Buku
adalah sahabatku sejak kecil. Dari aku belum bisa membaca hingga aku sudah
membaca, Ayahku rajin membelikanku bacaan. Cara Ayah mengajakku gemar membaca
cukup unik. Ayah akan memakai sarung dan aku duduk di dalam sarung. Aku seperti
naik ayunan sembari melihat Ayah membaca koran.
Kenangan
masa kecil itu begitu membekas. Membuat aku gemar membaca. Suatu hari, aku
diajak sepupuku ke rumah seorang ustadz. Ia diamanahkan menjaga rumahnya karena
ustadz tersebut pulang kampung. Kami bermain ke rumah ustadz itu. Aku sangat
takjub. Rumahnya penuh dengan rak yang berisi buku. Sejak itu, aku selalu
memimpikan punya perpustakaan sendiri di rumah.
Hari
berganti hari, aku sudah menjadi mahasiswa. Saat aku kuliah, aku
mulai mencicil membeli buku dari honor
menjadi wartawan kampus. Impianku membuka perpustakaan pribadi kian
kuat. Dari rak sederhana, memulai impianku. Lalu, aku mulai mendata buku-buku,
aku juga membuat cap khusus untuk tanda buku milikku.
Agar
orang lain ikut merasakan manfaat membaca buku, aku mengajak teman-teman di
Forum Lingkar Pena (FLP) Bengkulu untuk membuka taman baca. Aku pun menitipkan
buku koleksiku kepada teman-teman yang menjaganya. Saat itu di sebuah apotek di
Bengkulu. Sayang, kami belum tertib memajemen peminjaman. Buku-buku banyak
hilang.
Tahun
2005, aku menikah dan pindah ke Lampung Timur. Saat itu aku mengajar di SDIT
Baitul Muslim. Aku mengajak murid-murid saya gemar membaca. Belum ada
perpustakaan sekolah tak menjadi halangan, Aku menciptakan pojok baca. Aku
menyiapkan sebuah sudut di kelas dengan tumpukan buku-buku edukasi untuk
anak-anak. Aku bebaskan anak-anak membaca bagi yang telah mengerjakan tugas dan
tidak saat pelajaran berlangsung. Respon anak-anak sangat antusias. Beberapa
anak bahkan esoknya membawa buku koleksi mereka ke sekolah. Buku-buku itu kian
beraneka judul. Kelas lain pun ikut serta membuka pojok baca.
Lauching Rumah Cahaya Lampung Timur bersama murid-murid SDIT Lampung Timur |
Saat
ekonomi sangat kritis. Buku juga pernah menyelamatkan kami. Aku membuka sewa buku dengan harga sewa yang
cukup murah. Dengan itu kami dapat membeli makanan dalam waktu 3 hari. Walau akhirnya
buku-bukuku juga ada yang hilang, hehehe...Buku
banyak hilang tidak menyurutkan langkahku untuk menyebarkan virus membaca. Tapi, kali ini tanpa sewa. GRATIS. Kembali aku membuka taman baca di rumahku. Masih mengandeng FLP sebagai
komunitas kepenulisan yang aku geluti. Anak-anak di lingkunganku sangat
antusias, bahkan orang tuanya ikut meminjam buku.
Kemudian,
keluargaku pindah ke Bandar Lampung. Di Ibu Kota Propinsi Lampung ini aku
mendapat banyak kemudahan dalam mengembangkan ideku menyebarkan virus membaca.
Saat itu aku menjadi Ketua FLP Lampung.
Bersama teman-teman, kami membuka Taman Baca Keliling. Caranya tidak
sulit. Semua teman aku wajibkan membawa buku atau majalah minimal 5 buku. Lalu,
kami membawa bekas banner dan kami gelar di Unila.
Taman
Baca Keliling FLP Lampung perdana sangat sukses. Masyarakat sangat antusias
membaca buku GRATIS dan bacaannya bermutu. Tak lama, Taman Baca Keliling FLP
Lampung mulai banyak mendapatkan donatur buku dan majalah. Bahkan buku yang
ada, disalurkan kembali ke sekolah atau tempat yang membutuhkan.
Mengajak anak menjaga Taman Baca Keliling |
Taman Baca Keliling dibuka untuk umum |
Taman Baca Keliling setelah menyebar Se-Lampung. |
Menumbuhkan
minat baca aku tularkan juga kepada anak-anakku. Sejak dalam kandungan sudah
kuajak membaca buku. Anak-anak juga dibiasakan diajak ke toko buku,
perpustakaan dan menjaga taman baca. Anak
sulungku, Faris, awalnya hanya menyukai bacaan buku yang bergambar saja.
Lama-lama Faris menyukai buku yang bacaannya panjang-panjang. Aku sengaja
membeli buku-buku untuk merangsang imajinasi dan pengetahuan anak-anak.
Mengajak anak menyukai buku di mana saja |
Penah
suatu hari Faris dan adiknya Fatih sedang makan bersama. Saat itu nasi masih
panas.
"Panas...panas...!"
Teriak Fatih yang usianya masih 4,5 tahun.
"Kalau
nasi masih panas lebarkan di piring.
Biar cepat dingin, lalu makan dari
pinggir," kata Faris.
"Wah,
Mamas hebat. Tahu dari mana?" Pujiku.
"Dari
buku," ujar Faris.
Nah,
kan buku itu secara tidak langsung telah mengajarkan pengetahuan praktis. Berkat
rajin membaca buku, Faris sudah bisa menulis puisi dan pengalaman. Karya Faris
sudah pernah dimuat di Kompas dan Majalah Ummi (Baca juga : Cara Mengirimkan Karya Anak ke Majalah Ummi). Kini,
kegiatanku sering membuka taman baca diikuti anak-anakku. Mereka sering
mengelar buku di depan rumah, lalu mengajak teman-temannya membaca buku.
Di rumah, aku membuat perpustakaan keluarga dari buku-buku yang telah aku kumpulkan sejak sebelum menikah hingga sekarang sudah punya tiga anak. Buku-buku inilah menjadi warisan yang dapat aku berikan kepada anak-anakku. Agar anakku punya banyak ilmu, bisa berpikir kritis dan mempunyai skill. Dengan membaca, anak-anak akan banyak pengetahuan.
Tak hanya anak-anak, aku juga menjadi contoh untuk gemar membaca. Aku menyukai membaca buku parenting, buku kisah inspiratif, novel dan cerita anak. Aku punya kenangan yang indah dengan Buku Stiletto. Saat itu temanku Dila Saktika Negara bergabung dalam buku antologi A Cup of Tea for Single Mom terbitan Stiletto. Saat launching buku, aku menitipkan buku untukku ditandatangan oleh penulis-penulis yang datang saat launching. Melihat bukuku ditandatangan oleh Mbk Triani Retno, Mbk Ina Inong, Mbk Lygia Nostalina, Mbk Yanthi Prasetyo, Mbk Noviana Sari, Mbk Qadriea Ku Warastra dan lainnya.
Happy banget, buku koleksiku terbitan Stiletto Book ditandatangan penulisnya :) |
Koleksiku seri A Cup of Tea karya Stiletto Book |
Selain buku tema parenting yang aku sukai, aku juga mengoleksi buku-buku resep MPASI Homemade. Nah, buku terbitan Stiletto sebagai Penerbit Buku Perempuan menjawab kebutuhanku. Aku membeli langsung dari penerbit buku resep MPASI Homemade. Buku ini sangat membantuku membuat MPASI yang sehat dan bergizi. Beberapa resep MPASI di blogku terinspirasi dari buku ini. (Baja juga : Resep MPASI 1 Tahun Bola Tempe).
Buat Sahabat Smart Mom, tak perlu ragu membeli buku-buku terbitan Stiletto, harganya sangat bersahabat. Buku Say No Yes to Homemade MPASI ini hanya Rp. 44.800,- bahkan kadang ada diskon loh. Buku yang sangat bersahabat dengan kantong emak-emak. Harga buku itu jauh banget dari manfaat buku ini. Moms, bisa mempraktikan MPASI Homemade dengan berbagai variasi. So, membaca buku tak hanya menjadi obat menghilang rasa lelah, menghibur atau mengisi me time. Buku juga sebagai "senjata" Smart Mom agar keluarganya tetap sehat.
Aku menyukai buku terbitan Stiletto, terutama serial A Cup of Tea dan Momlit. Semoga di ulangtahun kelima ini Stiletto semakin berjaya dan menerbitkan buku-buku yang bermutu. Dapat menjadi sahabat perempuan. Selamat ulangtahun kelima Stiletto, I Love You!
Tulisan ini diikutsertakan lomba blog dalam rangka ulangtahun kelima Stiletto.
Nama : Naqiyyah Syam
Twitter : @Naqiyyah_Syam
FB : Naqiyyah Syam
Email : naqiyyah_syam@yahoo.co.id
Instagram :@naqiyyahsyam
Twitter : @Naqiyyah_Syam
FB : Naqiyyah Syam
Email : naqiyyah_syam@yahoo.co.id
Instagram :@naqiyyahsyam
Waaah Mbak Naqiy keren banget uy. Aku kepikiran buat bikin gini juga, tapi gak sempat, keburu hamil duluan. :D Capeknya itu minta ampun.
BalasHapusSaat hamil Aisyah aku juga tetap jalan taman bacaan kelilingnya, kebetulan bersama teman-teman jadi lumayan ringan :)
HapusCkckck.... mbak Naqi perjuangannya berbuah Faris nembus media. Kereeeen...
BalasHapusAlhamdulillah Mbk, memtik hasil dari yang kutanam :)
Hapussungguh inspiratif kisah mba Naqi. Semoga apa yang mba lakukan ini bisa terus bermanfaat bagi masyarakat yan mba. amin, sukses selalu
BalasHapusAmin, doakan menang ya mbk, buku-bukunya bisa disumbangkan :)
HapusSalam kenal mba Naqi. Luar biasa ya semangatnya untuk menularkan semangat baca. :)
BalasHapussalam kenal mbk, alhamdulillah semoga semangat berbagi dapat bermanfaat buat teman-teman :)
HapusA cup of tea nya stiletto punya 1. Lupa apa judulnya
BalasHapusbukunya ala chiken soup ya, mbk. penuturannya empuk :)
HapusBuku sudah mendarah daging ya, buat Mbak Naqi :) top banget, deh, perjuangannya buat menebar virus baca.
BalasHapusSukses selalu ya, Mbak :)
terima kasih ya. aku ingin juga selalu bisa keliling membuka taman baca. dulu pengennya gelar di lapangan sepakbola xixiix
HapusSalut dg perjuangannya mb naqiyyah menularkan virus membaca.
BalasHapusDoakan bisa menang ya mbk, bisa berbagi dengan yang membutuhkan :)
Hapusinspiratif, Kak! Aku dulu juga sempat kepikiran menyewa-nyewa bukuku, namun akhirnya tidak terjadi.
BalasHapusTerus semangat menyebarkan hobi membaca ya! :)
Terima kasih ya, insya Allah terus semangat.
Hapusmba naqi kereeennn... :)
BalasHapuspengen juga deh bikin taman bacaan keliling..
semoga suatu saat yaa..
semoga selalu semangat menularkan virus baca ya mbaaa :)
terima kasih, semoga suatu hari nanti tercapai impiannya. Yuk, bikin Taman Baca :)d
HapusMasyaallah mba naqi, semoga terus menebar kebailan.
BalasHapusterima kasih Mbk :) amin doanya
Hapussalut ih mba semangat bgt menyebar virus membacanya ^^ sukses ya mba
BalasHapusterima kasih mbk, amin
Hapuswah mba naqy keren banget ikutan. siip keren deh.
BalasHapusiya Erna, makasih ya, semoga kita sukses :)
HapusBener Mba, perpustakaan di Indonesia masih banyak kurangnya. Saya dan anak suka "kabur" ke Singapore demi mencari buku. Di Jakarta banyak toko buku, tapi tidak pernah bertemu taman bacaan. Anak saya sampai penasaran pas nimbung baca post ini dan liat gambar ada yang baca buku di pinggir jalan. Padahal kan seru dan mendidik ya.
BalasHapusIya Mbk, terkadang ekonomi bikin orang kesulitan membaca buku, semoga Taman Baca Keliling terus jalan dan makin banyak orang pinjam buku GRATIS
HapusMba Naqi kerennn.. kalo hamil skrng ini aku beberapa baca novel hehe pengennya sih baca ensiklopedi biar anaknya nanti pinter, sayang di sampit gak ada toko buku jadi sangat terbatas.
BalasHapusWaah mbk di sampit? lagi hamil ya? semoga lancar hingga persalinan ya
HapusKereenn Mbak, virus membacanya benar2 sukses yaahh.
BalasHapusHuaaa sejak nika, ntah kenapa hasrat baca buku menurun.. biasanya tiap kali abis beli buku buru2 mau tuntasin.baca tapi ini ada beberapa buku yg dibeli tapi masih aja belum tersentuh. Ada beberapa yg dibuka dan dibaca dikit aja. ada beberapa kado pernikahan yg isinya buku malah belum terjamah sama seklai, huhuhhh
Ayo Mbk, semangat dekat-dekat orang rajin membaca nanti ketularan deh :) yuk suka membaca :)
HapusInspiratif. Mudah2an menang Ya, Mak
BalasHapusterima kasih ya
HapusLewat ga ikut lomba ini. Hiks. Februari harus lebih semangat. Good Luck, Mb Naqiy :-)
BalasHapusamin, makasih doanya ya Yanti :)
HapusKeren banget kegiatannya, Mbak. Membuka tempat baca keliling secara gratis. Dan pernah jadi penyelamat ekonomi juga ya, saat harus membuka tempat baca berbayar, meskipun murah meriah bisa jadi penyambung makan. Top, Mbak. :)
BalasHapusIya Mbk, pernah merasa "selamat" karena uang sewa buku hehehe
HapusMembaca itu ibarat melihat jendela dunia lewat buku…buktinya fariz tahu cara mendinginkan nasi karena pernah membacanya di buku
BalasHapusKeep happy blogging always..salam dari Makassar – banjarbaru :-)
Membaca itu ibarat melihat jendela dunia lewat buku…buktinya fariz tahu cara mendinginkan nasi karena pernah membacanya di buku
BalasHapusKeep happy blogging always..salam dari Makassar – banjarbaru :-)
terima kasih ya Mas Hariyanto, semoga makin sukses juga ngeblognya. Salam dari Padang.
HapusMba sepertinya dalam tubuh saya sudah tertanam virus membaca, dan sekarang virus ini semakin menyebar setelah membaca pengalaman mba naqi.. sukses ya mba lombanya
BalasHapusalhamdulillah, ayo sebarkan virus membacanya mbk, amin atas doanya.
HapusSalut Mbakkkk!
BalasHapusSukses selalu yahh XD
Makasih Mbk Ajen, amin atas doanya.
Hapusmari semangat mengkampanye gemar baca buku dimana saja,,,, kunjungi web bukuberkah.com
BalasHapusVirus membaca memang wajib ditularkan ya Mbak. Apalagi kita di FLP, nggak baca nggak rame hehehe
BalasHapussemoga virus membaca makin tersebar luas. selamat ya mbak Naqi :)
BalasHapus