Pagi yang cerah saat aku mengajak kedua "Mas Gagahku" Faris dan Fatih menuju Bioskop Raya Padang. Kami akan menonton film yang selama ini aku nantikan. Awalnya ingin pergi bersama suami dan Aisyah, tapi terpaksa dibatalkan karena Aisyah lagi tidak enak badan. Lagi tumbuh gigi geraham. Rewel banget deh.
Sampai di tempat, penonton sudah banyak duduk di depan bioskop. Aku langsung menanyakan dengan teman-teman FLP Sumbar bagaimana kondisi peserta dan pembagian tiket. Alhamdulilah sudah datang juga perwakilan teman-teman Kopfti Sumbar, kami segera bekerjasama mendata penonton yang sudah terdaftar.
Karena menunggu lama bioskop belum buka, aku mengajak kedua anakku berjalan ke arah gerbang. Mencari kue dan cemilan untuk bekal nonton kelak. Saat melihat layar film yang terpasang di dekat gerbang, seorang ibu paruh baya mendekatiku, "Ibu mau nonton apa?" tanyanya. Mungkin heran melihat aku dengan kedua anakku sedangkan layar yang terpasang filmnya kebanyakan hot semua hihihi...
Walau layar sudah turun tak menyuruti semangat nonton Film Ketika Mas Gagah Pergi di Bioskop Raya Padang |
"Saya mau menonton Film Ketika Mas Gagah Pergi, bu. Film Islami, layarnya sudah enggak ada di situ. "
"Oh, pantas ramai ya. Itu anak mana saja?"
"Anak kampus, bu." jawabku.
Memang benar, penonton yang hadir banyak terdiri dari mahasiswa. Namun, ada juga orang tua dan anak-anak. Bahkan pasangan suami istri dengan dua balitanya juga ada. Kami menunggu hingga 1,5 jam film akhirnya diputar, horeee...inilah film yang dirindukan :)
Horee tiket sudah ditangan, siap menonton Film Ketika Mas Gagah Pergi di Bioskop Raya Padang |
Ketika masuk bioskop ini ada rasa haru yang membuncah. Bagaimana tidak, panitia dengan bersusah payah telah menghadirkan Film KMGP di Padang. Sudha tahukan di Padang tidak ada Bioskop 21? Bioskop yang ada seperti mati segan hidup tak mau. Peserta yang datang juga syukur-syukur lewat 25 tiket. Kadang hanya 10 orang. Tapi, bandingkan dengan penonton Film KMGP ini, ada 180 tiket terjual, Masya Allah...
Saat aku tanya ke panitia, mereka mempersiapkan acara Nobar ini hanya dalam 3 hari. Panitia dari FLP Sumbar dan Kopfti Sumbar.
"Awalnya, film ini sudah diputar, Mbk. Lalu turun layar. Kami melobi lagi agar film ini diputar lagi. Perjuangannya lumayan, Mbk. Hanya 3 hari kami mempersiapkan, alhamdulillah... penontonnya banyak!" ujar Mistha koordinator Kopfti Sumbar.
Masya Allah... lagi-lagi aku terharu :'(
Nonton Bareng Film KMGP di Bioskop Raya Padang |
Bersama Faris dan Fatih |
Tiket Nonton Film KMGP |
Belum genap sebulan, sejak film ini dirilis, Kamis, 21 Januari 2016, penonton Film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) telah mencapai 124.224 Penonton. Mendapat urutan ketiga setelah Fim London Love Story rilis Kamis, 04 Februari 2016 telah mencapai 315.557 penonton dan urutan kedua Film Talak 3 rilis Kamis, 04 Februari 2016 mencapai 149.932 penonton. Info terbaru, dari data 10 Film terlaris di Indonesia, KMGP telah mencapai 126.848 penonton (14 Februari).
Untuk film bertema Islami. Film KMGP telah sukses mengeliatkan film bertema Islam. Film KMGP mengisahkan seorang anak muda bernama Gagah (Hamas Syahid) seorang pemuda yang tampan, energik mahasiswa Teknik Sipil Universitas Indonesia. Ia banyak memiliki prestasi dan memiliki keluarga yang harmonis. Ia memiliki seorang adik bernama Gita (Aquino Umar). Adiknya Gita yang tomboi, cantik dan manja ini sangat mengidolakan kakaknya. Terutama setelah ayahnya meninggal, Mas Gagahlah sebagai tulang punggung keluarga. Berkat kegigihan Mas Gagah, keluarga mendapatkan penghasilan yang layak. Bahkan Mas Gagah mampu membelikan mobil dari gajinya.
Gita sangat sayang dengan Mas Gagah. Mereka sering bepergian bersama. Makan di cafe dan menemani Mas Gagah mengikuti lomba model. Mas Gagah juga selalu mencuri perhatian wanita dan teman-teman Gita. Hidup bagaikan di negri dongeng. Cinta dan sayang Gita sangat besar kepada Mas Gagah yang sempurna di mata Gita.
Lalu, kepergian Mas Gagah ke Ternate karena tugas kuliah menjadikan Mas Gagah berubah. Mas Gagah mendadak menjadi "alien" di mata Gita. Mas Gagah tidak lagi asyik menjadi teman curhat atau pun teman jalan-jalan. Mas Gagah menjadi lebih pendiam, santun dan jadul di mata Gita.
Gita kesal melihat Mas Gagah yang norak memakai janggut. Mas Gagah juga menolak bersalaman dengan wanita. Mas Gagah juga membuat peraturan ketika ingin masuk ke kamarnya. Padahal, selama ini Gita bebas keluar masuk kamar Mas Gagah. Terlebih saat Gita membawa mobil menuju sekolahnya, Mas Gagah menghala Al Quran Surat Ar-Rahman. Gita sangat kesal. Esoknya ia menolak diantar Mas Gagah. Gita memilih menaik bus ke sekolahnya.
Saat di bus, ia selalu bertemu dengan Yudi (Masaji Wiyanto) yang sangat mirip prilakunya dengan Mas Gagah. Yudi selalu berceramah di dalam bus. Awalnya, Gita kesal melihat sikap Yudi yang sok ceramah. Tapi, lama-lama hatinya terkesan karena Yudi tidak pernah meminta bayaran. Yudi menolongnya saat hand phonenya hampir dicuri. Yudi juga pernah menolong korban kebakaran di kolong jembatan walau korbannya berbeda agama.
Gita ingin sekali memahami Mas Gagah tapi selalu terbentur. Perdamaiannya dengan Mas Gagah selalu gagal. Apalagi ketika Gita tahu Mas Gagah membatalkan liburan mereka dan dananya untuk membuat rumah cinta. Sebuah taman baca di perkampungan.
Di tengah kegaulaun Gita terhadap sikap Mas Gagah, teman akrabnya di sekolah memilih berjillbab setelah mendapat arahan dari sepupunya. Lalu, apakah Gita dan Mas Gagah akan berbaikan? Nah, bagaimana kelanjutan kisah cinta kakak dan adik ini?
Memanfaatkan Komunitas
Film drama Indonesia yang disutradarai Firman Syah, sedangkan naskah ditulis oleh Fredy Aryanto ini adalah adabtasi dari novel berjudul yang sama karya Helvy Tiana Rosa. Dalam sebulan ini sudah ditonton oleh 124.224 Penonton (Data 7 Februari) dan 126.848 penonton (Data 14 Februari) Berada diurutan ketiga film di Indonesia (Data 7 Februari) dan urutan kedepalan (Data 14 Februari). Kunci kesuksesan itu antara lain pada kecerdasan Helvy Tiana Rosa dalam mengunakan media sosial untuk mengalang massa. Dia juga memanfaatkan 132 ribu follower di akun twitternya @helvy, fan page Helvy Tiana Rosa (HTR) sebanyak 86.174 follower, belum di Instagram dan Facebook miliknya.
Sebagian penonton Film KMGP adalah pengikut setia HTR di sosial media. Apalagi HTR adalah pendiri Forum Lingkar Pena (Pena) sebuah komunita penulis terbesar di Indonesia. FLP menjadi jembatan bagi promosi Film KMGP bahkan sebelum jauh hari saat cikal bakal film ini dibuat, FLP telah menjadi bagian dari pendukung Film KMGP.
HTR eksis mempertahan interaksi dengan para penonton bahkan jauh dari film dibuat seperti saat shooting , HTR sudah woro-woro akan tentang proyek film ini. Selama proses shooting, HTR tidak pelit berbagi.. Bahkan ada video penonton diunggah di youtube dan group khusus di facebook.
HTR bahan road show menonton bareng dengan para pemain dan penonton di berbagai daerah. Hal ini yang mendongkrak popularitas film KMGP. HTR bahkan menjawab semua pengikutnya yang berkeluh kesah tentang film KMGP baik di twitter mau pun di IG. Ini menimbulkan kedekatan antara penonton dan penulis.
Selain HTR, sutradara film ini Firman Syah di akun IG (immank.fsyah) rajin memposting bagian-bagian dari shooting film KMGP. Ini membuat kedekatan penonton dengan sutradara semaikin dekat, sehingga penonton makin gregetan untuk mengenal seluk belum Film KMGP.
Menjelang penayangan perdana KMGP, semua tim KMGP di sosmed serentak menayangkan foto adegan, poster dan memposting jadwal tayang film KMGP termasuk mengelar kuis tentang film ini. Membuat film ini layak mencuri perhatian penonton kalangan lebih luas.
Kelebihan Film KMGP
Masya Allah, Film ini membuat aku haru sekali. Film yang berbeda dengan film Islami lainnya. Dibuat dengan dana iuran berbagai komunitas demi mempertahankan idealisme. Bayangkan ada adegan teater Palestina. Itu sangat so sweet. Tak ada di film lainnya. Beberapa kelebihan lainnya menurutku adalah :
1. Kehadiran cameo dalam film ini membuat lebih berwarna. Contohnya saja kehadiran Irfan Hakim yang hanya "numpang lewat" di pesta pernikahan Islami. Para undangan dipisah antara laki-laki dan perempuan. Gambar diambil dengan sangat hati-hati, bahkan mempelai perempuan tidak di ambil gambar dalam jarak dekat, subhanallah.
2. Humor yang berseleweran membuat aku dan penonton di bioskop tertawa. Seperti adegan Joshua yang menggoda Mas Gagah memakai jenggot. Dialognya yang lucu membuat fim ini menjadi lebih ringan. Termasuk saat adegan Yudi di bus yang memberi contoh untuk mensyukuri nikmat Allah dan gigi. Melihat cemoa Ely Sugigi, para penonton tertawa lepas.
3. Adegan kakak adik antara Mas Gagah dan Gita benar-benar menyentuh. Walau saat shooting mereka tidak pernah bersentuhan, tapi mendapatkan kimistri yang pas banget.
4. Pemain muda berbakat. Di film KMGP ini banyak pemain muda. Para penonton dibuat terpukau dengan acting Aquino Umar sebagai Gita. Tak banyak film yang diadaptasi dari novel berhasil divisualisasikan di film. Tapi, acting Aquino sangat jempolan.
5. Nyata dan Film mendekati. Kehadiran Mas Hamas Syahid yang memerankan Mas Gagah bagai mengobati kerinduan akan sosok anak muda yang terbina akhlaknya. Di dunia nyata, Hamas juga penghapal Alquran. Ini menjadi nilai lebih dari film ini. Kegiatan dakwahnya kental sekali. Walau di KMGP 1 masih belum tereksplor acting Hamas. Namun, keseharian Hamas yang mempunyai nilai lebih ini menjadikan KMGP mencuri hati penonton, terutama aktivis dakwah di era tahun 80-90-an.
Kekurangan Film KMGP :
1. Ada beberapa adegan yang terasa melompat. Saat Mas Gagah pergi ke Ternate dan tiba-tiba kembali telah mengalami hijrah dan memiliki jenggot. Bagi penonton yang belum membaca novelnya akan terasa asing dengan lompatan adegan ini. Andai ada flash back akan menjadi lebih menarik.
2.Film ini terbagi 2, membuat penonton tak sabar untuk menonton kelanjutannya. Ibarat makan ice cream, lagi asyik dan manisnya tiba-tiba meleleh dan tidak bisa dinikmati secara utuh. Huhuhu... nunggu KMGP 2 lama banget :)
Dibalik kekurangan itu, film ini membawa misi kebaikan yang sangat banyak :
1. Hidayah itu milik Allah, tidak ada yang dapat mengoyahkan jika Dia berkehendak. Siapa pun bisa mendapatkannya.
2. Cinta dan kasih sayang seorang kakak dan adik dapat diberikan dengan tulus, apalagi zaman sekarang, kehangatan keluarga sering terabaikan. Terkalahkan dengan gawai dan kehadiran mall.
3. Masa muda saatnya berkarya. Melihat kegigihan Mas Gagah menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal patut diajungi jempol. Anak muda yang sangat bertanggungjawab!
4. Cinta tak harus pacaran. Lihatlah cara Mas Gagah memanfaatkan ketampanannya. Ia tak memanfaatkan dengan pacaran, walau wanita cantik banyak mengidolakannya. Ia memilih untuk jatuh cinta pada dunia Islam.
5. Kehangatan cinta ibu. Kehadiran Wulan Guritno memerankan ibu bagi Mas Gagah dan Gita membuat aku larut dalam keharuan. Aku membayangkan anak-anakku besar nanti, apakah aku masih bisa melihat perjuanganku mendidik mereka? Seorang ibu yang tidak ego menerima perubahan kebaikan anaknya bahkan mempelajari apa yang anaknya lakukan. Peran ibu dalam film ini dapat menjadi contoh bahwa oarang tua harus terus memantau perkembangan anaknya, bahkan jika berselisih harus diberi solusi bagaimana caranya kakak adik berdamai dan saling menyayangi.
So, film ini membuat aku jatuh cinta. Beberapa dialog yang aku sukai :
"Islam itu indah, islam itu cinta. Indah, cinta..." (Mas Gagah).
"Apakah kita sudah berhijrah? Hijrah itu pindah, berubah, move on! Buat Allah mengatakan yes! Semoga kita menjadi orang bersemangat hijrah. Maka kita harus berjihad. Jihad itu bersungguh-sungguh di jalan Allah. " (Yudi).
Adegan yang membuat aku tertawa ngakak : Saat Gita mencari di Google tentang Fisabilillah yang keluar gambar para lelaki arab berjenggot.
Semoga film ini membawa kebaikan bagi masyarakat Indonesia. Aku menunggu KMGP 2:) Buat FLP Met milad ya. Terus berkarya :)
Sebagian penonton Film KMGP adalah pengikut setia HTR di sosial media. Apalagi HTR adalah pendiri Forum Lingkar Pena (Pena) sebuah komunita penulis terbesar di Indonesia. FLP menjadi jembatan bagi promosi Film KMGP bahkan sebelum jauh hari saat cikal bakal film ini dibuat, FLP telah menjadi bagian dari pendukung Film KMGP.
HTR menyapa folowernya di IG |
HTR eksis mempertahan interaksi dengan para penonton bahkan jauh dari film dibuat seperti saat shooting , HTR sudah woro-woro akan tentang proyek film ini. Selama proses shooting, HTR tidak pelit berbagi.. Bahkan ada video penonton diunggah di youtube dan group khusus di facebook.
HTR bahan road show menonton bareng dengan para pemain dan penonton di berbagai daerah. Hal ini yang mendongkrak popularitas film KMGP. HTR bahkan menjawab semua pengikutnya yang berkeluh kesah tentang film KMGP baik di twitter mau pun di IG. Ini menimbulkan kedekatan antara penonton dan penulis.
Selain HTR, sutradara film ini Firman Syah di akun IG (immank.fsyah) rajin memposting bagian-bagian dari shooting film KMGP. Ini membuat kedekatan penonton dengan sutradara semaikin dekat, sehingga penonton makin gregetan untuk mengenal seluk belum Film KMGP.
Menjelang penayangan perdana KMGP, semua tim KMGP di sosmed serentak menayangkan foto adegan, poster dan memposting jadwal tayang film KMGP termasuk mengelar kuis tentang film ini. Membuat film ini layak mencuri perhatian penonton kalangan lebih luas.
Kelebihan Film KMGP
Masya Allah, Film ini membuat aku haru sekali. Film yang berbeda dengan film Islami lainnya. Dibuat dengan dana iuran berbagai komunitas demi mempertahankan idealisme. Bayangkan ada adegan teater Palestina. Itu sangat so sweet. Tak ada di film lainnya. Beberapa kelebihan lainnya menurutku adalah :
1. Kehadiran cameo dalam film ini membuat lebih berwarna. Contohnya saja kehadiran Irfan Hakim yang hanya "numpang lewat" di pesta pernikahan Islami. Para undangan dipisah antara laki-laki dan perempuan. Gambar diambil dengan sangat hati-hati, bahkan mempelai perempuan tidak di ambil gambar dalam jarak dekat, subhanallah.
2. Humor yang berseleweran membuat aku dan penonton di bioskop tertawa. Seperti adegan Joshua yang menggoda Mas Gagah memakai jenggot. Dialognya yang lucu membuat fim ini menjadi lebih ringan. Termasuk saat adegan Yudi di bus yang memberi contoh untuk mensyukuri nikmat Allah dan gigi. Melihat cemoa Ely Sugigi, para penonton tertawa lepas.
3. Adegan kakak adik antara Mas Gagah dan Gita benar-benar menyentuh. Walau saat shooting mereka tidak pernah bersentuhan, tapi mendapatkan kimistri yang pas banget.
4. Pemain muda berbakat. Di film KMGP ini banyak pemain muda. Para penonton dibuat terpukau dengan acting Aquino Umar sebagai Gita. Tak banyak film yang diadaptasi dari novel berhasil divisualisasikan di film. Tapi, acting Aquino sangat jempolan.
5. Nyata dan Film mendekati. Kehadiran Mas Hamas Syahid yang memerankan Mas Gagah bagai mengobati kerinduan akan sosok anak muda yang terbina akhlaknya. Di dunia nyata, Hamas juga penghapal Alquran. Ini menjadi nilai lebih dari film ini. Kegiatan dakwahnya kental sekali. Walau di KMGP 1 masih belum tereksplor acting Hamas. Namun, keseharian Hamas yang mempunyai nilai lebih ini menjadikan KMGP mencuri hati penonton, terutama aktivis dakwah di era tahun 80-90-an.
Kekurangan Film KMGP :
1. Ada beberapa adegan yang terasa melompat. Saat Mas Gagah pergi ke Ternate dan tiba-tiba kembali telah mengalami hijrah dan memiliki jenggot. Bagi penonton yang belum membaca novelnya akan terasa asing dengan lompatan adegan ini. Andai ada flash back akan menjadi lebih menarik.
2.Film ini terbagi 2, membuat penonton tak sabar untuk menonton kelanjutannya. Ibarat makan ice cream, lagi asyik dan manisnya tiba-tiba meleleh dan tidak bisa dinikmati secara utuh. Huhuhu... nunggu KMGP 2 lama banget :)
Dibalik kekurangan itu, film ini membawa misi kebaikan yang sangat banyak :
1. Hidayah itu milik Allah, tidak ada yang dapat mengoyahkan jika Dia berkehendak. Siapa pun bisa mendapatkannya.
2. Cinta dan kasih sayang seorang kakak dan adik dapat diberikan dengan tulus, apalagi zaman sekarang, kehangatan keluarga sering terabaikan. Terkalahkan dengan gawai dan kehadiran mall.
3. Masa muda saatnya berkarya. Melihat kegigihan Mas Gagah menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal patut diajungi jempol. Anak muda yang sangat bertanggungjawab!
4. Cinta tak harus pacaran. Lihatlah cara Mas Gagah memanfaatkan ketampanannya. Ia tak memanfaatkan dengan pacaran, walau wanita cantik banyak mengidolakannya. Ia memilih untuk jatuh cinta pada dunia Islam.
5. Kehangatan cinta ibu. Kehadiran Wulan Guritno memerankan ibu bagi Mas Gagah dan Gita membuat aku larut dalam keharuan. Aku membayangkan anak-anakku besar nanti, apakah aku masih bisa melihat perjuanganku mendidik mereka? Seorang ibu yang tidak ego menerima perubahan kebaikan anaknya bahkan mempelajari apa yang anaknya lakukan. Peran ibu dalam film ini dapat menjadi contoh bahwa oarang tua harus terus memantau perkembangan anaknya, bahkan jika berselisih harus diberi solusi bagaimana caranya kakak adik berdamai dan saling menyayangi.
So, film ini membuat aku jatuh cinta. Beberapa dialog yang aku sukai :
"Islam itu indah, islam itu cinta. Indah, cinta..." (Mas Gagah).
"Apakah kita sudah berhijrah? Hijrah itu pindah, berubah, move on! Buat Allah mengatakan yes! Semoga kita menjadi orang bersemangat hijrah. Maka kita harus berjihad. Jihad itu bersungguh-sungguh di jalan Allah. " (Yudi).
Adegan yang membuat aku tertawa ngakak : Saat Gita mencari di Google tentang Fisabilillah yang keluar gambar para lelaki arab berjenggot.
Semoga film ini membawa kebaikan bagi masyarakat Indonesia. Aku menunggu KMGP 2:) Buat FLP Met milad ya. Terus berkarya :)
Bersama FLP Sumbar dan Kopfti Sumbar usai nobar Film KMGP di Bioskop Raya Padang |
Semoga menang kak Naqy. Memang seru ya nonton bawa anak-anak.
BalasHapusMakaish doanya, iya seru dan heboh bawa anak-anak :)
HapusYa Allaaah lengkap sekaleee
BalasHapusjadi minder akuu..
wah sama aku juga ngakak pas gita browsing cari jihad fi sabilillahh hahaha..
hihi iya ya mbk, itu ngikik abis deh
HapusPingin nonton film ini belum kesampaian, moga menang ya mba.
BalasHapusamin, ayo nonton Mbk :)
Hapuswaah senangnya Nobar
BalasHapusiya KMGP niy emang lagi buming, blogger bdg juga pernah pada nobar tuh.
seruu ceritanya ,
Iya Mbk, senang banget bisa Nobar bareng teman-teman FLP Sumbar :)
HapusWah, baca reviewnya, jadi pengen huga nonton film ini, Kak. Semoga menang yaa!
BalasHapusAmin, makasih doanya Mbk. Ayo Mbk, nonton :)
HapusJadi kangen liat film layar lebar karena lama banget sudah gak nonton. Sukses utk lombanya mbk
BalasHapusMakaish doanya, iya ini aku juga udah lama enggak nonton hihihi
HapusLha, di Padang ga ada XXI? Kalo di Aceh malah bioskop apa pun ga ada, kak. Hehe. Saya bekum nonton KMGP, bagus dan menarik sepertinya. TFS, ya. Semoga menang, Kak!
BalasHapusEnggak ada Bioskop XXI hihihi.... makasih ya doanya :)
HapusJepara bioskopnya gak jalan
BalasHapusmau baca novelnya dl deh. tp udah liat trailernya sih. smoga sukses
Makasih ya, iya nonton trailernya, baca novel terus nonton ke bioskop ya, Mbk :)
HapusKMGP, jika gak salah dl pernah jd cerber di salah satu majalah remaja.
BalasHapusSukses KmGP, sukses jg buat mbak naqi
Iya Mbk, cerpennya pernah di Majalah Annida :) makaish doanya, Mbk.
HapusDatanya cukup komplet yaa.. bagus, Mbak..
BalasHapusTerima kasih Mbk :)
HapusWow....banyak sekali misi dakwah dari film ini ya...
BalasHapusIya Mbk, bagus isi dan misi dakwah film ini :)
Hapusseru banget ya , akhirnya bisa kumpul,bareng :) nonton juga
BalasHapusAlhamdulillah ya, masih dapat rezeki buat nonton :)
HapusKalau di XXI ga boleh bawa makanan dari luar. Ga boleh kalau ketahuan. Hihihi...
BalasHapusChemistry Gita dan Gagah diselamatkan oleh topi. Gagah berkali2 menepuk topi yang dipakai Gita. Jadi ga nyentuh bagian tubuh secara langsung. Hihihihi... Good Luck, Mbak Naqiy :-)
Hihihi iya ya enggak boleh, tapi kalo Nobar mana sempat itu meriksa satu per satu sering lolos loh :)
Hapusaku belum nonton filmnya mbak, jadi penasaran. Good luck ya mbak
BalasHapussemoga bisa segera nonton ya, Mbk. Terima kasih atas doanya :)
HapusDi Lombok film KMGP ini cuma sebentar tayangnya. Sayang sekali :( padahal film bagus ini...
BalasHapusuntuk sudah sempat nonton ^_^
Alhamdulillah sempat nonton ya, Mbk. Betul... filmnya bagus deh.
HapusOh masih ada kelanjutannya toh film ini. Kirain langsung habis.
BalasHapusSelama ini aku cuma lihat cover bukunya aja mbak, setelah baca tulisan mbak jadi penasaran pengen nonton filmnya. :)
BalasHapusSalut ya, sewaktu suting tidak ada adegan bersentuhan, padahal diceritakan kakak adek. Nilainya semoga mengena ya, Mbak
BalasHapus