Memahami Perasaan Anak |
Assalamualaikum Sahabat Smart Mom,
[Parenting] Saat aku menjadi guru dulu, kami guru membuat soal sendiri. Bukan dari buku paket atau dari LKS yang sering dijual. Guru disuruh kreatifitas membuat Lembar Kerja (LK) dan Lembar Soal (LS). Nah, saat itu. aku penasaran, kenapa setiap di bawah soal, anak-anak disuruh melingkari kamus wajah? Mengapa setiap anak saat baru datang ke sekolah, "Apa perasaanmu hari ini?" maka, anak-anak akan memilih kamus wajahnya hari tersebut dan menempelkan di pohon atau tempat yang ditentukan. Kamus wajah inilah yang menjadi "patokan awal" seorang guru kelas memahami perasaan anak muridnya.
Contoh Latihan Soal Untuk Anak 3 SDIT Permata Bunda 3 Lampung |
Saat aku mengajar, ada 2 orang guru dalam satu kelas. Kala itu aku mengajar kelas 2 dan muridnya sekitar 30 orang. Setiap guru mempunyai kewajiban memantau perkembangan anak muridnya. Misal aku akan mendapat tugas memahami atau menjadi guru PA (Pendamping Akademiknya) sebanyak 15 murid dan temanku 15 murid.
Tugas kami, memantau perkembangan 15 anak dengan berbagai karakter. Informasi karakter ini dari wali kelas sebelumnya. Jika anak kelas 2, berarti karakter anak diambil dari laporan guru wali murid kelas 1 dahulu.
Aku ingin menitikberatkan tentang perasaan ini. Setiap anak akan berbeda-beda memberikan kamus wajahnya. Ada yang marah, kesal, senang, sedih dan takut. Beragam kamus wajah ini menjadi "panduan" guru. Misalnya jika paginya si anak kamus wajahnya SENANG, maka pelajaran akan berjalan lancar. Si anak akan mudah menyerap pelajaran hingga pelajaran terakhir, si anak terlihat enjoy.
Tapi, jika si anak ke sekolah dalam keadaan kamus wajahnya SEDIH atau MARAH, maka kondisi akan berbeda. Si anak terlihat uring-uringan, tidak bersemangat belajar, bahkan mogok mengerjakan soal latihan. Parahnya, membuat kekacauan di kelas. Misal, menganggu teman saat belajar atau saat sholat berjama'ah. Ada juga yang lebih ekstrim, kabur dari sekolah. Ini pernah aku alami, muridku kabur sebelum dijemput orang tuanya. Ternyata dia sudah berjalan jauh sekali. Aku bahkan cemas banget, kuatir si anak diculik. Setelah diselidiki, ternyata si anak "berontak" kepada orang tuanya.
Biasanya, perasaan anak dari rumahlah yang sangat mempengaruhi isi kamus wajah anak. Saat ke sekolah dalam keadaan sedih, marah, kesal, takut atau bahagia ini terjadi dari keadaan sebelum berangkat sekolah. Misal, jika si anak di rumah bangun pagi, makan tertib, perangkat sekolah diantar ortu atau ojek, tidak datang telat, maka kamus wajah si anak adalah perasaan BAHAGIA.
Berbeda jika si anak yang datang telat, sarapan tidak habis, sholat subuh telat, lalu dimarahi ibunya, maka kamus wajahnya lebih sering perasaan KESAL.
Moms, cerita aku di atas ingin mengajak Moms untuk memahami perasaan anak. Saat pagi sebelum berangkat sekolah cobalah membuat anak perasaannya bahagia. Ini akan membantu guru menjaga "ketertiban" kelas selama 1 hari. Ya, selama pelajaran di sekolah dan selama pengawasan di sekolah, guru akan terbantu kepada anak-anak yang memilki perasaan senang, bahagia dibanding yang sedang kesal, marah, sedih atau takut.
Tapi, untuk anak yang sedang marah, kesal atau sedih, biasanya guru yang EMPATI akan menanyakan penyebabnya. Si anak, biasanya akan cerita jika paginya berantakan. Telat bangun, masih asyik nonton kartun, kesulitan mencari kaos kaki, dasi atau topi atau ayahnya tidak mengantarkannya.
Begitulah kejadian di sekolah menjadi tugas guru memahami perasaan anak. Bayangkan, Moms, 15 anak yang harus dipantau dan dijaga perasaannya agar kelas menjadi tertib. Lalu, bagaimana jika di rumah? Saat weekend, akan terasa sekali. Faris yang usia 9 tahun sekarang sedang masanya memberontak. Bicara suka melawan. Aku sendiri, mencoba memahami perasaan Faris. Mungkin ada kejadian di sekolah yang tidak menyenangkan, mungkin pelajaran terlalu berat, mungkin cemburu dengan adiknya, Fatih. Jika sudah seperti ini, aku akan menyiapkan waktuku. Setiap hari kusiapkan waktu sekitar 1 jam untuk bicara berduaan saja. Tanpa ada adiknya Fatih atau Aisyah. Biasanya jika kedua adiknya sudah tidur, kami akan ngobrol ringan dan berdiskusi. Memang, ujungnya Faris tidur akan malam karena menunggu kedua adiknya tidur untuk "mencuri" waktuku. Apalagi jika malam aku biasanya menyambi beberes rumah dan mencuci peralatan makan.
Faris anakku usia 9 tahun |
Namun, aku menikmatinya, waktu berduaan itu, aku mendapatkan informasi yang banyak. Kadang aku mengoda Faris, "Di kelas ada cewek cantik enggak?" dan mengalirlah cerita hahaha... ya gitu deh, 1001 cara seorang ibu untuk mengenal perasaan anakcowoknya yang akan menuju fase puberitas.
Moms, yuk cek perasaan anak kita hari ini agar kita memahami perasaan anak dan anak akan merasa disayangi dan bahagia. Selain itu akan membantu anak dalam proses belajar di sekolah. Jika ada yang tidak pas atau pernah memarahinya, jangan segan untuk meminta maaf agar hati anak tidak terluka. Seperti yang aku dan teman guru lainnya pernah lakukan, setiap sebelum pulang sekolah kami akan berkata, "Sebelum pulang, bu guru minta maaf jika ada salah atau kekhilafan yaa.." dan anak-anak akan menjawab, "Kami juga minta maaf jika ada kesalahan."
Moms, itulah pengalamanku dalam memahami perasaan anak, semoga bermanfaat ya! Selamat mencoba ya!
Biasanya bangun lebih pagi bs membuat anak2 sy pergi sekolah dg bahagia. Klo kesiangan, semua dilakukan serba buru2, jd anak2 pergi dg cemberut.
BalasHapusiya betul Mbk kalau buru2 anak akan cemberut lalu ngambek deh
HapusFarisss, sudah gede aja. Asyikknya main sama umi ya. salam ya Faris
BalasHapusiya Ni, udah jadi kayak teman curhat
Hapusya nih anak saya yang sulung mulai masuk pubertas, suka ga stabil emosinya (sama dengan emaknya) thanks for sharing mbak :)
BalasHapusSama-sama mbk, emang kita ortu harus saling sharing biar nambah ilmu :)
HapusWeh, weh... Faris dah gede aja, ya... Nggak terasa waktu berlalu cepat.
BalasHapusHe eh nih udah ngomongnya lain hahahha
HapusPerlu diterapin ke anakku nih biar kami makin dekat :)
BalasHapusMet mencoba semoga makin lengket :)
Hapus