Assalamualaikum sahabat
Smart Mom,
[Curhat] Sudah lama nih enggak
curhat di blog. Eh, murni curhatan loh hihi... beberapa bulan terakhir ini bagi
yang sering mampir pasti tahu blog aku ini jarang diisi, hiiks... sudah mulai
jarang postingan lagi. Kalau dulu bisa sehari sekali atau paling telat 2-3 hari
sekali. Sekarang, ada loh seminggu sekali aja, parah bangets dah! Sampai DA
meluncur bebas huhuhu....
Sebenarnya aku memang lagi
menjaga kualitas waktuku bersama keluarga. Kan selama ini aku LDR dengan suami.
Saat ini suami lagi di Lampung, aku ingin nikmati aja momen dari hari ke hari
tanpa banyak pegang laptop hehe... iya, suamiku suka cemburu kalau aku kebanyakan
depan laptop, eh depan hp juga sih haha...
Apalagi sekarang seminggu
sekali pasti keluar rumah, baik ada acara rutin maupun undangan. Alhamdulillah
suami mengizinkan soal ini dengan berbagai syarat tentunya. Jadi, aku
memanfaatkan momen untuk keluar rumah dulu dibanding nulis di blog hehe...
Selain itu, rencana
pribadiku mengenai tumbuh kembang anak-anak menjadi pikiran saat ini. Faris
sudah menunjukkan gejala puberitas. Fatih pernah 1 bulan tidak masuk sekolah
(TK A) karena sakit, ketinggalan pelajaran membaca doa, hadist dan surat.
Sedangkan Aisyah perlahan sudah stabil toilet trainingnya, tapi belum mulai
program penyapihannya.
Nah, untuk itu aku masih merapikan jadwalku, apalagi
repotnya setiap hari menstabilkan emosi haha... ya Allah, tak mudah jadi istri
yang baik ya. Sering mengalami tidak PD karena merasa tidak mampu melakukan tugas
domestik yang seabrek-abrek itu. Kalau sudah begini, aku merasa suka down dan
berpikir, kenapa orang bisa, kok aku susah sekali? Huhu....
Jauh dalam lubuk hatiku,
ingin sekali menjadi istri dan ibu yang dibanggakan. Tapi, kayaknya aku belum
50% menjadi istri idaman. Bayangan minder dan sedih belum bisa memberikan
pelayanan terbaik buat suami dan anak-anakku. Kalau di blog ini aku menamai Smart
Mom, itu karena buat menyemangati diriku agar bisa selalu berjuang menjadi istri
dan ibu yang baik. Walau aku harus merangkak sekali pun.
Maaf aku suamiku belum
bisa menjadi istri yang sempurna di depanmu. Belum bisa sesuai yang diharapkan.
Banyak sekali kekurangan dalam diriku. Tugas domestik banyak terbengkalai.
Pendidikan anak ada yang terabaikan, emosi jiwa kadang tidak stabil, suka
ngambek, marah bahkan menangis.
Maafkan aku suamiku belum
bisa menjadikan contoh buat anak-anak. Hapalan turun banget. Target kendor
dikalahkan dengan mengejar tulisan,
ngebuzzer bahkan terlalu santai baca buku dan koran.
Maafkan aku suamiku, entah
berapa kali terlalu ceroboh hingga panci sering kali gosong karena aku sibuk
mengetik atau lupa matikan karena di kamar menyusui Aisyah.
Maafkan aku suamiku,
ibadahku sering kali tertinggal jauh darimu. Dari sholat lail, tilawah,
hapalan, silaturahmi, dan lainnya. Aku bahkan harus menunggu anak-anak tidur
agar bisa membalap tlawahku. Sungguh, sedih tidak seperti dulu saat masih
sendiri.
Maafkan aku suamiku, aku
belum bisa menjadi pasangan yang sempurna untukmu. Jika kelak di surga kau bisa
memilih bidadari yang akan mendampingimu, tapi.... apakah kau juga mengajak aku
ikut bersamamu?
Catatan Cinta Istri, 18
Maret 2017
Oalaaa jadi pemilik naqiyyahsyam com ini female taa? Saya kira mas mas. Hiheiheie. Saya taunya sih laki laki, eh benar nda sih. Ini bloggernya female atau male ya. Kalau dari artikel ini sih kapasitas sebagai F (Female)
BalasHapusSorry ...
Wis cantik gitu masa dikira cowo kang hihi
HapusAku juga merasa sok sibuk kadang bocah terlantar huhu kurangi medsos inii, banyakin main sgn bocah dan nulis buku baru..
HapusSama bunda, tetapi memang menjadi istri sekaligus ibu yang baik untuk keluarga kecil kita itu belajarnya seumur hidup. Belajar dan terus belajar untuk semakin lebih baik. Smngat kita bunda 😃
BalasHapusSama Mak, saya juga sering ngerasa gak PD karena ga bisa bikin rumah kinclong tanpa berantakan. Apalagi kadang suka bandingin diri sendiri dengan orang lain, makin jadi saya tambah blaming myself.
BalasHapusWah...terharu dan jd mengingat kan diri aku sendiri yg msh banyak kekurangan pd suami
BalasHapusduh... kalau isi artikelnya kaya gini, bapak-bapaknya jadi bingung mau komentar apa...hihihi
BalasHapusaku juga bukan istri sempurna...fan tak akan ada pasangan sempurna..selama kejelekan sifat gak ekstrim banget pasangan nerima aja pastinya..
BalasHapusHikss aku jadi introspeksi nih mbak. Makasih yaa :'')
BalasHapusCurhatan yang sama yuk, masih belajar terus menerus. Dan sejak punya bayi lagi jadwal masih nggak jelas. Bersyukur banget bisa nulis meski cuma 1 tulisan di setiap minggu.
BalasHapusSama-sama semangat mba ^_^
Kadang ya mbak, saya suka iri dengan ibu yang kelihatan hebat mengurus anak dan rumah tangganya. Apalagi meski di rumah, dia juga tetap produktif. Tapi aku harus balik lagi bahwa semua itu hanya sawang sinawang. Setiap ibu pasti punya ujiannya masing-masing.
BalasHapusNggak ada ibu yang sempurna. Ibu yang kelihatan hebat sekalipun, atau bahkan praktisi parenting, bisa juga keceplosan marah-marah dengan anaknya. Tetap semangat mbak. Jangan berkecil hati, padahal di luar sana mungkin banyak yang ngiri, pingin seperti mbak Naqi. :)
Tak ada yang sempurna ya mba. Hanya saja kita selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk keluarga
BalasHapusWhaaa mba ngurus 3 anak hebat sementara LDR dengan suami? Ini sih bukan cuma smart mom tapi super mom juga!
BalasHapusHuwaaaaaaaaaa Mbak Naqy, kegelisahanmu sama denganku. Tapi aku gak LDR sih, cuma suami berangkat pagi pulang malam aja bedanya. Aku kdng suka ngrasa manajemen waktuku amburadul, trus anak2 dah mulai protes saat ibunya megang hp :(
BalasHapusCuma kalau gak ngeblog, ngebuzzer, aku gak ada "hiburan" :( #dilemaemak
Menurut saya ngeblog dan ngebuzz itu meningkatkan value diri kita.
HapusOrang lain belum tentu sanggup melakukan hal yang seperti kita lakukan.
Tiap orang ada kelebihan dan kekurangannya. Nggak perlu dibanding-bandingin juga sih.
wah .. hebat ya mbak , ngurus 3 anak dan LDR dgn suami
BalasHapusMbak Naqi, memang gak ada manusia yang sempurna. Berjuang sesuai kapasitas kita aja. Anak-anak Mbak Naqi seiring berjalannya waktu juga udah mulai besar dan mandiri. Semangat ya! Mbak naqi gak sendiri. Jadi ibu memang berat. Itulah sebabnya Allah memberi ganjaran pahala yang teramat besar. Semoga kita termasuk kaum ibu yang diridhoi-Nya. Aamiin.
BalasHapusAamiin terima kasih Mbk telah menguatkan.
Hapussaya tidak mau ikut campur sebagai bapak, cukup baca isi artikelnya saja, biar ibu-ibu yang berkomentar, kalau bapak-bapak ikutan komentar takut salah tingkah :D
BalasHapusSaya juga pernah sesenggukan nulis di kertas ttg curhatan minta maaf karena rasanya belum melakukan yg terbaik buat keluarga. Apalagi waktu masih LDR-an kemarin. Pernah berfikir seperti yg mbak Naqi tulis di kalimat penutup.
BalasHapusAlhamdulillah masih dijaga Allah karena kita masih dikasih ingat.
*hug 😘
Iya Mbk. Aku kadang mellow xixi...
Hapus