Idul Adha dan Sepeda Faris yang Hampir Hilang

Alhamdulillah tahun ini Idul Adha kami yang kedua di Padang. Sungguh menambah kebahagiaan. Aisyah sekarang sudah 1 tahun dan bisa diajak sholat Id. Sejak subuh kami telah bersiap-siap untuk ke Mushollah. Anak-anak happy mau lihat sapi dan kambing. Oh ya, sebelumnya sudah diceritakan ke Faris dan Fatih cerita mengenai Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail juga dibalik hikmah potong kurban.

Pukul 06.45 WIB kami berangkat dari rumah. Faris dan Fatih sangat bersemangat. Aku telah menyiapkan makanan untuk Aisyah agar selama sholat Id bisa tenang.

Ummi dan Aisyah
Faris dan Fatih


Sampai di Musholla, belum banyak yang datang. Masih, shaf masih banyak yang kosong. Aku memilih duduk di dekat pintu, biar mudah keluar-masuk. Maklum punya anak kecil, Faris sudah mencari shaf di depan dekat Abinya, sedangkan Fatih duduk dekat Aisyah. Tapi, tak lama mulai pengen minta jajan, hadeeeh....

Mumpung masih lama, aku pun menyiapkan sarapan Aisyah dan Fatih. Kubuka bekal dan mulai menyuapi Aisyah, sedangkan Fatih makan sendiri. Tak lama jama'ah mulai berdatangan. Sebelum sholat Id, petugas Musholla menyampaikan siapa saja yang kurban tahun ini. Selain itu, ada laporan uang kas Musholla dan diminta kerelaan jama'ah untuk menyumbangkan uang atau material untuk pembangunan Musholla.

Musholla Miftahul Jannah
 Tak lama, sholat Id dimulai. Aisyah sudah duduk tenang. Fatih minta jajan dan main di luar. Sedangkan Aisyah setelah makan disuapin, mau makan sisa nasi Fatih. Ya udah deh, daripada nangis, aku biarin aja hihihi.... soalnya nasi putih juga :)


Aisyah duduk tenang saat sholat Idul Adha
Usai sholat Id, Aisyah mulai rewel, minta digendong. Mungkin udah mulai mengantuk ya. Soalnya sholat Idnya lumayan lama mulainya. Dari datang ke Musholla jam 7, mulai sholatnya 07.30 WIB. Sembari mengendong Aisyah di luar Musholla, aku mendengarkan khotbah. 

Pulang dari Musholla, kami melihat hewan yang akan dikurbankan. Ada 2 sapi dan 2 kambing. Tahun ini menurun jumlah yang berkurban. Tahun lalu, ada 6 sapi loh. Tapi, tetap gembira. Idul Adha ini ada 2 kegembiraan. Mengutip status Ummi Nur Ida Laila, bahwa kegembiraan di Idul Adha itu...

"Idul Adha adalah kegembiraan. Bagi yang berkurban gembira telah berbagi daging kurban. Bagi yang jarang makan daging, gembira mendapat daging kurban."

Ada 2 sapi kurban


Abi, Fatih dan Aisyah melihat kambing kurban
Sampai di rumah, kami segera sarapan. Uhuy, Ummi telah menyiapkan ketupat, opor dansayur  nangka. Alhamdulillah pada suka hihihi...

Udah makan, Faris dan Fatih sudah rewel mau lihat acara pemotongan hewan kurban. Jadilah kami ikutan ngelihat hewan kurban. Di sana sudah ramai warga yang datang. Anak-anak juga ada yang melihat, bahkan ada yang nangis enggak mau kambingnya di sembelih :) Dibujuk agak lama oleh Bapaknya.

Selagi bapak-bapak menyembelih hewan kurban, para ibu-ibu bersiap memasak bersama. Ada yang membersihkan sayuran, menyiapkan kompor dan mengiris bumbu. Ini sudah tradisi di Padang, makan bersama setelah pemotongan hewan kurban. Nanti setalah sholat Dzuhur bapak-ibu dan panitia diajak ke musholla untuk makan bersama :)





Sapi ngamuk mau disembelih


Faris dan Fatih meliha hewan kurban


Anak ini nangis enggak mau kambingnya disembelih
Masak bersama-sama


lihat hewan kurban, kok Fatih ngupil ya? Hahaha....




Saat mau pulang, Faris melapor sepedanya hilang! Langsung deh sibuk nyari sepedanya. Kata Faris, sepedanya ditaruh di depan warung dekat melihat hewan kurban. Barusan dipinjam temannya, tapi sudah dikembalikan. Pas dilihat enggak ada lagi. Jadilah kami pulang sembari mencari sepeda. Penasaran sepeda Faris kemana, siapa yang pinjam. Akhirnya aku ngambil motor dan keliling rumah mencari sepeda. Muter ke sana-kemari entah berapa putaran enggak ketemu juga. 

"Kalau rezeki, sepeda tak kemana," hiburku pada Faris.

Sampai di rumah belum juga sepedanya datang. Memang bukan sekali dua kali sepeda itu dipakai temannya tanpa izin. Kesel sih, kok ada yang minjam gak pake izin dulu. Tapi, mau marah kok ya udah keseringan. Akhirnya aku lapor dengan bu RT deh dan ibu-ibu yang sedang masak. Ternyata kata ibu-ibu, ada juga sepeda anak yang suka dipinjam anak-anak sudah besar, bahkan ada yang nyaris hilang.

Aku udah pasrah deh kalau sepeda hilang, hiks...walau ya nyesek juga entar diminta belikan lagi ama Faris. Akhirnya kami pulang sembari berdoa semoga sepeda kembali. Abi nunggu di rumah dan aku bertiga Faris dan Fatih tetap keliling mencari anak yang bawa sepeda. Ternyata, sepeda memang dipakai anak sudah gede (SMP) dan dibawa keliling melihat hewan kurban terus dibawa ke rumahnya. Diantar ke rumah oleh anak kecil bukan yang sipeminjam, jiaaah... 

Apa pun itu, alhamdulillah sepeda kembali. Nyaris saja Idul Adha tahun ini berkurban sepeda hehehe....semoga tuh anak kembali pada fitrahnya, eh maksudnya kalau minjam barang pake izin. 

Demikian cerita Idul Adhaku tahun ini, semoga sahabat Smart Mom acara Idul Adhanya happy. Met Idul Adha ya, semoga kita kembali menjadi makin kuat imannya, amin.




6 komentar untuk "Idul Adha dan Sepeda Faris yang Hampir Hilang"

  1. Aisyah imuuut.... Hiiy, itu yang ngupil asyij bener... :D

    Hadeeeh, terlalu ya yang make sepeda nggak bilang2 -_-'

    BalasHapus
    Balasan
    1. he eh ngupil aja hahah...

      Iya,sebel anak2 suka pinjam sepeda enggak izin :(

      Hapus
  2. Balasan
    1. Iya entah siapa yang makai tapi tanpa izin :(

      Hapus
  3. Hehehe yg pinjem sepeda maluu mau balikin hehe

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^