Pengalaman Mendampingi Mas Faris Munaqosyah Juz 30. Hari ini aku mau cerita pengalaman mendampingi Mas
Faris munaqosyah Juz 30. Oh ya, Mas Faris sebenarnya sudah tes hapalan Juz 30
saat kelas IV di Padang. Tapi, saat akan
pindah ke SDIT Permata Bunda 1 Lampung, kepala sekolahnya bilang nanti
akan dites lagi.
Nah, Mas Faris saat ini lagi menghapal Juz 29, lalu pas disuruh tes Juz 30, susah banget mau mengulang di rumah. Banyak deh alasannya, ya main, ya capek, ya mau mengejar Juz 29 aja, sampai akhirnya Ummi lupa karena kesibukan ini dan itu, hiiks...
“Loh apa itu?”
“Mamas nyerah aja hapalan Juz 30!”
“Eh, emang kenapa? Kapan tesnya?”
Ow, aku sempat panik saat Mas Faris bilang nyerah. Apa
itu menyerah? Kok belum mencoba sudah menyerah? Memang beberapa minggu
sebelumnya ketemu Bu Tri yang menjadi pengurus perpustakaan sekolah. Bu Tri
sempat tanya apa Faris ikut munaqosyah? Aku bilang Faris sudah didaftarkan wali
kelasnya.
Waktu berjalan cepat, ternyata Faris di munaqosyah
pertama belum ikut. Faris mulai menyerah karena belum setor sampai tuntas. Aku
sih enggak terlalu memaksakan, tapi sempat sedih aja dengan “menyerah”. Hingga
suatu hari ada WA dari guru tahfidznya bahwa Faris diharapkan ikut munaqosyah 2
Juz 30 tanggal 7 April. Waaah, aku sempat nulis status di FB loh.
Lalu, beberapa teman memberikan semangat dan memberikan
doa. Ada tips juga dari guru tahfidz di SDIT PB 1. Dari status yang aku tulis,
maka aku melakukan pendampingan persiapan Faris munaqosyah Juz 30 sebagai berikut :
1. Bicara dari Hati ke Hati
Faris sempat ngambek untuk melanjutkan munaqosyah Juz
30. Faris mau melanjutkan hapalan Juz 29 saja. Faris mau menyerah. “Teman Mamas ada loh, Mi yang nyerah,” tapi aku tidak mengizinkan. Aku beri semangat
ke Faris betapa bahagianya jika hapan Al quran kia banyak. Abinya juga video
call, “Mas Faris pasti bisa, di Padang kan sudah pernah tes Juz 30, sekarang
pasti bisa!”
2. Mendampingi Menghapal
Ini cukup berat apalagi tugas ini biasanya Abinya, ada
jadwal khusus setelah maghrib. Kadang aku repot juga setelah maghrib anak-anak
pulang dari masjid minta makan, nemani belajar, dan kalau ada tugas DL bakal
buka laptop juga. Maka, aku off dulu mengejar lomba blog atau menulis DL. Aku
fokus mendampingi Faris menghapal. Ini termasuk aku ikutan menghapa, membuka
juga Juz 30 (hoho...suka hilang hapalanku).
3. Menjaga Mood
Ini perlu banget, aku harus menjaga mood Faris agak tetap happy. Faris jika
sedang senang biasanya mau konsentrasi. Salah satunya aku masakan cumi-cumi kesukaan
Faris. Selain itu, aku juga mengkondisikan Fatih dan Aisyah agar tetap tetang
saat jam menghapal. Aku juga membatasi Faris bermain games di hp. Sesuai kesepakatan sehari 1 jam saja.
4. Bertahap
Seperti pesan guru tahfidz Faris. Kalau dalam 4 hari
ada 8 surat, berarti diperlukan sehari 2 surat. Sayangnya, Faris malam jelang
hari pertama ngambek, maunya menghapal 1 surat saja, yaitu An Naba’ aku sempat
tarik napas panjaaaaaaang, deg-degan bangets. Siang saat menjemput mengantar
bekal, Faris bilang, “Sudah setor Mi An-Naba’ nanti saiang 1 surat lagi,
alhamdulillah. Aku senang sekali...
5. Al quran Speaker
Aku membeli alat ini sebelum ada pemberitahuan Faris
akan munaqosyah. Aku sengaja membelinya untuk memperbaiki bacaan tilawahku. Sudah
pernah ikut tahsin, tapi berhenti di tengah jalan. Sulit sekali konsentrasi belajar
karena Aisyah maunya main di luar ruangan. Akhirnya aku berhenti. Dengan speaker
ini aku dapat mendengar Murattol sambil nyuci, sambil ngetik, sambil menyusui
loh! Tak hanya murratol, tapi juga Al Matsurat, Dzikir doa, ceramah Aa’ Gym,
Ust. Yusuf Mansur dan lainnya. Aku beli dengan temanku seharga 300K.
6. Kerjasama dengan Guru
Ini aku minta tolong wali kelas Faris untuk memberikan
motivasi agar Faris termotivasi menghapal. Aku juga berjanji untuk mendampingi
di rumah. Faris juga kian semangat.
7. Doa
Tak ada daya kekuatan selain kekuatan itu dari Allah.
Perbanyak doa agar Allah mudahkan dan lancarkan hapalan Faris. Alhamdulillah
Faris sudah selesai munaqosyah Juz 30
untuk kedua kalinya. Semoga nanti kelas 6 sudah hapal Juz 29. Insya Allah
semangat menghapal Al quran tidak sebatas akan adanya munaqosyah saja, aamiin.
Nah, sahabat Smart
Mom itu ceritaku Pengalaman Mendampingi Mas Faris Munaqosyah Juz 30, semoga bermanfaat ya! Lalu, bagaimana teman-teman mendampingi anak agar cinta Al quran? Share
dong!
semangat ya faris
BalasHapussama nih nawra juga sedang menuju 29
BalasHapusBarokaullohhu Fiikum. Semoga Allah mudahkan kaum muslimin mencontoh perjuangan Ummi sekuluarga dalam mendidik putranya. Sangat Inspirtaif dan bermakna bagi saya.
BalasHapusBisa segera dipraktekkan untuk keluarga muslim.
Jazakaulloh Khoiron Katsiro
Semangat terus mbak, mendidik anak2 butuh kesabaran tingkat tinggi.
BalasHapussemangat ya mas Faris, jangan menyerah.. aku juga suka nemenin Shidqi ngapalin surat-surat di juz 29, pakai speaker Quran juga, lebih enak mereka mendengarnya ya
BalasHapusWah, mas Faris hebat!! Semangat terus yaaa.
BalasHapusSemangat terus ya, Mas Faris. Insya Allah bisa :)
BalasHapusHebat mbak. Ngajarin Al-Quran sejak kecil dengan cara membuat dia senang. Dulu orangtua saya maksa-maksa jadi saya agak merasa terbebani untuk baca Al-Quran.
BalasHapusmas faris dan mba naqiy hebat,
BalasHapusnggak mudah ya mbak membimbing anak menghafal quran
aku baca tulisan ini sambil berdoa semoga Ubay kelak mencintai AlQuran dan mau menghafalnya seperti mas fatih
barakallah
Keren mas faris. Semoga menjadi penghapal Al-Qur'an dan membuatkan mahkota buat bundanya di surga kelak... aamiin...
BalasHapusSemangat dalam mendidik anak2nya mbak, biar jadi anak yang di banggakan.
BalasHapustfs yuk.. simpen buat anakku yang mulai ngapalin juga
BalasHapusAlhamdulillah, Mas Faris hebat
BalasHapusLuar biasa kakak faris. Semoga hafalannya dilancarkan seperti kakak wirda mansyur ya :)
BalasHapusibuku punya Al Qur'an speaker. Beliau senang tiap hari rumah dipenuhi bacaan ayat suci.
BalasHapushaduh aku deg-degan gimana nanti kalau Sid belajar hafalan