Assalamualaikum sahabat Smart Mom,
Sebut saja namanya Mer.
Dia gadis kecil yang manis walau jarang senyum. Saat di kelas sekilas tak ada
yang beda dengan murid lainnya. Tapi, saat materi sedang berlangsung, Mer sibuk
sendiri. Ia asyik menggambar, menggunting hingga menyusun alat tulisnya, seolah
tak peduli dengan sekitarnya. Ketika diberi tugas, Mer tak jarang menolak dan
tidak tuntas. Tapi, bila diberi tugas menghapal surat pendek atau keterampilan,
Mer sangat menyukai dan hasilnya bagus.
Sebagai guru saat itu, aku
mencari-cari metode komunikasi dengan Mer. Apalagi Mer pernah pulang tanpa
izin. Saat pulang sekolah ia kabur berjalan sangat jauh dari sekolah. Untung
ada wali murid lain yang memberitahukan. Mer akhirnya kami jemput dan mengajak
pulang paksa. Ketika sampai di rumah Mer, ternyata tak ada orang. Ayah dan
ibunya bekerja hingga sore bahkan malam karena ibunya tugas di luar kota. Ia
terbiasa pulang sekolah dijemput ojek yang dibayar bulanan dan menunggu hingga
sore kakaknga pulang sekolah.
Usai kabur tersebut, aku
mengajak orang tuanya berkomunikasi, ternyata Mer ngambek tak mau sekolah di
tempat yang aku mengajar. Ia ingin satu sekolah dengan kakaknya. Ah, senangnya
bisa happy ending ya?
Tapi, beda kasus lagi aku
pernah menemukan murid yang sangat hiperaktif. Dia bisa mengamuk dan menendang.
Bahkan badanku pernah ditendangnya cukup keras. Ia bahkan bisa tantrum
berjam-jam di sekolah. Saat ditanya, ia bercerita kalau sering dimarahi ibunya,
bahkan pernah diikat ditiang. Huaaah....
Kenapa begini sistem pendidikan di rumah? Sedangkan di sekolah gurunya
sudah ngos-ngosan menjadikan anaknya berakhlaq.
Sebut saja namanya Pet.
Rasa kesepian dan tidak diterima utuh di rumah membuat Mer dan Pet menjadi
trauble maker. Itu masih dibilang anak
normal, bagaimana jika menyikapi anak yang spesial atau Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK)? Aku dulu punya kakak angkat yang menderita tuna rungu. Saat di
rumah, ia akan berperilaku baik. Namun, kadang kala ia suka mencuri dan menjual
barang bahkan perhiasan pernikahan keponakanku. Widiw, serem ya? Jangan sampai anak-anak ABK jadi berubah menjadi
"moster" akibat kesalahan dalam pola asuh selama ini?
Nah, beruntung sekali aku
mengikuti acara Soft Lauching Yamet
Hatori Kids Edu Center. Di Lampung
masih perlu sekali sekolah atau lembaga kursus untuk menampung ABK. Anak-anak
adalah titipan Allah, diperlukan kasih sayang orang tua dan orang sekitarnya.
Di acara tersebut
hadir juga Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan (Disdikbud) Bandar Lampung, Pak Daniel Marsudi membuka resmi Yamet
Hatori Kids Edu Center .
"Kendala saat ini
dinas belum punya data untuk anak berkebutuhan khusus. Dulu ada SLB tapi tiap
tahun pendaftar kian menurun. Saat ini diperlukan langkah pendataan yang
dilakukan oleh kelurahan agar dinas dapat menindaklanjuti," Ujar Pak
Daniel.
Pak Daniel berharap akan
ada pendataan kebutuhan khusus, seharusnya di kelurahan dan kecamatan. Namun
kendalanya, Tren kebutuhan khusus ini dialami oleh ekonomi menengah ke atas.
Sedangkan masyarakat ekonomi menengah ke bawah cenderung menutup diri. Inilah diperlukan edukasi ke masyarakat loh!
Selain itu, hadir juga
Bunda Eva, Bunda PAUD Bandar Lampung. Bunda Eva yang cantik ini adalah Eva
Dwiana, Istri Walikota Bandar Lampung, Herman HN.
Bunda Eva turut hadir
dalam peresmian Yamet Hatori Kids Edu Center. Bunda Eva sempat menyanyikan lagu
Ayah dan menangis. Para hadirin ikutan hanyut dengan lagu Ayah. Aku pun ikutan
nangis loh! Lagu Favoritku sejak kepergian Ayah November 1991, huhu.... sukses
deh berlinang air mata.
Usai peresmian,Bunda Eva
berkeliling meninjau ruangan Yamet Hatori. Kamipun ikut serta. Wah, tempatnya
emang nyaman deh buat anak-anak kursus dan menambah wawasan di sini. Ada ruang
tidur di lantai 1 dan ruang seminar atau ruang konsultasi ya di lantai 2.
Acara dilanjutkan dengan
seminar dengan tema,”Optimasi Potensi Anak dengan Sekolah Berbasis Kebutuhan Siswa dan
Pentingnya Shadow Teacher di Sekolah Inklusi,” Seminar ini diisi langsung dari dr Tri
Gunandi, Amd, OT, S.Psi seorang Dosen
Vokasi Kedokteran Terapi UI, Direktur Klinik Tumbuh KembangAnak Yamet Indonesia
dan Konsultan Sekolah Inklusi.
Oiya bagi yang belum
tahu,apa itu Sekolah Inklusi. Sekolah
Inklusi adalah sekolah yang menerima seluruh siswa, baik yang umum mau pun yang
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Nah, sekolah yang inklusi ini memerlukan guru
yang berpendidikan dan memahami muridnya yang “berbeda” jika salah penanganan,
murid ABK akan mengalami shock dan kurang penerimaan.
Yamet di Lampung berdiri
atas permintaan dari Teteh Rima. Awalnya Teteh Rima ini sering mengikuti
seminar yang dr Tri Gunadi adakan. Akhirnya Teteh Rima berkeinginan mendirikan
Yamet di Lampung setelah sebelumnya membuka daycare.
“Kita perlu mendidik ABK
mandiri, jangan sampai kita membesarkan moster doang kalau tidak diterapi. Badannya besar, tapi otaknya tidak
sampai. Orang tua menutut ini-itu,” ujar dr Tri Gunadi.
“Tak perlu lama melihat
bagaimana didikan orang tua saat pertama Assessment Anak (Pemeriksaan Tumbuh
Kembang Anak di Yamet).Dalam 30 menit di ruangan khusus, kami dapat mengetahui
bagaimana anak didampingi orang tua itu
menghadapi di rumah. Ada yang marah-marah hingga ada yang tak tahu perkembangan
anaknya. Foto anak-anak yang kami upload tidak dari depan, semua bisa dicek di
IG saya, tapi kalau menghadap ke depan semua atas izin orang tua,” tambah dr
Tri Gunadi.
Dr Tri Gunadi sendiri
terus belajar mengembangkan ilmunya. Beliau bahkan pernah Australia dan segera
ke Korea Selatan. Di Yamet sendiri ada subsidi untuk keluarga tidak mampu.
Perbandingannya 8 :1. Yamet akan melakukan survei dan mendata bagi yang tak
mampu dapat melakukan terapi di Yamet.
“Untuk sekali Assessment
Anak, biaya hanya 150 ribu per 30 menit. Orangtua akan mengetahui hasilnya dari
tes yang kami lakukan. Selain itu ada yang tes dengan timseharga 500 ribu,”
Ujar Teteh Rima pemilik Yamet Hatori.
Tahapan terapi di Yamet Hatori sendiri adalah :
1. Assessment Anak
2. Diobservasi
3. Program 3 bulan
Orang tua juga ikut andil dengan proses terapi. Misalnya mengenai diet. Nanti akan dievaluasi apakah jika 3 bulan tanpa perkembangan kesalahan diterapis atau dengan orang tua. Contoh anak akan mengoceh terus diruangan bahkan dengan bahasa planet (sulit dimengerti) ini akibat orang tua sering memberikan gadget.
Ruangan di Yamet Hatori lantai 1 anak-anak akan diajarkan kemandirian |
Ruangan Yamet hatori Lantai 2 |
Ada pun program yang ditawarkan di Yamet Hatori Kids Edu Center
Adalah :
1. YAMET Training Shadow Teacher Center
2. YAMET Edukids Center
- A. YAMET Art Class
- B. YAMET Dance Class
- C. YAMET Music Class
- D. YAMET Fun Cooking Class
3. YAMET Homeschooling Community
Nah, sahabat Smart Mom, tertarik dengan mengecek tumbuh kembang anaknya? Silakan mencari info lebih lengkap yuk!
Alamat Yamet Hatori Kids Edu Center
Jl. GatotSubroto no. 67 Garuntang-Bandar Lampung
WA : 081273120277
IG : @yamet_lampung
IG : t_gunadi
Nice share mbak. ABK harus mendapat perhatian pemerintah. Kalau pemerintah tidak bisa membantu, masyarakat yg saling bantu. Umumnya pendidikan utk ABK mahal krn guru perlu ketrampilan khusus & peralatan khusus. Tak semua orang tua mampu. Perlu jg support group utk ortunya krn kadang ortu mampu tp tak tahu bgmn menjadikannya mrk mandiri.
BalasHapussekolah inklusi kalau di sini sama seperti sekolah umum namun menerima anak anak ABK, agar mereka tidak merasa dikucilkan gitu ya mba.
BalasHapusberuntung ada sekolah inklusi sehingga anak anak ABK tidak selalu termarginal. Jika dahulu temat mereka hanya di SLB yang otomatis pergaulannya juga sesama anak ABK tentu dengan inklusi akan menjadikan mereka merasa sama dengan anak lainnnya
BalasHapus