Assalamualaikum
sahabat Smart Mom,
Rabu,
22 November 2017 lalu kami dari Tapis Blogger mendapatkan 5 tiket gratis nonton
Film Naura dan Genk Juara. Acara Nobar ini diadakan oleh Ibu Yustin Ficardo dengan mengajak anak-anak
dari berbagai sekolah dan ada artis cilik Naura.
Aku
tiba di MBK pukul 13.45 WIB. Kulihat sudah banyak sekali peserta yang hadir.
Ternyata lagi berlangsung Meet and Great dengan para pemain. Ada Naura yang
disambut heboh oleh anak ABG. Dari samping panggung aku melihat anak-anak yang
hadir sebagian memegang hp dan mengabadikan acara itu dengan memotret dan
membuat video. Anak-anak SD sekitar usia 12 tahun tumpah ruah di MBK.
Ramai anak-anak Lampung yang krisi idola anak, akankah Naura menjadi Idola yang dicari? |
Tak
lama aku bertemu Yoga sesama teman Tapis Blogger, kami memilih langsung ke
Bioskop XXI menemui Rinda yang sudah menunggu. Kami pun bersiap masuk ke
Theater 1. Sambil menunggu yang lain,
aku mengamati calon penonton yang terdiri dari anak-anak SD.
“Boleh
diantar ke dalam ya?” tanya seorang ibu.
Oh
ternyata nobar hari ini hanya untuk anak-anak ya? Tanpa didampingi orang tua.
“Ini
keponakanku menang give away dapat tiket gratis,” seorang tante menemani
keponakannya.
“Oke,
nanti di dalam aku dampingi,” ujar Novi salah satu teman di Tapis Blogger.
Akhirnya
kami masuk ruang bioskop sesuai nomer bangku yang kami dapat. Dan surprise sih
bangku kami duduk pas di depannya pemain Naura.
“Nonton
ya, jangan su’uzon dulu,” ujar Mbk Nola pemain sekaligus Ibu Naura di alam
nyata.
Oke
fix, aku akan menilai Film Naura dan Genk Juara dengan menonton secara cermat.
Usai Nonton Film Naura
dan Genk Juara
Film
dimulai dengan adegan lomba sains antar sekolah. Naura dan teman-temannya
tampak ujuk kebolehan dengan penemuan sains yang menakjubkan. Peserta tersebut
ada Naura, Bimo dan Oky. Ketiganya pun akhirnya mewakili lomba sains tingkat berikutnya
di Kemah Kreatif. Namun, walau Bimo nilai tertinggi, atas pertimbangan
kepemimpinan dan pengalaman, Naura dipilih sebagai ketua kelompok.
Petualangan
pun dimulai. Naura akan kemah selama dua hari. Saat meminta izin orang tua
membawa haru karena Ayah dan Bunda tanpak cemas dan sulit melepaskan. Di sini
dimulai musikalisasi antara Naura dan Ibunya (Nola AB Three).
Dalam
perjalanan ke kemah kreatif, Naura membuka tab kesayangannya dan melihat berita
penculikan hewan satwa. Di sana tertera dengan jelas penjahatnya lari ke Lampung. Bahkan mobil sang penjahat juga plat BE. Tiga penjahat yang dikenal
dengan Trio licik. Wow, Lampung tempat
pelarian penjahat? Hadeeh... di tengah lagi menjaga nama baik Lampung
sebagai provinsi berprestasi malah kena sorot hiks hiks....
Nah,
di sini dimulai rasa tak nyaman pertama menonton Film Naura dan Genk Juara
Karena
ketika berangkat dan sampai di Kemah Kreatif, Naura sang pemeran utama menggunakan
celana pendek atau hotpants. Celananya
sangat pendek. Aku sempat berpikir. Anak usia 12 tahun itu lagi masa akil
baligh loh. Masa sambi nari, nyayi dan berguling-guing di rumput dengan celana
pendek begitu.
Ini
sangat bertentangan dengan adat timur kita. Bukan hanya Naura yang memakai
celana super pendek itu, ada beberapa anak pemeran latarnya.
Tiba
di lokasi Kemah Kreatif yang sejuk dan nyaman disambut oleh Bu Tika sebagai
kepala danger dan Pak Marsono. Namun, karena Bu Tika harus mengurus kenaikan
pangkatnya dan harus keluar kota, Maka Bu Tika mengangkat Pak Marsono sebagai
penangungjawab. Pak Marsono ini digambarkan genit dan psikopat. Terlihat saat
ia menyekap anak-anak di sebuah ruangan dan memutuskan jembatan gantung. Ih,
serem banget dan aku makin nggak nyaman yang kedua ketika Pak Marsono bilang, “Jangan lupa doa bobok ya!”
ow...ada ya penjahat yang menyekap sambil mengingatkan anak-anak buat doa
bobok? Naura bahkan sempat nangis dan ingat kedua orang tuanya karena tak bisa
jadi ketua regu yang baik.
Di
sisi lain, Kipli seorang bocah yang yatim piatu dan sudah sejak kecil diasuh Bu
Tika dan bagian tim pelindung satwa melihat keganjilan di tempat penangkaran
hewan. Kipli menemukan suntikan dan catatan. Ia mengumpulkan dan memberikan
kepada Pak Marseno, tapi Pak Marseno tidak mempercayainya. Pak Marseno malah
bermuka genit dengan Bu Lastri.
Tiga
penjahat menculik hewan satwa dan juga Oky. Oky disekap dan tidak diperbolehkan
untuk buang air kecil. Untungnya ia membawa monyet kecil milik Kipli yang
memegang gelang berisi GPS buatan Naura. Melihat guru yang tidak di tempat
karena sibuk mencari Oky (hadeeh kok bisa guru tidak ada satu pun menjaga di
kemah ya?), Naura memimpin teman-temannya menyelamatkan Oky dari sekapan
penjahat. Naura memimpin teman-temannya mengejar mobil penjahat melalu GPS yang dimilikinya. Ia
berhasil menghadang penjahat dengan teman-temannya dan melempar dengan
percobaan baik roket dan lainnya. Hingga penjahat itu lari tungganglangang dan
akhirnya tertangkap.
Namun rasa tak nyaman ketiga ini sangat mendasar. Salah satu penjahat banyak mengucapkan kalimat suci seperti istighfar, Allahu Akbar dan doa makan (yang salah diucapkan) saat ia ketakutan karena melihat asap menyerupai bayangan sehingga dikira si penjahat melihat hantu. Fatal sekali karena penjahat itu mengucapkan doa mau makan, penonton anak-anak itu tertawa lepas. Doa mau makan kok jadi penangkal syetan?
Namun rasa tak nyaman ketiga ini sangat mendasar. Salah satu penjahat banyak mengucapkan kalimat suci seperti istighfar, Allahu Akbar dan doa makan (yang salah diucapkan) saat ia ketakutan karena melihat asap menyerupai bayangan sehingga dikira si penjahat melihat hantu. Fatal sekali karena penjahat itu mengucapkan doa mau makan, penonton anak-anak itu tertawa lepas. Doa mau makan kok jadi penangkal syetan?
Mungkin
ada yang berpikir, itu spontanitas aja kok oleh pemain, tidak ada di skenario!
Olala... ibarat kita membuat tokoh cerita, kita memilih nama dan karakter tokoh
dengan cermat. Bahkan di outline kita membayangkan bentuk fisik tokoh utama hingga tokoh
antagonis kan? Kalau nama Aminah tidak pantas dijadikan tokoh antagonis. Kalau
anak baik hati cocok diberi nama Shofia, tak pantas kalau sebagai psikopat. Ini
kita perhatikan benar siapa tokoh utama dan tokoh pendamping. Begitu juga
dengan tokoh penjahat. Kalau dia emang terbiasa sehari-hari mengucapkan itu,
sebaiknya ganti saja sejak awal perannya. Tak cocok sebagai penjahat!
Nah,
film ini masih panjang kalau mau aku bahas sampai endingnya. Tapi aku melihat
dari sisi aku sebagai orang tua lebih tepat sebagai ibu :
1. Dari adat ketimuran, celana yang dipakai Naura sangat disayangkan. Musikalisasi yang bagus, lokasi Kemah Kreatif yang cantik jadi terasa tak pas dengan celana pendek Naura.
2. Banyak kelalaian yang dilakukan dalam menggunakan ayat-ayat suci Umat Muslim di Film Naura. Kita bahkan baru saja melihat kejadian Ahok yang terpeleset bicara dan melukai Umat Muslim. Sebaiknya film ini juga belajar dari rasa sensitif ini. Kalau pun dipotong tanpa ada ucapan istighfar, Allahu Akbar dan pelesetan doa mau makan itu, penjahat yang digambarkan sudah sangat seram kok. Bisa saja dicari latah yang lain yang tidak menyinggung sisi agama.
3. Film ini perlu pendampingan orang tua. Saya tidak merekomendasikan anak-anak nonton sendiri tanpa pengawasan orang tua. Suasana sangat mencekam saat penjahat memutuskan jembatan gantung. Naura dan Bimo tak tampak mengucapkan doa atau ketakutan dan ketergantungan pada Tuhan.
Demikian 3 Catatan Merah usia nonton Film Naura dan Genk Juara semoga
orang tua semakin sadar dalam memilih
tontonan anak dengan bijak. Apakah film adalah ramah anak atau emang cocok
untuk anak usianya.
Note : Demi kenyamanan bersama, foto asli dihapus dan dikoleksi pribadi.
Nyimak ketua. bagus reportasenya. masih bagus petualangan Sherina ya, hehehe
BalasHapusterima kasih Pimred Jejamo.com
Hapussaya setuju point 1 dan 2 nya mba. terlepas dari pro dan kontra, saya pun ketika melihat thriller nya di youtube, nontonnya sambil nyureng, ini anak kecil di film anak2, celanannya kok pendek banget, contoh buruk buat anak2 yg lain, menurut saya sih... dan utk penjahat, akan lebih bijak tdk membawa2 ucapan2 yg menjurus pada SARA, saya setuju banget bahwa Kalau pun dipotong tanpa ada ucapan istighfar, Allahu Akbar dan pelesetan doa mau makan itu, penjahat yang digambarkan sudah sangat seram kok. Bisa saja dicari latah yang lain yang tidak menyinggung sisi agama. Makasih utk me review nya
BalasHapusIya Mbk, soalnya penjahatnya sering banget mengucapkan itu. Kalau emang pribadi pemain spontan, sebaiknya dihapus aja. Enggak akan mengubah jalan cerita.
HapusHarus didampingi ya mbak. Padahal saya lihat status filmnya SU (Semua Umur), bukan BO (Bimbingan Orangtua). Semoga nanti hadir film anak yang benar-benar berkualitas dan tidak menyinggung hal-hal sensitif.
BalasHapusPerlu banget, ada adegan anak-anak berbahaya. Naik di jalan gantung, pakai climbing melawan penjahat. Itu adegan tidak bisa ditiru sembarang anak
HapusMencerahkan
BalasHapusmakasih boy, secerah wajah emak enggak? Hehe
HapusHehehe jadi berasa nonton Oky jelly drink ya, Naqi. Poin 3 aku setuju. Penjahatnya latah mengucapkan kalimat allah, sementara anak-anak waktu naik jembatan gantung dll gak diperlihatkan berdoa dll. Jadi kewolak walik. Oiya, komentar ini bukan ajakan boikot. Ntar ada lagi yang teriak-teriak, "Dikit-dikit boikot!" Ini cuma komentar dari ibu yang kecewa udah ngajak anak-anaknya nonton. Tapi gpp deh jadi bahan diskusi kami di rumah.
BalasHapusIyaaa bangets Mbk, aku juga mikir kenapa itu anak-anak satu pun tak ingat Tuhan. Padahal jurangnya dalam bangets kalau kepleset ngeriii... thanks Mbk sudah mampir.
HapusJadi jelas sudah, bukan orang yg nonton yg sensitif, tapi film itu sendiri yang tidak sensitif terhadap budaya kesopanan yang dijunjung tinggi, dan cenderung asal2an memasukkan unsur agama tertentu. Jadi wajar saja banyak yang tidak suka dengan film ini
BalasHapusIya Bang, sebaiknya jangan mengelola isu sensitif. Anak-anak kan bisa jadi korban, padahal setting ceritanya keren
HapusAku blm nonton..bakalan nonton kalau udah tayang di TV..he2,
BalasHapusAku cuma baca tentang segala petisi itu... tapi baca ini jadi paham..
iya Mbk, makasih ya
HapusWaktu lihat berita di Tv tentang film ini, rasanya senang karena ada film anak (lagi) setelah sekian lama. Sayang rupanya filmya tidak sesuai harapan 😢
BalasHapusNostalgia bisa buat kita yang seumuran dan pernah nonton Petualangan Sherina. Tapi, anak-anak sangat perlu didampingo ortu
HapusMungkin mbak blogger pertama atau malah satu2nya blogger yg berani menulis apa adanya,tak mau mencari pembenaran semata-mata untuk menyenangkan pemberi tiket gratis. Terima kasih.
BalasHapusTerima kasih atas apresiasinya Mbk, kami dari Komunitas Tapis Blogger ada 5 blogger yang diundang. Insya Allah menulis sesuai yang dilihat.
HapusDuh, liat celana pendeknyaaa.. pendek sekali ya...
BalasHapushiks hiks
HapusSetuju, Mba. Entah pembuat filmnya berkiblat k mana ato munkin gagal move on. Lagian, pas syuting jg, misalkan tokohnya latah nyebut istighfar ato apa gt yg gak ada di script, pasti kan di-cut. Logikanya jg jadi berantakan. Kemah pake hotpants emangnya gak gatel2 ato takut digigit hewan? Apa yg bikin film gak tanya2 dlu ke orang yg biasa kemah? Aneh filmnya mah
BalasHapuskostumnya enggak cocok buat anak seusia itu, apalagi Indonesia menjunjung adat timur.
HapusTerima kasih infonya Mbak Naqi. Anak saya malah tidak tahu tentang Naura yang beken ini. jadi, dia nggak akan minta nonton filmnya.
BalasHapussama Mbk, anakku yang sulung kutanya juga tak paham :)
HapusReviewnya keren Naqy. Objektif banget. Suka. Makasih ya
BalasHapusMakasih banyak Mbk Ade yang sudah membaca :)
HapusPoint no 1 dan 3 aku setuju. Kalau no 2, aku anggap
BalasHapussebagai minimnya dia akan pengetahuan ttg islam. Dan justru itu butuh BO.
Suka reviewnya tidak bernada kebencian. Nice dan lebih masuk akal.
Makasih Mbk Desy, iya Mbk perlu banget BO
HapusMendambakan film anak yg seperti petualang Sherina dulu
BalasHapusAku juga nih yang umum aja jangan singgung agama
HapusKemarin aq liat di sby ada nobar bukan di bioskop. Ternyata film ini ya.. Gugling ah apa masalahnya. Kok ga muncul di timeline ku hehehe.
BalasHapusIya Mbk, dicek yuk Mbk sebelum ajak anak-anak nonton
HapusSetidaknya di Indonesia masih ada yang mau membuat film genre anak meskipun masih harus diperbaiki di sana sini :)
BalasHapusSemoga ke depan lebih baik, agar anak-anak tidak jadi korban.
HapusFilm anak jaman now begini ya...
BalasHapusorang dewasa yang merancangnya, Mbk :)
HapusBersyukur semasa kecil aku diberi tontonan anak seperti Petualangan Sherina. Semoga film anak anak lebih disesuaikan dengan perkembangan anak anak.
BalasHapusAamiin sepakat banget Cha.
HapusMakasih mbak reviewnya obyektif, kalo memang ada yg perlu koreksi dari film ini harusnya diakui saja ya
BalasHapusIya Mbk, perlu banget.
HapusBener bnget mba, apa sang sutradara dn penulisnya sknario gk bisa Cari kalimat lain sebagai latahan dan lucu2an selain kalimat Allah dan Doa , krn bagi saya pribadi itu sakral bnaget #sedih
BalasHapusIya Mbk, bagi kita Umat Muslim kalau latah buat lucu-lucuan itu enggak bangets deh
HapusUlasan yang bagus mba..meski endingnya jafi sedih karena 3 catatan merah tsb
BalasHapusSemangat Mbk, kita nantikan film anak yang bebas hal sensitif
Hapuswoooh...iya...pendek banget itu celana. kirain kemahnya pake baju pramuka.
BalasHapusHe eh Mbk, kalau celananya panjang bakal oke bangets deh plus tanpa ada ucapan sakral umat muslim.
HapusAku pikir celananya bakal ganti model atau oanjangan dikir, ganti-ganti gitu. Gak tahunya dari awal sampe akhir celananya di atas paha terus. Risi aku asli, di hutan apalagi. Apa gak digigit nyamuk-nyamuk bandel hihi.
HapusAlhamdulillah tercerahkan dengan review mba naqi yang sudah nonton dengan cermat, saya setuju dengan point-point diatas karena memang terlihat dari gambar juga. Banyak yang menyetarakan film ini dg petualangan sherina karena sama-sama film musical tetapi memang wardrobe yang dikenakan pemain style nya tidak seanak-anak film petualangan sherina. Sempat heran juga kenapa nobarnya anak-anak tidak didampingi orang tua ya saat itu, mungkin hanya panitia ya. Hiks
BalasHapusTerlepas dari itu point yg sedang ramai juga salah satunya adalah tokoh penjahatnya ternyata bukan hanya bertakbir juga beristighfar tetapu juga mempermainkan do'a contoh tidak baik buat anak. Saya sedih saat tahu muslim tidak begitu sensitif dengan ini dan menganggapnya sepele lalu mencari-cari contoh lain demi pembenaran. Wallohualam...
Terima kasih sekali lagi untuk review nya mbak naqi :)
Salam kenal dari saya, Blogger dari Bandung
Celana pendek... Kelihatannya sepele tapi sangat mendasar ya.
BalasHapusEhm... Padahal tadinya mau ngajak ponakan ku nonton ini. Baiklah gak jadi 😣
BalasHapusTerima kasih ulasannya, mbak Naqi 😍
BalasHapusBaru tadi siang di kantor bahas ini dengan rekan kerja, tp karena dsini ga ada bioskop jd ga bisa nonton langsung. Sangat disayangkan ya, pdahal film anak2 sudah jarang. Semoga anak2 yg sudah nonton bisa diberi pengertian ortunya untuk nggak mentah2 meniru adegan2 di film tersebut.
BalasHapusSemoga ke depannya makin byk yg bikin film anak dan catatan ini dibaca jg oleh mereka
BalasHapusMemang kadang latah dlm bentuk doa itu ada. Tapi kalau melakukan kejahatan, ini jg tanda tanya
Bisa jadi pembelajaran untuk tim sutradara & produser untuk selalu memperhatikan nilai & norma yang ada di Indonesia. Tidak hanya sekedar mengutamakan cerita & tokohnya.
BalasHapusOh gitu ternyata, sayang banget ya...
BalasHapusassalamu 'alaikum mba, senang deh baca tulisan mencerahkan seperti ini.walau sy sendiri tau ga bakal sempat nonton film ini, tapi setidaknya saya lega msh ada yg concern dgn tontonan anak2 muslim.jazakillah khoir. salam kenal mba :)
BalasHapusTernyata gini toh cerita filmnya. Pantes koq rame dibahas katanya "kurang bagus"
BalasHapusPadahal dulu Petualangan Sherina ada adegan nyium Shadam lho, tapi mungkin nyium persahabatan ya makanya dimaklumi.
Thanks for sharing.