak rapat atau acara dalam ruangan, suka cemburu dengan hpku. Maka, ia akan menangis meraung minta nonton Tayo.
Untuk itu, aku lagi menerapkan makin sering berbicara atau ngobrol dengan anak. Kalau Aisyah senang diajak mendongeng dengan boneka tangan. Jadi, aku bercerita dengan boneka tangan atau sebelum tidur dibacakan buku cerita. Nanti Aisyah akan menunjuk gambar dari buku yang dibaca, kami jadi saling ngobrol deh hehe... Atau sering aku tanya begini :
Aisyah yang berani dan aktif di depan Gedung Sate, Bandung |
Untuk itu, aku lagi menerapkan makin sering berbicara atau ngobrol dengan anak. Kalau Aisyah senang diajak mendongeng dengan boneka tangan. Jadi, aku bercerita dengan boneka tangan atau sebelum tidur dibacakan buku cerita. Nanti Aisyah akan menunjuk gambar dari buku yang dibaca, kami jadi saling ngobrol deh hehe... Atau sering aku tanya begini :
Umi : "Siapa namanya?"
Aisyah : “Aisyah,”
Atau
Umi : “Aisyah tadi dari mana?”
Aisyah: "Rumah teman,”
Umi : “Siapa nama temannya?”
Aisyah : “Nasitah,”
Begitulah
dialog aku dan Aisyah. Kini Aisyah
tumbuh menjadi anak yang aktif, berani dan lebih percaya diri. Pernah saat
mengantarkan Abinya wisuda di Padang. Aisyah tidak mabuk diperjalanan. Aisyah
bahkan semangat sekali melihat mobil bis yang ditemui. Sepanjang proses wisuda
Abi, Aisyah juga lincah ke sana-kemari. Namun sayang, saat siang hari karena
kami juga sudah kecapekan mengikuti proses wisuda, kami sekeluarga makan siang
dan memesan ice cream. Nah, di sinilah kelalaianku. Aisyah makan ice cream dan
saat sampai di hotel, Aisyah mandinya kelamaan. Akhirnya malamnya Aisyah demam.
Sedih sekali melihat Aisyah yang lincah dan ceriwis menjadi tiduran saja.
Badannya panas dan tak mau makan.
“Gimana
nih? Kita mau perjalanan jauh!” ujarku pada suami.
“Kita
batalkan ke Batu Malin Kundang, kita langsung ke Lampung!” kata suami.
Jadwal
jalan-jalan kami juga diganti. Kami yang awalnya ingin melihat Batu Malin
Kundang akhirnya batal hanya sempat mampir ke Masjid Raya Sumbar dan membeli
oleh-oleh.
Memahami Anak Sakit
Sepanjang
perjalanan Padang-Lampung aku berdoa agar Aisyah segera sembuh. Aisyah tak mau
makan dan lemas. Matanya merah berair dan tak mau makan sama sekali. Kami pun
berhenti ke apotek mencari obat penurun panas. Alhamdulillah obat yang dicari ketemu,
namanya Tempra. Jika saja di rumah perawatannya akan beda. Namun, sepanjang perjalanan aku berusaha
memahami Aisyah yang sedang sakit dengan cara :
1.
Dibelai
2.
Dimanja
3.
Diperhatikan
4.
Menahan emosi mengikuti permintaan anak dan
kerewelannya.
5.
Jangan panik
6.
Berdoa
Ya, setelah membujuk Aisyah makan beberapa roti, akhirnya aku berani memberikan Tempra syrup kepada Aisyah sesuai dosis yang disarankan. Apalagi aman bagi lambung. Saat meminumnya tak perlu dikocok larut 100%. Setelah itu Aisyah tertidur dengan pulas. Sesekali aku memijat lembut ke dada, punggung dan bagian kakinya. Alhamdulillah saat sampai di Solok, Aisyah sudah mau makan nasi dan ayam goreng. Senang sekali Aisyah mulai ceria. Walau makannya maish sedikit dan badannya masih agak panas, tapi sudah terlihat perubahannya. Perjalanan kembali dimulai. Saat subuh, kami berhenti. Usai makan cemilan, aku memberikan Tempra Syrup lagi. Aku percaya sesuai dengan dosisi yang tertera. Apalagi infonya dosis tepat (tidak menimbulkan over dosis atau kurang dosis) membuat aku lebih tenang.
Saat anak demam, sebaiknya Moms melakukan hal berikut :
1. Ukur suhu anak dengan termometer. Batas toleransi adalah 38, 3 derajat Celcius untuk anak-anak.
2. Lakukan kompres bagian kepala, ketiak dan selangkanagan dengan air hangat (kehangatan tidak melebihi subuh tubuh).
3. Jika berusia di atas 3 bulan, beri obat penurun panas sesuai petunjuk dokter.
4. Kenakan baju tipis dan longgar agar anak tidak kegerahan dan cek sirkulasi udara di dalam ruangan. Atur AC sesuai dengan kebutuhan anak.
5. Jika suhu meninggi, lepas seluruh pakaiannya,dekap dalam pelukan, sehingga panasnya bisa pindah ke tubuh Anda.
6. Selalu beri minum agar tidak terjadi dehidrasi.
7. Segera bawa ke dokter bila :
- Demam tak juga reda setelah 2-3 hari diobati sendiri
- Si kecil berusia bayi
- Anak demam tinggi
Nah, semenjak kejadian
itu, aku selalu siap Tempra Syrup dalam perjalananku. Saat liburan tahun baru
kemarin, kami mudik ke Lampung Timur. Aku tak lupa membawa Tempra dalam tasku. Alhamdulillah
Aisyah sehat sepanjang perjalanan. Bahkan lincah dan aktif.
Nah, sahabat Smart Mom, itulah pengalamanku dalam
mendidik anak perempuanku menjadi anak yang aktif, berani dan sehat. Bagaimana
pengalaman Smart Mom di rumah? Tentu banyak cara ibu dalam mengungkapkan rasa cinta kepada buah hatinya ya! Share yuk!
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra.
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra.
aku tuh paling takut kalau anak demam, krn aku selalu inget adikku lagi kecil kalau demam sering kejang2
BalasHapusMba Naqiyyah yg super sibuk, sehat selalu ya dan keluarga aamiiin
BalasHapusBener2 Smart Mom niy Mak naqi, sehat selalu buat Aisyah dan Mamanya juga.
BalasHapusbtw Aisyah bermain ke bandung ga ketemu tante Ncii iihh, kan kita bisa bermain bareng guling2an di rumput Mesjid Agung.
Ooo main prosotan itu bisa mendidik anak jadi berani ya. Hmm.. Anak ketigaku seneng banget kalau ada prosotan, padahal mah belum ajeg mrosotnya. Xixixi.. Maklum lah blm 2 th. Tapi ga ada takutnya udah jatuh juga.^_^
BalasHapusBerani perlu dukungan orang tua, bahkan berani mengeluarkan pendapat yg terkadang suka bikin ayah ibu tercenggang
BalasHapusBermain saat menyenangkan bagi snag anak. Yg penting di awasi, jangan keasikan ngobrol sama orangtua yg lain atau makan bakso. Et dah saking asiknya makan
BalasHapusLuar biasa ya mbak, semoga anak-anak nya sehat selalu dan tetap menjadi keluarga yang ceria... amiin
BalasHapusPendidikan anak memang penting, tapi masih banyak anak yang tidak mendapatkannya, sering saya melihat anak-anak dilarang bermain, padahal kan dunia anak dunia bermain. Tambah sukses mba naqi, dan semakin banyak artikel parentingnya..
BalasHapusAisyah tumbuh jadi gadis tangguh dan pemberani. Ngebolang bareng Aisyah pasti seru nih. Karena dia pasti ga takut kalau diajak ini itu. Sehat terus ya Aisyah dan mbak Naqi
BalasHapusAku juga selalu bawa tempra kalau liburan. takutnya anak tiba2 demam.
BalasHapuskalo anak sakit , seorang ibu pasti sedih ya mbak .apalagi liat anak gak ada senyumnya saat sakit , untung ada tempra sahabat anak saat sakit jadii senyumnya aisyahh merkahh lagii dehhh ..
BalasHapussehat selalu aisyahh ..
Terima Kasih Mbak Naqiyah, akan saya coba tips 3B nya ke anak laki laki ku, meski jarang dirumah karena kerja. Kadang juga rasa sedih berangkat masih tidur dan pulang sudah tidur.
BalasHapuscara mendidik anak perempuan ini semoga bisa aku terapkan mbak suatau harinnati jika sudah berkeluarga dan memiliki anak perempuan.
BalasHapusMakasi tipsnya ya Mak Naqi, sehat-sehat terus ya Aisyaaaah <3
BalasHapusAnak demam itu seringkali bikin kita sebagai emak feeling guilty ya mbak.. huhuhu.. btw, makasih loh mbak tips meningkatkan pede nya.. bisa langsung dipraktekin ke Rania nih hehehe.
BalasHapusTipsnya keren keren mba. Kadang kalau anak rewel kita suka panik dan akhirnya ngomel
BalasHapusTulisan yang sarat dengan manfaat dan pembelajaran..semoga aku segera dikasi anak sama Allah biar bisa praktekkan tips ini..Amin...Salam dari Lombok ya mbak..:)
BalasHapusIbuku jg selalu wanti2 spy ajak anak bicara terus.
BalasHapusAnak2 jg mulai protes kalau ibunya pegang gadget mbak hehe
Aihhh..pinternya Aisyah. Sehat selalu ya nak :)
BalasHapusBener banget, setiap anak itu unik, dan sebagai ibu kita harus teruuss belajar supaya bisa menberi stimulasi yg tepat :D
BalasHapusAisyah aktif nya banget banget. Keaktifanya butuh di awasi. Jadi inget ponakan-ponakan yang aktif banget harus diawasi klo gak wah ngilang sana ngilang sini.
BalasHapusanak perempuanku juga aktif sekali, tapi dia pemalu kalau di sekolah. Untunglah sekarang sudah berkurang, karena aku "bisikin " setiap hari hihihi...
BalasHapusAnak yang aktif memang menyenangkan, asal tidak membuatnya jadi lelah dan sakit. Sehat terus Aisyah ^^
BalasHapusSedih memang kalau melihat anak sakit yaaa mba
BalasHapusTempra menemani perjalanan kehidupan ketika anak sakit ya bund, legend ini tempra dari jaman ak kecil juga :-D
BalasHapussehat terus ya dek Aisyah
Harus di catet neh. Eh Tempra pilihan keluargaku juga neh
BalasHapuskebetulan anak aku dua-duanya perempuan, dan tulisan ini banyak banget poin-poin yang bisa aku petik. makasih ya mbak sharingnya
BalasHapusSenang banget kalo anak tampil percaya diri ya mbak..semoga Aisyah tumbuh sehat dan pintar ya naak :)
BalasHapusMelatih kepercayaan diri anak penting banget ya Mba untuk bekal kemandiriannya. Nice Share Mba.. Sehat selalu untuk Aisyah :)
BalasHapusbaca cerita Aisyah kok ya mirip anakku. Aku berharap dia jadi MC karena suka ngomong. Hihihi. Kalau Aisyah latihan pakai mic, aku biasanya bermain peran. Pura-pura jadi petugas perpus lalu SID yang akan mendaftar menjadi anggotanya.
BalasHapusPonakanku laki-laki mbak.. Tapi tips-tipsnya bisa dicontoh juga nih..
BalasHapusSaya sepakat dengan konsep 3B-nya, Mbak. Apalagi dunia anak kan masih dunia bermain :)
BalasHapusKonsep 3 B ini harus terus diterapkan pada anak, agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas tapi juga peka
BalasHapussehat-sehat terus ya Aisyaaaah :*
BalasHapus