"Bi, kapan dong
kita ke Bukit Tinggi? Masa sih udah mau dua tahun di Padang kita enggak ke Bukit
Tinggi? Kataku pada suami.
Ya, tahun lalu kami
sekeluarga tinggal di Padang. Kata orang, enggak ke Padang deh kalau belum ke
Bukit Tinggi. Jadi, pas ulang tahun pernikahan ke-11, suami mengajak ke liburan
ke Bukit Tinggi rasanya senang sekali.
Kami pun bersiap untuk
berangkat liburan. Kebetulan tanggal 24 April bertepatan dengan hari Minggu,
jadi Faris tak perlu izin sekolah. Suami pun telah memesan sebuah mobil.
Anak-anak sudah menyiapkankan bantal kesayangan mereka. Saat hari H tiba, pagi
itu aku dikagetkan dengan bibir Aisyah yang bengkak. "Waduh, kita mau
jalan-jalan kok bibir Aisyah jontor begini?" ketika mau dicek gigi dan
lidahnya, Aisyah berontak dan menangis. Untungnya Aisyah masih mau makan dan
minum jus. Olala... mau foto cantik saat liburan malah bibirnya jontor deh Dek
Aisyah, hiiks...
Saat mobil pesanan kami
tiba, kami pun melaju dengan ceria. Di perjalanan, Faris dan Fatih bermain
games yang ada di hp. Sedangkan Aisyah menyusui dengan tenang. Belum 30 menit
mobil berjalan, tiba-tiba Fatih muntah. Saat berangkat tadi Fatih menolak makan
obat anti mabuk, jadinya muntah deh. Sedangkan Faris sudah biasa naik
mobil antar temput di sekolah, Faris sudah enggak mabokan lagi kalau naik mobil.
Kepalaku jadi ikutan pusing mengurus Fatih yang muntah. Kami pun bergantian
mengurus dua balita.
Gantian jagain anak-anak, Fatih muntah :( |
Beberapa tempat liburan yang kami kunjungi adalah :
1. Air Terjun Lembah Anai
Saat sekitar 1 jam mobil berjalan, pemandangan sangat indah. Aku sempat kaget dan gembira melihat air terjun di tepi jalan. Namanya Air Terjun Lembah Anai. Tempatnya benar-benar di tepi jalan, sehingga kita bisa melihat dari dekat tanpa harus keluar mobil. Airnya sangat menggoda untuk mandi, sayang kami tak bisa lama di sini. Kami harus memanajemen waktu sebaik mungkin agar tidak kena macet dan kesorean ke Bukit Tinggi.
2. Sate Mak Syukur
Mobil pun melaju kembali. Pemandangan sangat indah. Bikit dan pohon hijau terbentang luas. Namun, perut mulai keroncongan. Kami memilih untuk istirahat di Sate Mak Syukur.
"Dulu Pak SBY, makan sate di sini lho!" ujar suamiku.
Wow, rasanya emang enak euy! Beda dengan Sate Padang yang biasa aku makan. Dagingnya lebih lembut dan kuahnya tidak terlalu kental atau encer, pokoknya pas deh dilidah. Harganya memang agak lumayan dibanding sate biasanya, tapi masih terjangkau kok. Di sini kami mengajak anak-anak makan. Faris memilih ikut makan sate, sedangkan Fatih dan Aisyah makan nasi bekal dari rumah.
3. Jam Gadang, Bukit Tinggi
Nah, menjelang dzuhur, kami sampai di Bukit Tinggi. Kami langsung menuju lokasi Jam Gadang yang fenomenal itu. Wah rasanya kayak mimpi bisa ke sini, euy! Aku langsung memeluk suami dan mengucapkan terima kasih. Tempat ini jadi saksi ulang tahun pernikahan kami yang ke-11 :)
Aku juga dapat hadiah yang istimewa dapat bertemu dengan penulis asal Bukit Tinggi Novia Erwida. Siapa yang enggak kenal deh penulis anak yang tulisan cerita anaknya selalu nonggol di Majalah Bobo.
Anak-anak juga senang bertemu teman baru. Novia mengajak anak dan keponakannya. Keduanya akrab bermain balon dengan anak-anakku. Sayang, kami tidak bisa mengobrol lama. Kami harus melanjutkan perjalanan lagi. Faris juga sudah ngambe mau ke Lubang Jepang. Kami pun sholat dzuhur dulu dan makan pecel.
4. Lubang Jepang
"Umi mau ikut ke dalam atau tunggu di atas saja?" tanya suami. Aku langsung memilih ikut masuk. Saat masuk lumayan horor melihat tangga yang panjang sekali. Kami menyewa pemandu yang menceritakan sejarah tentang Lubang Jepang. Terlihat Faris sangat antusias melihat kondisi Lubang Jepang, tapi di dalam terasa lebih dingin. Fatih muntah lagi di dekat tangga dan akhirnya digendong suamiku.
Aku merinding saat melihat dapur dan tempat korban dulu dibuang ke dalam sebuah lubang kecil, kata pemandu lubang itu langsung ke sungai. Huaaah....sedih membayangkannya :(
5. Istana Pagaruyung
Perjalanan berlanjut ke Istana Baso Pagaruyung. Tempatnya lumayan jauh dari Bukit Tinggi. Untungnya Fatih sudah tidak muntah. Saat berhenti di rumah makan, Fatih lahap sekali makan dengan ayam goreng pop. Faris dan Aisyah alhamdulillah tidak mabuk.
Saat di Istana Pagaruyung, suami mengajak anak-anak masuk ke istana hingga ke lantas atas. Sedangkan aku memilih mencoba baju adat minang, hahah...soalnya sampai di sana menjelang maghrib, penyewaan pakaian udah mau tutup.
Anak-anak juga sangat senang sekali dapat bermain mobilan di halaman Istana Baso Pagaruyung. Puas bermain kami melanjutkan perjalanan pulang. Hari sudah malam, kami melakukan sholat Maghrib di sebuah masjid dan makan malam setelah sampai di Padang.
Sampai di rumah sudah
malam sekitar Pukul 22.00 WIB, badan terasa remuk semua. Saat pagi menjelma Faris mohon enggak mau
sekolah, "Mi, Mamas izin sekolah, ya!" kuraba badan Faris terasa agak
panas.
"Ya udah, Mamas
istirahat dulu saja, ya!"
Pentingnya Liburan
Wah, memang sih ya liburan itu banyak manfaatnya, salah satunya dapat menjadi charge ruhiyah dan ukhuwah antar anggota keluarga. Bahkan liburan dapat bernilai ibadah jika diisi dengan kegiatan bernilai pahala. Contohnya, tetap menjaga adab safar, banyak berdoa karena doa orang dalam perjalanan itu makbul lho!
Selama perjalanan, kami memberikan nasehat-nasehat kepada Faris dan Fatih. Terutama mengenai sejarah tempat yang kami kunjungi. Jadi, perjalanan kami tak sekedar hiburan semata tapi bernilai edukasi.
Walau emang sih efek liburan itu tidak berlangsung lama, tapi tidak bisa juga lho disepelekan. Orang yang menyempatkan waktu untuk liburan akan memiliki kepuasan hidup lebih banyak, pola pikir yang positif dibanding yang menyepelekan liburan lho!
Hasil penelitian Framigham Heart Study mengatakan selama sembilan tahun mereka meneliti 12.000 orang beresiko penyakit jantung. Nah, untuk itu liburan dapat menyerahkan pikiran, menghasilkan ide-ide kreatif dan solusi untuk bekerja.
Namun, perlu diwaspadai,efek setelah liburan seperti dana menipis atau badan jadi sakit karena kelelahan. Apalagi membawa anak-anak. Seperti pengalamanku di atas pulang liburan eh, si Faris jadi demam, hiiks...
Mengusir Demam
Aku jadi teringat saat
pernah ikut Pelatihan Manajeman Awal
Anak Demam dan Kejang Demam Pada Anak bersama dr Rahmasari Apriliana di Klinik
My Love Child (MLC).
Dapat ilmu di Klinik My Love Child (MLC). |
Sebenarnya apa sih yang
terjadi saat anak demam? Demam ditandai kenaikan suhu tubuh melewati batas
normal. Itu artinya sistem kekebalan tubuh sedang bekerja melawan infeksi, baik
oleh virus atau bakteri. Akibatnya anak jadi rewel, lesu, gelisah, susah tidur.
Wajah kelihatan memerah, mata selalu berair dan selera makan jadi menurun.
Perlu diwaspadai jika suhu yang tinggi karena dapat menyebabkan kejang.
Perlu diketahui kalau
demam cuma gejala dari penyakit yang sesungguhnya. Sekitar 30-50 % demam
disebabkan oleh infeksi. Penyebab tersering demam pada anak adalah infeksi
saluran kemih, pneumonia, gastroenteritir bakterial dan meningitis.
Yang Harus Dilakukan Saat Anak Demam :
1. Ukur suhu anak dengan
termometer. Batas toleransi pada anak adalah 38,5 derajat Celcius. Anak demam jika suhu sudah 38 38,5 derajat Celcius.
2. Kompres di daerah
kepala, ketiak dan selangkanagan dengan air hangat (kehangatan tidak melebihi
subuh tubuh).
3. Jika berusia di atas
3 bulan, beri obat penurun panas sesuai petunjuk dokter.
4. Kenakan baju tipis
dan longgar agar anak tidak kegerahan dan cek sirkulasi udara di dalam ruangan.
Atur AC sesuai dengan kebutuhan anak.
5. Anak demam tinggi dan jika terus meninggi, lepas seluruh pakaiannya,dekap dalam pelukan, sehingga panasnya bisa pindah ke
tubuh Anda.
6. Selalu beri minum agar
tidak terjadi dehidrasi.
7. Segera bawa ke dokter
bila :
- Demam tak juga reda setelah
2-3 hari diobati sendiri
- Si kecil berusia bayi
- Anak demam tinggi
Indikasi rawat ginap
jika anak dengan resiko tinggi dan orang tua yang tidak kkoperatif dalam mengamati
suhu anak dan anak sama sekali tidak mau makan dan minum.
Waspada Demam Menjadi Demam Kejang
Anak tetanggaku berapa
kali mengalami kejang demam. Menurut ilmu yang aku dapati dan yang aku baca dari pelatihan di Klinik My Love
Child (MLC), kejang demam itu :
1. Kejang demam adalah
bangkitan kejang yang terjadi pada suhu rektal lebih 38 derajat Celcius yang
disebabkan ekstrakranial (Abdoerrachman, 1997)
2. Kejang demam biasanya
terjadi pada anak usia enam bulan hingga lima tahun dengan puncak insiden pada
usia delapan bulan.
3. Kejang demam juga dapat
terjadi pada anak usia tiga bulan (Fetveit, 2008). Sekitar 2-5 % anak di bawah
lima tahun pernah mengalami kejang demam (Friedman, 2006).
Perbanyak minum saat demam |
Tempra Solusi Obat Penurun Panas Demam
Pemakaian Obat Mengandung Paracetamol :
- Keuntungannya tersedia ada dalam bentuk sirup dan drops.
- Dosis 10-15 mg/ kg BB,
boleh / 4 jam
- Penurunan suhu setelah
30 menit, puncak dicapai dalam 3 jam
Saat Faris demam (11 tahun) usai liburan kami pun mencari obat penurun panas yang cocok. Beruntunglah ada yang mengenalkan Tempra. Tempra juga ada beberapa pilihan sesuai usia anak lho. Jadi, Bunda tak perlu ragu memilih sesuai usia anak.
Dosis Tempra sirup :
2-3 tahun : 5 ml
4-5 tahun : 7,5 ml
6-8 tahun : 10 ml
Tempra mempunyai kelebihan cepat menurunkan panas. Tempra mengandung paracetamol bekerja cepat langsung ke pusat panas. Tempra juga pernah aku coba kepada anak keduaku yang sedang sakit gigi. Ternyata Fatih yang usia 5 tahun aman juga memakai Tempra. Karena aman dan tidak menimbukan iritasi lambung, maka aku pun percaya Tempra sebagai sahabat anak-anakku dikala demam.
Tempra mempunyai kelebihan cepat menurunkan panas. Tempra mengandung paracetamol bekerja cepat langsung ke pusat panas. Tempra juga pernah aku coba kepada anak keduaku yang sedang sakit gigi. Ternyata Fatih yang usia 5 tahun aman juga memakai Tempra. Karena aman dan tidak menimbukan iritasi lambung, maka aku pun percaya Tempra sebagai sahabat anak-anakku dikala demam.
Usir Demam dengan Tempra |
Kemasan Tempra yang higenis |
Wah, kelak kalau aku dan keluarga liburan lagi, aku tidak akan melupakan Tempra di tas perlengkapan kami. Aku tak mau kalau anak-anak sakit saat liburan atau usai liburan. Ah, sebaiknya aku segera membeli Tempra Paracetamol deh karena sebentar lagi mau liburan lagi, hihi....
Tempra dengan beberapa kemasan sesuai dengan usia anak |
Kalau Bunda, apakah sudah sedia Tempra di rumahnya? Share dong!
"Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho."
Noofa paling cocok pake tempra
BalasHapusCerita pengantarnya seru juga tentang distinasi wisata di sumatera barat.. g ujungnya berlabuh ke tempra.. Mantapp..
BalasHapusmakasih sudah mampir :) iya nih belok-belok dulu hihihi
HapusAnak baru 1 (mau dua) kalau pergi-pergi esp liburan bawaannya seabrek. Kalau bawa anak 3 pasti lebih rame lagi ya bawaannya he he. No matter what kalau ng ajak anak liburan, obat2an, P3K, dan termasuk penurun panas itu wajib dibawa, termasuk termometer juga.
BalasHapusiyaa betul banget deh
HapusSaya pernah ke Bukittinggi tiga kali. Semuanya mengesankan. Memang betul jika menapak Sumbar tak menjejak Bukittnggi belum bisa dibilang afdhal. Banyak lokasi wisata yang bisa disambangi dan dinikmati seperti di tulisan ini. Mantap deh! (Maaf, nggak komentar tentang usir-mengusir)
BalasHapushihi Mas Billy lucu deh, makasih ya. Iya rasanya senang banget bisa ke Bukit Tinggi :)
HapusTerus sehat ya Fatih dan Aisyah.. Biar ummi bisa terus produktif
BalasHapusAir terjunnya seger banget kelihatannya ya, Mbak. Mbak.. Ngelewatin itu ga, kelok sembilan ya yang jalan2 berkelok2 gitu? Kece juga kelihatannya jalannya.
BalasHapuswah nanti bisa main ke sana bareng keluarga.
BalasHapuswah nanti bisa main ke sana bareng keluarga.
BalasHapusBukittinggi punya banyak tempat menarik ya. Sayang aku nggak main ke semua tempat. Usir demam yuk biar anak main dengan bahagia
BalasHapusLiburan memang asyik tapi kalo anak lagi sakit jadi nggak menikmati kepikiran anak terus untung selalu prepare obat ya mbak...btw aku suka banget sate mak syukur :)
BalasHapusNgebayangin serunya itu loh. Alhamdulillah semuanya sehat dan aman terkendali. 😊
BalasHapusYa ampuuunn, udah lama sekali aku ga ke Padang, hiks. Terakhir aku SD maakk, waktu masih tinggal di Pekanbaru. Dulu sering lewat air terjun ituuu
BalasHapusLiburan membawa anak-anak emang perlu perencanaan dan persiapan yang matang ya Mba. Untunglah maboknya Fatih nggak berlanjut, jadi tetep hepi liburannya :D
BalasHapusPengen lah ke pagaruyung trs foto keluarga pake baju adat Padang. Udah kebayang2 sejak dulu
BalasHapusAku salah fokus sama sate padangnya masa hehhehe. Kalo di jakarta aku sukanya ajo ramon *nyengir*
BalasHapusLiburan memang penting banget yah kak. Btw waktu kecil aku juga dikasih tempra sama mamaku:D
Sate mak syukur di Jakarta ada di pasaraya. Mehong bingitzz tapi endeusss. Jadi pingin ngerasain yang asli....btw cerita liburannya keren banget Naqy :)
BalasHapusmantaap. semoga menang ya:)
BalasHapusseru ya kalau ngomongin soal liburan dengan anak-anak mb, aku juga sama mb keluarga tempra, mampir ya mba.
BalasHapusWah sempat ya mba ke tempat2 kece di sumbar.. sayang belum sempat ketemu pas suamiku jg dinas di padang th lalu. Pdhl dr dulu pengen ketemu, sesama flp ceritanya ;)
BalasHapusPenasaran sama SUMBAR sayangnya ga ada cabang kantor disana berarti tidak ada dinas luar kota kesana hahaha *ngarep gratis.
BalasHapusAku selalu sedia tempra dirumah mba :)
Tempra memang lumayan cepat menurunkan demam.
BalasHapusJadi kangen sama sate Mak Shukur :p
BalasHapuseh kok sama, aku juga sering stok tempra..
Setuju banget, efek liburan bikin kepuasan hidup meningkat mba ^^ *setuju bangett
BalasHapusWah asiknya sering jalan2... paling enak jalan2 ke alam terbuka.
BalasHapusSerem yang Lubang Jepang. Itu pembuangan mayat saat penjajahan Jepang?
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusTipsnya sangat bermanfaat
BalasHapusBeneeeeer... kalau di Sumbar, belum afdol kalo nggak ke Bukit tinggi Mbak :)
BalasHapusanak sakit pas diajak traveling itu bisa bikin mood yang tadinya bagus jadi buruk banget. Karena kita jadi ngga bisa nikmatin jalan-jalannya, malah sibuk ngurus yang sakit. Jadi, prepare obat buat anak saat traveling is a must.
BalasHapussumbar..kampung halaman saya...baru sekali ajak fitry pulkam..moga thn depan bisa pulkam dan jalan-jalan ke banyak objek wisata
BalasHapusHaduww, tempat liburannnya asyik-asyik uiiiii
BalasHapusSekarang lagi musim demam nih di Jakarta-depok, wajib deh sedia penurun panas buat yang punya nocil ya, mba naqi
Aduh jadi pingin sate Mak Syukur, nih. Gagal fokus aku, mba :D.
BalasHapusLiburan emang seru ya bun kalau bisa bawa anak-anak, tapi kalau mereka demam jadi sedih deh :(
BalasHapusPintar-pintarnya kita sebagai ibu yang harus menyiapkan segala sesuatunya agar anak kembali sehat, seperti membawa Tempra yang cepat menurunkan demam anak :)
Bener mbak, demam yang disertai kejang itu bikin phobia.. Harusnya dengan anak yg punya riwayat kejang saat demam segera diberi parcet saat gejala mulai menyerupai tanda-tanda demam -_-
BalasHapusTempra andalan wajib sehari-hari buat jaga-jaga ya.
BalasHapusyup! saya juga jatuh cinta dengan kemasan tempra yang aman dan cantik.
BalasHapuslho, ini butuh kemasan atau biangnya ya? hehehe..
terimakasih sudah mengenalkan destinasi wisata di bukittinggi :)
Jadi pengen liburan ke pulau Sumatera mbak.. soalnya kalo liburan seringnya cuma muter2 di pulau jawa aja.. hehe.. jadi pengen nyobain di luar pulau nih..
BalasHapusJadi ada gambaran ntar kalo jalan2 sudah punya anak, skrng blm punya, soalnya belum punya istri.. hehe..
duh kapan ya jalan2 ke sumbar, kampung halaman suami saya tapi dia lahir dna besar di Jakarta :)
BalasHapusAbis liburan lalu sakit, hiks, kebayang deh gmn rasanya. Pernah mengalami juga soalnya, anakku. Untung bisa dilakukan home treatment di rumah ya mbak.
BalasHapusSoal demam aku krn anak2 gak ada riwayat kejang, aku kasi obat demamnya jika sudah di suhu 39, mbak...
Pasti sedia dooongg. Kalo punya anak balita emang harus selalu siap sedia parasetamol di rumah. Heheee. Kalo liburan anak-anak emang rentan sakit ya bun, mungkin karena kecapekan juga ya, jadinya tempra ngga cuma kau sediain di rumah aja, tp juga dibawa bawa kalo lagi liburan :)
BalasHapusNah hal seperti itulah mbak yang sangat tidak diinginkan oleh semua orang tua pada anaknya karena kalau anak sakit maka orang tua tidak akan tenang, tapi kayaknya sekarang kalau sakit bisa dicoba pakai tempra.
BalasHapus