Cernak dimuat di Majalah Ummi Edisi Juli 2015 |
Cerita anak ini aku kirim setahun. Sengaja untuk tema Lebaran. Alhamdulillahnya direspon cepat banget. Emailku dibalas dan ditanya apakah bersedia menunggu dan diterbitkan edisi Juli saat lebaran? Wow, senang banget doong :) ini pertama kali aku ngirim ke Majalah ummi dan alhamdulillah langsung dimuat. Buat teman-teman yang mau ngirim, silakan baca syaratnya di sini.
Honornya 250 ribu cepat banget dikirimm, bahkan sebelum majalahnya terbit dan penulis dapat bukti terbit loh :) Oiya, nama-nama tokoh aku ambil dari nama murid-muridku dulu di PB 3, semoga anak-anak enggak protes en minta traktir ya hahaha....
Cernak : Angpao Lebaran Untuk Arya
Sebentar
lagi lebaran tiba. Arya sekeluarga, pergi mudik ke rumah kakek nenek di
Bengkulu. Tapi, selama perjalanan Lampung-Bengkulu, Arya sibuk dengan tablet-nya. Teguran Kak Santi agar Arya
beristirahat, seolah hanya angin lalu. Arya terus saja memainkan game dari tablet-nya. Sejak dapat hadiah tablet dari Paman Fiko, adik bungsu
ayah, Arya memang lupa waktu. Padahal, tablet
itu adalah hadiah kenaikan kelas untuk Arya dan Kak Sinta. Jadi, harusnya
milik bersama.
Awalnya,
kesepakatan dibuat. Baru boleh membuka tablet
jika sudah selesai mengerjakan tugas dari sekolah. Tapi, lama-lama Arya
melanggarnya. Bahkan, jika Kak Santi ingin meminjam untuk mencari bahan
pelajaran lewat internet, susahnya minta ampun. Tablet selalu dipegang Arya. Saat pulang sekolah, sebelum mengaji,
saat sahur, hingga setelah terawih. Arya baru berhenti jika baterai tabletnya
baterai. Kak Santi sampai kesal dibuatnya.
Arya juga
mulai berubah. Ia jadi enggan bermain dengan teman-temannya.
“Ar, kita
main kembang api, yuk,” ajak Agus selepas tarawih.
“Iya, Ar.
Agus punya kembang api panjaaang banget. Pasti indah kalo kita nyalakan,”
tambah Rae.
“Enggak, ah.
Aku mau main game angry birds terbaru,” tolak Arya sambil memasuki rumahnya.
Teman-temannya sampai heran melihat perubahan Arya.
Ajakan Kak
Santi untuk pergi tarawih juga kadang ditolak.
“Perutku
sakit, Kak. Nanti aku menyusul, deh,” elak Arya.
“Awas, ya,
kalau bohong! Jangan-jangan cuma alasan supaya bisa main tablet,” tebak Kak
Santi. Arya nyengir. Perutnya memang sakit karena kekenyangan. Saat berbuka
tadi, ia terlalu banyak makan. Tapi ketika sakit perutnya hilang, bukannya
langsung sholat Isya, Arya malah asyik main tablet
lagi.
Bosan
bermain game, Arya membuka facebook.
Arya memang sudah memiliki akun facebook.
Paman Fiko yang membuatnya, untuk menyambung tali silaturahmi dengan para
sepupunya di kota lain. Akhirnya karena kelelahan, Arya tertidur dan lupa
sholat isya.
Sampai di
Bengkulu, keluarga besar ayah Arya sudah berkumpul. Ada sepupu kembarnya, Nina
dan Nani dari Jakarta, juga Rahman dari Jambi dan Tiara dari Palembang. Tak
lama, mereka langsung akrab. Melepas kangen karena selama ini hanya berjumpa
lewat facebook saja.
Takbir
bergema. Lebaran telah tiba. Setelah sholat Idul Fitri di masjid, tibalah waktu
yang ditunggu Arya dan para sepupunya. Pembagian angpao! Biasanya, setiap paman
dan bibi akan memberi angpao pada keponakan mereka. Asyik sekali. Arya sampai
menghitung-hitung, berapa besar angpao yang akan didapatnya. Paman dan bibinya
ada delapan orang. Jika masing-masing memberi lima puluh ribu, berarti Arya
akan mendapat empat ratus ribu. Wah, banyak banget! Arya tersenyum sendiri
membayangkan total angpaonya nanti.
“Seperti
tahun sebelumnya, kali ini paman juga mau kasih angpao untuk kalian semua,”
cetus Paman Yayan pada keponakan-keponakannya. “Tapi, ada syaratnya...” ujar
Paman Yayan lagi.
“Apa
syaratnya, Paman?” tanya Kak Santi tak sabar.
“Nanti
setiap angpao, ada pertanyaannya. Oke? Siap, ya!”
“Siapa yang
tahun ini puasanya penuh? Tidak batal sampai beduk maghrib?” Paman Yayan mulai
bertanya. Arya dan para sepupunya mengangkat tangan serentak. Semua gembira
karena mendapat angpao.
“Yang sholat
lima waktunya penuh?” Kali ini hanya Kak Santi yang menunjuk tangan. Aku dan
yang lain tidak mendapatkan angpao.
“Uh, kalah
deh dari Kak Santi,” gerutu Arya.
“Siapa yang
rajin sholat tarawih?”
“Siapa yang
khatam mengaji Al Quran?”
“Siapa yang
rajin membantu orang tua?”
Entah ada
berapa pertanyaan lagi. Dan lagi-lagi, Arya tidak mendapatkan angpao dari paman
dan bibinya. Arya jadi kesal sekali. Ini semua gara-gara tablet menyebalkan itu. Gara-gara Paman Fiko juga, sih!
Arya segera
berlari masuk ke kamar dan menutup pintunya. Ia kesal, sedih sekaligus malu.
Tahun ini, ia hanya dapat satu angpao! Hanya satu!
Diam-diam,
Arya menangis di kamarnya. Ia malu jika diejek para sepupunya. Pikiran Arya pun
menerawang pada semua tingkahnya yang buruk selama ramadhan kemarin. Ia
menyesal karena belum bisa memilih waktu bermain dengan tepat. Gara-gara tablet, ramadhannya jadi berantakan.
Karena lelah
menangis, Arya ketiduran. Saat bangun, Arya kebingungan. Ia sudah ada di dalam
mobil. Dan di luar, terbentang laut yang indah. Pasti ini Pantai Panjang, pikir
Arya. Di kejauhan, terlihat semua sepupunya sedang asyik membuat istana pasir.
Sementara yang lain, duduk di atas tikar di bawah pohon kelapa.
Arya
beranjak keluar dari mobil. “Siapa yang mengangkatku, Paman?” tanya Arya pada
Paman Fiko yang duduk di samping mobil.
“Paman, Ar.
Kasihan kalau kamu ditinggal di rumah. Oya, maafkan Paman, ya? Gara-gara tablet dari Paman, tahun ini kamu cuma
dapat angpao sedikit,” kata Paman Fiko.
“Ah, Arya
yang salah, Paman. Arya tidak pandai mengatur waktu. Maafkan Arya juga, ya?”
Arya memeluk pamannya.
“Wah, kamu
sudah bangun, Ar. Ikut main pasir, yuk!” ajak Rahman. Tanpa menunggu lama, Arya
berlari bersama Rahman. Arya tak ingin lagi kehilangan waktu berkumpul dengan
keluarganya.
**
saya jg ingin bisa ngirim ke media,
BalasHapussemoga kelak bisa. tq info x mak
sama-sama, sukses ya Mbk :)
Hapusbagus mbak...trims infonya.. :)
BalasHapussama-sama Mbk :)
Hapuswow. selamat ya mbaa
BalasHapusterima kasih mbk
Hapusselamat mbak, semoga semakin berkah ^^
BalasHapusAmin, terima kasih doanya :)
HapusWah selamat ya mbak, boleh minta alamat email redaksinya mbak, mau coba ngirim ceren juga.
BalasHapusMakin semangat ya nulisnya kalo tulisan kita diterbitkan. Sukses terus ya Mbak? :)
BalasHapus