Resensi Buku Sayap-Sayap Mawaddah |
Judul : Sayap-sayap
Mawaddah
Penulis : Afifah Afra dan
Riawani Elyta
Tebal : 206 halaman
Tahun : Juli 2015
Penerbit : Indiva
ISBN : 978 – 602 –
1614 – 65 – 5
Data Pengadilan agama di Indonesia merilis dari dua juta pasangan
menikah pada tahun 2010, terjadi 285.184 pasangan bercerai. Besarnya jumlah itu
membuat Indonesia menjadi posisi pertama negara dengan angka perceraian
tertinggi di Asia Pasifik. Padahal, Indonesia memiliki penduduk mayoritas
muslim. Dimana, dalam Islam, pernikahan adalah bernilai ibadah. Sebaliknya,
perceraian adalah peristiwa yang sangat dibenci Allah Swt. Lebih
mengejutkan, dari semua gugatan perceraian itu, 70% dilakukan oleh pihak istri
(kaum perempuan). Fakta tersebut menjadi sebuah tanda tanya, ada apa dengan
kaum perempuan saat ini? Apakah pernikahan yang tidak harmonis itu menjadi
goyah karena modal sakinah mereka sudah habis? Sementara mawaddah dan rahmah buah dari sakinah belum di dapat? Hal inilah yang dikupas dengan cermat oleh dua
penulis hebat Afifah Afra dan Riawani Elyta.
Buku non fiksi berjumlah 206 halaman ini adalah lanjutan dari buku
sebelumnya, Sayap-sayap Sakinah. Di buku ini, penulis mengajak pembaca
untuk membahas permasalahan hubungan suami dan istri dengan konsep mawaddah sebagai fokusnya. Menurut Imam Abu Hasan
al-Mawardy, Mawaddah artinya mahabbah, yaitu rasa cinta. Khususnya yang mengarah pada perasaan dua manusia
berlawanan jenis yang telah dewasa (hal 16). Lebih spesifik, dalam tafsir Ibnu
Abbas dijelaskan bahwa mawaddah artinya cinta seorang istri kepada suaminya. Pendapat Imam Baidlowi
menyebutkan bahwa mawaddah dikiaskan sebagai jima' (hubungan seksual antara suami dan istri).
Di dalam Al Qu'ran, mawaddah disebut sebanyak 29 kali. Sedangkan mahabbah dengan berbagai bentuk disebut sebanyak 95 kali (hal 28). Untuk itu, dalam
pernikahan sangat diperlukan adanya perasaan mawaddah. Apa artinya jika dalam pernikahan tak ada mawaddah? Menikah adalah lisensi bagi suami istri untuk mengeskpresikan insting
seksual. Tapi, insting seksual seseorang terhadap pasangannya atau pun
seseorang yang belum menjadi pasangan sahnya dapat menjadi berkah atau musibah.
Contohnya legenda Ratu Mesir, Cleopatra sang ratu yang konon cantinya luar
biasa. Kecantikannya dapat mencundangi kaisar Romawi sekaligus (hal 35).
Fitnah perempuan juga dialami oleh orang shalih. Contohnya Umar bin Abdul
Aziz yang jatuh cinta kepada budak istrinya. Berkali-kali ia meminta izin untuk
menikahi budaknya, tapi ditolak oleh istrinya Fathimah. Namun, rasa cinta yang
bergejolak itu teredam sejak ia menjadi Khalifah. Umar bin Abdul Aziz menolak
untuk menikahi budak yang ternyata juga mendambakannya. Padahal istrinya sudah
merestuinya. Umar lebih memilih merawat cinta-Nya dibanding nafsu menikahi
budak tersebut. Umar sangat yakin dan ingin menjalankan firman Allah Swt dalam
Qs. An-Nazi'at ayat 40-41.
Perasaan cinta yang bergejolak mampu diredam oleh Umar berkat kedekatannya
kepada Allah Swt. Lalu bagaimana merawat cinta agar berbuah mawaddah? Pada buku
ini di bab keempat (Sayap 4) dibahas lengkap oleh penulis undangan Ahmad
Supriyanto seorang dokter yang membahas tentang seksologi sebagai unsur pokok
pilar mawaddah.
Pada sayap empat ini, penulis membahas mengenai adab-adab menyalurkan seks
kepada pasangan. mulai dari foreplay (pemanasan) prasenggama, mengoptimalkan daerah erogen dalam membantu istri
mencapai orgasme hingga pembahasan mengenai problem-promblem yang sering
terjadi dalam ketidakmampuan mencapai orgasme, seperti impotesi dan ejakulasi
dini (hal 67).
Kemudian dibahas mengenai perempuan juga harus agresif dalam melayani
suami.Diksiahkan Yeholana yang memikat
suaminya Kaisar Manchu Hsien Feng bersaing dengan 3.000 selir lainnya. Yeholana
belajar kepada pelancur, sehingga Kaisar menjadi mabuk asmara dengan pelayanan
Yeholana dibanding istri-istrinya yang sering bersikap "pasif (hal
74).
Namun, itu hanya salah satu cara merawat cinta dalam rumah tangga. Kerap
kali kita dengar perceraian terjadi dalam waktu lima tahun pernikahan. Padahal
waktu singkat itu rasa cinta masih mengebu-ngebu. Tapi, lagi-lagi
ketidakcocokan yang dikambinghitamkan sebagai penyebab retaknya rumah tangga
(83). Lalu, apakah setiap ketidakcocokan berakhir perpisahan? Rumah tangga
perlu selalu "dihangatkan", tahapan itu seperti belajar mencintai,
tunjukan cintamu, dan buktikan cintamu (hal 95).
Buku ini memang tidak setebal dari buku lain yang membahas tema pernikahan,
tapi isinya lengkap dan dibahas secara lugas dengan diksi yang sangat
indah. Setiap bab ada puisi-puisi yang indah dan romantis. Buku ini ditutup
dengan lima kisah sejati tentang keajaiban cinta.
Dari uraian yang telah saya sampaikan di atas, jika buku ini akan direvisi
untuk perbaikan ke depan, saya memberikan beberapa masukan :
1. Data perceraian yang diulas menggunakan data yang lebih terkini,
misalnya tahun 2013 atau 2014 sehingga lebih up date.
2. Untuk penggunaan contoh lirik lagu, hendaknya dipilih lagu yang lagi
ngetren saat ini. Lagu dangdut dengan lirik, "kalau cinta sudah melekat,
gula jawa pun rasa coklat," sudah tidak relevan. Kemudian di dua bab
(Sayap 9 dan Sayap 10) menggunakan contoh lirik lagu Nicky Astria dan alm Nike
Ardilla. Menurut saya, lirik lagu ini sudah jarang terdengar, akan lebih
mengena jika menggunakan lirik lagu yang sekarang lagi tren.
3. Untuk kisah keajaiban cinta, mungkin ada baiknya disisipkan kisah
bagaimana menghadirkan mawaddah jika pasangan belum memiliki keturunan.
Terlepas semua itu, buku tema pernikahan dengan harga
terjangkau tapi ulasannya lengkap membuat buku ini pantas direkomendasikan
untuk pasangan yang baru menikah atau yang lama sekali pun. Pernikahan yang
bernilai ibadah harus terus dihangatkan, dirawat agar berbuah mawaddah.
Covernya yang teduh, dua ekor burung dengan taman bunga yang mengepakkan
sayap-sayapnya hingga terjadilah rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah
Terima kasih ya reviewnya :)
BalasHapusGenerasi 90an memang begitu, dimanapun tetap ingin mengunyah kenangannya meski hanya berupa bait2 lagu xixixi
Hahahah...he eh ya kenangan itu tak terlupakan deh
HapusHihihi... Ngikik baca tentang lagu. Baru punya Sayap Sakinah. Itu juga ketinggalan bukunya jadi ga bisa ikut lombanya. Hiks.
BalasHapusGood luck, mbak :D
BalasHapus