Menemani Anak Masuk TK

Assalamualaikum, Apakabar Sahabat Smart Mom? Semoga sehat ya.

Menemani Anak Masuk TK. Kemarin, aku membuka facebook-ku dan melihat album foto. Kulihat album lama.  Mataku tertuju pada album foto Faris masuk TK. Ah, betapa waktu lekas berlalu ya. Kini sulungku sudah kelas 4 SD. Sudah usia peralihan. Dari usia anak-anak menuju pra remaja. Aku udah mulai deg-deng-an menunggu cerita “mimpi basah” nya *tuiiing si emak norak*

Iya benaran deh, aku deg-dengan. Tapi mempersiapkan diri jika tiba waktunya. Apakah Faris menghadapinya dengan enjoy atau tertekan. Okelah, dipostingan lain deh ya aku ceritakan gimana isi curhat Faris yang mulai deg-deg- ser kalo lihat teman cewek yang cantik, hahaha...

Nah, balik ke cerita album Faris masuk TK. Teringat saat kami masih di Lampung Timur. Kala itu aku masih mengajar di SDIT Baitul Muslim. Faris awalnya enggak mau masuk TK. Maunya langsung masuk SD tempat aku mengajar hihihi... dibujuk biar mau masuk TK. Lah, mana cukup umurnya mau lompat masuk SD J

Lagian ya, Faris belum masuk kriteria cocok masuk SD. Apalagi SD tempat ngajarku dulu ada tesnya loh. Kalo lulus ya diterima. Kalo enggak ya, maaf enggak diterima deh.

Setelah dibujuk dengan mengajak Faris ke calon TK-nya, berkenalan dengan guru-gurunya dan bermain di permainan di halaman TK-nya, lama-lama Faris mengangguk juga didaftarkan jadi murid TK.

Sebenarnya, TK-nya enggak jauh. Wong masih satu kompleks dengan SD tempat aku mengajar. Terus ya masih 1 gedung dengan PAUD Faris dulu hihihi hanya pindah kelas doang. Eh, ngebujuknya lumayan susah J

Saat masuk TK tiba, aku menemani Faris berbaris di depan kelas. Awalnya malu-malu, enggak mau berbaris. Tapi enggak lama udah enjoy aja terus masuk kelas. Enggak minta ditunggu. Keren kan? Hihihi...mungkin ya itu karena pindah kelas aja, lingkungan sekolah sudah dikenalnya.

Namun, hari-hari berlalu. Faris mengalami rasa bosan. Faris mulai ngambek enggak mau ditinggal. Maunya ikut Umminya ngajar. Kadang juga enggak mau masuk kelas, maunya maenan di luar halaman aja. Pernah juga enggak mau ikut kegiatan belajar, maunya berkeliling di dalam kelas. Ya, Faris bukan murid yang duduk tenang. Faris sering mogok ikut menulis atau bernyanyi. Bahkan pernah mogok sekolah.

Mogok sekolah? Ow...ini bikin mumet. Soalnya aku bekerja, Abinya kala itu sudah duluan pindah ke Bandar Lampung. Kami sempat LDR selama 1 tahun. Suamiku pulang setiap Sabtu dan Minggu saja. Paling lambat Senin subuh sudah berangkat ke Bandar Lampung.

Setiap Abinya pulang, Faris senang banget. Apalagi kalau Abinya membawa oleh-oleh. Makanan atau mainan kesukaan Faris. Tapi, setelah Abinya berangkat kerja, Faris jadi kurang semangat. Hohoho...baru kusadari, inilah penyebab Faris mogok sekolah. Faris masih kangen dengan Abinya. 

Akhirnya, aku berkonsultasi dengan guru di sekolahnya. Aku sampaikan bahwa Faris mogok sekolah karena ingin terus bermain dengan Abinya, padahal Abinya harus kerjad di Bandar Lampung. Aku meminta tolong kepada gurunya untuk memberi motivasi kepada Faris. Di rumah, aku juga memberikan pengertian bahwa Abi pulang seminggu sekali buat kerja. Sebentar lagi kita akan kumpul lagi (waktu itu aku sedang mempersiapkan kepindahan ke Bandar Lampung).

Beberapa hari kemudian, Faris kembali ceria. Faris sudah enjoy lagi ke sekolah. Dan taukah Sahabat Smart Mom yang membuat Faris kembali semangat? Di depan sekolah ada Mamang-mamang alias penjual mainan yang berjualan pakai sepeda. Faris suka beli mobil-mobilan. Untungnya harga bersahabat.

Huaah, dasar anak-anak ya. Semangat sekolah karena mainan hihihi.... bagaimana cerita Mom saat menemani anak masuk TK? Apakah ada kisahnya sepertiku? :)

Berbagi :