Assalamualaikum sahabat Smart Mom,
“Bu
Septi, saya masih punya anak kecil-kecil, gimana ya kalau mau go public?”
“Anaknya
atau ibunya?” tanya Bu Septi.
“Saya,
Bu,” jawabku.
“Kalau
ibunya, tidak perlu menggegas, bersungguh-sungguhlah dulu di rumah, tapi kalau
belum ke ranah publik,”
“Kalau
sudah terlanjur gimana, Bu?” tanyaku lagi.
“Kalau
sudah terlanjur ke ranah publik, keseimbangan dosmetiknya harus tercapai.”
“Oh,
gitu ya Bu? Jadi anak-anak emang didahulukan ya, Bu?”
“Jadi
kalau anak emang akil baligh baru baru deh, baru oke.”
“Jadi
mapankan dulu anak-anak ya, Bu?”
“Ya,
kalau sudah akil baligh sudah selesai, rezekinya mereka tanggung sendiri,
bersungguhlah di rumah,” pesan Bu Septi Peni Wulandari Pendiri Institut Ibu Profesional.
Jujur
saat aku menulis ini, aku banyak beristighfar. Banyak sekali kekuranganku
selama ini dalam mendidik anak. Aku juga banyak kesalahan dalam berkomunikasi
dengan suami. Okelah suami emang basic di keluarganya jarang ngobrol. Tapi, aku selalu takut untuk memulai duluan. Walau perlahan-lahan mengajak suami ngobrol hal yang ringan. Misalnya dipancing dengan menanyakan perkalian, hihi... soalnya aku lemah Matematika. Akhirnya setelah anak 3 aku belajar berani
untuk memulai.
“Abi,
apa sih yang membuat abi bahagia, apa yang harus Ummi lakukan?”
“Benar
nih pengen tahu?” jawab suamiku.
Aku
terdiam. Yap, karena sejatinya aku tahu apa yang suamiku mau. Suamiku ingin aku
menjadi istri yang rapi, istri yang pembersih dan mengutamakan anak-anak. Nyatanya,
aku bukan istri yang cekatan dalam beberes rumah, hiiks... benar sih kata seorang guru ngaji kalau kita
akan diuji oleh titik kelemahan kita. Aku yang dulunya manja ini ditemukan
dengan jodoh yang detail menilai kerapian.
“Ummi
tuh, sensitif,”
“Lah,
kata Aa’ Gym kan gitu Bi, jangan sellau jadi tukang komen atau tukang kritik,”
“Ini
kan Abi kasih tahu,”
Dan
seterusnya kamu suka “berantem” soal ini hahah.... ya, apalah aku ini istri
yang bukan sempurna. Makanya, salut banget Ibu Profesional yang bangun pagi
dari jam 3 dan membuat menu makanan dalam seminggu plus menemani anak membuat proyek.
Wow, itu banget. Aku yang kerja dari rumah saja keteteran, maaf kan Ummi ya
nak, Ummi kadang sibuk ngejar DL hiks...
Saat bertanya dengan Faris, apa yang harus Ummi lakukan agar Mas Faris bahagia? "Enggak tahu!" jawab Faris cuek. Kalau Fatih jawabannya lain lagi. "Kalau beli maenan, beli jajan, maen hp!" kata Fatih.
Saat bertanya dengan Faris, apa yang harus Ummi lakukan agar Mas Faris bahagia? "Enggak tahu!" jawab Faris cuek. Kalau Fatih jawabannya lain lagi. "Kalau beli maenan, beli jajan, maen hp!" kata Fatih.
Agar semua bisa dijalankan. Untuk
itu, saat di kelas Matrikulasi #Batch4 ini aku membuat tugas mengenai indikator
Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga.
Checlist Indikator Profesionalisme Perempuan berdasarkan :
a.
Sebagai Individu
b.
sebagai Istri
c.
Sebagai Ibu
Nah,
inilah indikator yang aku buat berdasarkan kunci indikator tersebut yaitu
SMART :
SMART :
S :
Specifict (Unik/detail).
M : Measureable (Terukur, contoh dalam 1
bulan, 4 kali sharing hasil belajar).
A :
Achievable (Bisa diraih, tidak
terlalu susah dan tidka terlalu mudah).
R :
Realictic (Berhubungan dengan kondisi
kehidupan sehari-hari).
T :
Timebord (Berikan batas waktu).
Sahabat
Smart Mom, pas banget ya ama tagline blog ini, makanya aku senang banget
belajar di Matrikulasi Institut Ibu Profesional ini :)
Baca Juga : Nice Homework # 1 Menjadi Blogger dan Smart Mom
Inilah
jawabanku Nice Homework #2 :
A. Sebagai Individu
1. Sholat
tepat waktu
2. Tilawah
3. Sholat
Dhuha
4. Sholat
Lail
5. Baca
buku Islam
6. Olahraga
7. Perbanyak
minum air putih
8. Membuat
jadwal harian
9. Mengerem
rasa sensitif
10. Belajar
tahsin
B. Sebagai Istri
1. Merapikan lemari pakaian
2. Merapikan dapur
3. Merapikan kamar depan
4. Membuat laporan keuangan
5. Mengerem untuk mengeluh
6. Berani
C. Sebagai Ibu
1. Menemani Faris belajar
2. Mengajarkan Fatih puasa
3. Membuat makanan bergizi
4. Mengajarkan Fatih sholat 5 waktu
5. Mengajarkan Fatih mengaji
6. Mengajarkan Fatih membaca
7. Mengajarkan Aisyah sholat
8. Mendongeng
9. Membatasi gadget
10. Jalan-jalan
Nah,
itulah rencanaku ke depan agar aku menjadi Ibu Profesional Kebanggaan keluarga,
doakan tercapai ya. Kalau ada ide, boleh dong sharing!
Aku belum bisa jadi istri dan ibu yang baik. Kayaknya harus banyak belajar dari mbak Naqiyyah nih :)
BalasHapusKece, Mbak Naqiy. Semoga dimudahkan yaa... setuju banget yang mengerem untuk mengeluh apalagi mengeluh di dunia maya. Hihihi. Pengingat banget buat Yanti itu.
BalasHapusTanbah seru ya mbak di minggu kedua, nggak sabar nunggu NHW #3 :)
BalasHapussepertinya berat, tapi pasti bisa jadi ibu profesional ya mbak..
BalasHapuswuahduh, itu semua bagiku, jujur aja, terasa beraaattt
BalasHapusKereeen banget mba! Semoga terpenuhi semuaaa
BalasHapus