Siang
bersama rinai hujan, aku bersama Faris
dan Fatih berangkat naik motor menuju Masjid Ar Rahman di Komplek SDIT Adzkia. Kami sengaja pergi bertiga saja, Aisyah dan Abi di rumah. Aisyah sedang flu, kasihan dibawa ikut acara Jalsah Ruhiyah (JR).
Sampai
di jalan hujan makin deras. Kami segera mengeluarkan mantel (jas hujan). Faris
di belakang dan Fatih di depan sudah ngantuk membuat aku harus aspada saat
menyebrang jalan.
Sampai
di Adzkia, hujan sudah reda. Faris dah Fatih langsung berlari ke lapangan
karena kebetulan dari rumah sengaja membawa bola. Sampai di Masjid, aku memilih
duduk di depan di dekat pinggir pintu agar anak-anak mudah melihatku. Sampai di
sana acara sudah mulai tapi Ustadznya baru saja datang.
Aku
lupa nanya nama Ustadz yang ngisi, hadeeh.... tapi isi kajiannya keren.
Mengingatkanku dengan teman-teman di Lampung. Yang hadir banyak, kalau dihitung
ada 250 peserta. Masjid penuh. Sayangnya soud system tidak memadai. Baru di
tengah perjalanan kajian panitia mencari wireless.
Ada
beberapa poin yang aku rangkum dari hasil kajian itu adalah :
- Sesungguhnya yang membuat kita bertahan dalam keislaman, bukan kekarnya fisik kita, tapi sejatinya kekar dan tegarnya maknawiyah ruhiyah kita. Betapa banyak orang yang kekar dan kukuh, tapi tidak kuat menahan ujian. Tapi betapa banyak orang yang cacat secara fisik ia kuat menahan badai dalam ujian. Ini membuktikan bahwa kita adalah tentara dari maknawiyah kita bukan fisik kita.
- Ummahat, jangan minder dengan fisik kita. Indonesia fisiknya kecil-kecil terutama saat naik haji, berbeda dengan bangsa lain. Sesungguhnya manusia disebut karena ruh dan maknawiyah. Wanita sering dibilang lemah, tapi sering tegar menghadapi ujian dan tantangan. Tokoh-tokoh Islam memiliki yang cacat, ulama besar matanya buta, tak menghalangi untuk berkarya, misalnya Syekh Muhammad Yasir, kurang apalagi fisiknya tapi dia sanggup melakukan kerja besar. Dakwah bisa beliau tata sedemikian rupa, itu artinya : bolehlah fisik lumpuh tapi tidak membuat hati dan ruhnya lumpuh.
- Ummahat, dakwah ini perlu energi yang luar biasa, dakwah ini mustahil bisa dipegang oleh orang berjiwa cengeng. Tapi orang yang kokoh dan kuat maknawiyahnya. Karena setiap orang akan mengkritik apa yang kita lakukan. Orang yang jiwanya kekanak-kanakan akan berguguran di jalan dakwah. Tapi, orang yang tegar, berulang-ulang mendapatkan ujian, benturan dia tetap tegar karena ujian tersebut.
- Jika ingin mengetahui keberadaan kita kelak di alam kubur. Kita bisa menilai saat ini. Keberadaan kita saat sendirian disibukan karena apa? Ingat, ada penelitian yang menyebutkan 80% laki-laki kena fitnah melalui gadget. Dengan mudah menggerakan jari melihat hal yang haram. Bila perempuan, bisa saja di depan umum terlihat santun, tapi di dalam kamar mandi suka bernyanyi-nyanyi (udah tau kan di kamar mandi gak boleh nyanyi?:) ).
- Kerap kali kita hanya bisa menilai orang lain baik, sholat ke masjid rajin, mengaji rajin, santun, tapi kita tak bisa menilai dengan utuh. Lalu, ketika dia keluar dari jalan dakwah kita akan bilang, “Kok bisa, dia kan bla...bla...bla..” itu karena kita tidak mengetahui bagaimana kesendiriannya. Bisa jadi saat sendiri dia tak mengingat Allah. Dia sendiri tak berdzikir. Itulah perlunya selalu berkumpul.
- Oiya, Ustadz mengingatkan untuk semua rajin membaca almatsurat. Ada cerita nyata mengenai ustadz mengenai manfaatnya almatsurat. Kisah ini akan kutulis dipostingan berikutnya ya J
Demikianlah
hasil tausyiah saat JR Hari Sabtu lalu,
semoga kita dapat mengambil ibrohnya.
Thanks udah sharing...itu gak boleh nyanyi di kamar mandi ada hadits larangannya ya?
BalasHapusIya Mbk, adab di kamar mandi tidak bernyanyi :)
HapusMbak Naqiiy... Makasiiih sharingnya. Suka judulnya. Hiks.. Nasehat banget buat ynt
BalasHapussama-sama ini bagai mengecas diri sendiri :) semoga dapat diambil hikmahnya :)
HapusShare yang bermanfaat..jadi di recharge...
BalasHapusalhamdulillah semoga berkenan.
Hapus