Buku Lampung Traveler, 17 Kisah Perjalanan Dari Lampung Hingga Canberra |
Setiap
perjalanan akan membawa sebuah cerita. Entah berupa pengalaman hidup, peluang
usaha, mencintai wisata daerah, hingga makin merasakan ke-Esaan Allah Swt.
Untuk itulah FLP Lampung mempersembahkan buku Kisah Perjalanan yang membuat
kisah penulis saat mengunjungi berbagai tempat.
Sebenarnya buku
ini sudah disusun jauh hari sejak kepengurusan tahun 2013. Namun, selalu ada
kendala sehingga baru tahun ini dapat diterbitkan. Buku ini membuat 17 kisah
penulis dari pengurus, anggota FLP Lampung hingga para pemenang lomba kisah
perjalanan. Buku ini Ada beberapa objek wisata Lampung yang tertuang dalam
tulisan. Ada keinginan yang besar untuk mengenalkan tempat wisata di Lampung
kepada khalayak banyak dalam bentuk kisah perjalanan.
Apalagi saat ini
perjalanan atau traveling sudah
termasuk gaya hidup. Orang tidak hanya menyukai makan di restoran, nonton di
bioskop, tapi juga gemar melakukan perjalanan. Baik ke objek wisata, mendaki
gunung, pantai dan lain sebagainya. Tentunya FLP Lampung ingin mewadahi
semangat mengenalkan Lampung lewat kegemaran traveling ini berkolaborasi dengan semangat literasi, yakni
mengenalkan Lampung lewat tulisan.
Dalam
buku ini, ada kisah wisata Lampung yang menarik. Contohnya ditulis oleh Ahmad
Tarnuzi. Ia menulis mengenai indahnya Gunung Pesagi yang terletak di Liwa,
Lampung Barat. Gunung tertinggi di Lampung ini (2.329 MDL), membuat banyak
keindahan alam, keunikan dengan jalur pendakian yang menantang. Dari atas
Gunung Pesagi dapat menikmati keindahan wilayah Lampung Barat, Danau Ranau,
Pemukiman Masyarakat OKU, Laut Lepas Krui, dan Laut Lepas Belimbing.
Selain gunung,
pantai juga wisata yang disukai banyak orang. Di Lampung, Pantai Pekon Kiluan
Negeri, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, Lampung yang ditulis dengan apik
oleh Adit Alfikri. Pantai Pekon Kiluan Negeri memiliki keindahan alam yang
mempesona dan lumba-lumba.
Tak hanya gunung
dan pantai, wisata dalam kota juga menarik. Contohnya Taman Kota Metro yang
ditulis oleh Laela awalia. Taman ini sangat ramai dikunjungi hari. Letaknya di
tengah Kota Metro. Kita juga diajak mengenal kejayaan Manggala di masa lalu
yang ditulis oleh Trisia Riadewi. Kemudian, pembaca dapat juga mengenal makanan
khas Lampung seperti Nyeruit yang diulas lengkap oleh Yandingsa.
Selain wisata
Lampung, buku ini juga memuat kisah perjalanan penulis FLP Lampung ke wisata di
luar Lampung, seperti ke Bali, Canberra (ibukota Australia), Pare dan lainnya. Kami
berharap semoga buku ini dapat bermanfaat dan semakin mencintai Lampung.
Salam Literasi,
Bandar Lampung,
28 Juni 2016
Penyusun
Naqiyyah Syam
(Ketua FLP Lampung Periode 2012-2014)
Wah, penasaran dengan buku barunya, harganya berapa ya bu? :)
BalasHapuskereeen dari hobby travlling akhirnya bisa dibukukan?
BalasHapussesuatu banget kalo bisa diapresiasi seperti ini :D
Alhamdulillah bukunya berhasil diterbitkan ya mba. Moga teman2 FLP Lampung makin sukses ya :)
BalasHapusKeren nih, jadi penasaran sama wisata Lampung...
BalasHapusWooo asyik. Seru pasti nih ceritanya. Hmm siap2 nunggu di toko buku ah..
BalasHapusFLP Lampung ini aktif dan produktif sekali yaa. Kereen. Sukses terus yaa.
BalasHapusSudah ada di jual blom mbak? Belinya dimana ya?
BalasHapusSelamat Mbak Naqy atas terbitnya buku FLP Lampung :D
BalasHapusYay! Besok mau ikut acara launching bukunya insyaa Allah :)
BalasHapusWah, selamat atas terbitnya buku wisata lampungnya ya...
BalasHapusMasya Allah, produktof sekali Mba Naqi, Barakallah^^
BalasHapusHarus baca buku ini.
BalasHapusPenasaran dengan bukunyaaaaa.
BalasHapusWah baru tau kalau ternyata mbak Naqi pernah menjabat sebagai ketua FLP Lampung. Mantap. Sukses terus ya mbak :D