Judul : Ya
Rabb, Aku Galau
Penulis : Aida Ahmad & Ummi K. Miqdar
Penerbit : Erlangga
Tebal Buku : ± 168 halaman
Penulis : Aida Ahmad & Ummi K. Miqdar
Penerbit : Erlangga
Tebal Buku : ± 168 halaman
Tahun Terbit : 2014
ISBN : 978-602-241-796-5
ISBN : 978-602-241-796-5
Hidup ini tak pernah lepas
dari masalah. Tinggal kita harus memilih. Apakah kita mau menyelesaikan masalah atau
tergulung oleh masalah. Masalah datang
tak kenal usia. Baik anak-anak, orang tua atau pun remaja. Bagi remaja dengan
kompeksitas hidup yang penuh warna, kata “galau” seperti sahabat karib. Remaja sangat rentan untuk terombang-ambing
dalam keputusan masa depannya. Apalagi dalam usia belasan tahun harus
menanggung beban hidup yang cukup berat. Mampukah remaja bersikap tenang, bijak
dan berprestasi? Inilah yang akan dikupas
dalam buku ini.
Buku non fiksi 168 halaman ini mengupas kehidupan remaja
dengan berbagai masalah yang dihadapinya. Ditulis dengan cara bergantian antara
kasus remaja dan pembahasan dari segi psikologi dan keterangan ayat-ayat Al quran. Buku kumpulan
kisah inspiratif ini ditulis secara apik
oleh Aida Ahmad dan Ummi K. Miqdar.
Ditulis dengan memotret
cerita nyata remaja yang mengalami cobaan hidup . Seperti yang dialami Asih seoarang anak korban perceraian. Asih ingin
sekali bertemu dengan ayahnya, tapi ibunya selalu menghalanginya. Asih
berontak. Ia mengalami trauma batin atas perceraian kedua orang tuanya. Sejak usia
9 tahun, Asih telah merekam kejadian pahit yang dialami kedua orang tuanya. Ibunya
dari kalangan biasa tidak diterima oleh keluarga Ayahnya yang bangsawan. Ibunya
memilih keluar dari rumah yang tak memberinya cinta. Lalu, Ayahnya menikah
lagi, hingga akhirnya Asih mengetahui Ayahnya telah meninggal dalam kecelakaan.
Asih tak sempat bertemu dengan Ayahnya untuk terakhir kali karena telah dikubur
oleh keluarga Eyangnya.
Asih sempat terpuruk. Diusia
14 tahun ia telah menjadi anak yatim. Namun, ia beruntung, berkat bimbingan
dari guru BK (Bimbingan Konseling), Asih tumbuh menjadi remaja yang menghalau
galau. Ia bangkit dari keterburukan. Asih berprestasi menjadi ketua OSIS.
“Ibu percaya ... kamu anak
yang sangat kuat, dan kamu siap menjadi pemimpin bukan hanya untuk dirimu
sendiri tapi juga untuk orang lain. Kalau sekarang terasa berat, ada ibu dan
ada teman-teman yang bersedia mendengarkan semua perasaan Asih (Hal 17).
Lain halnya yang dialami Sulia. Gadis ini ditinggal kedua orang tuanya
pergi menjadi TKW ke Arab. Ia dititipkan kepada pasangan suami istri bersama
kakaknya sejak usia di bawah 5 tahun. Menjelang remaja, kakaknya pergi dari
rumah. Sulia mengalami rasa galau antara tetap di Indonesia atau tergiur dengan
janji Yu Rano tetangganya yang menawarkan menjadi TKW ke Malaysia. Sayang, harapannya bekerja agar dapat modal
untuk melanjutkan sekolah di SMP pupus sudah. Sulia tertipu oleh agen yang
memalsukan datanya. Saat bekerja di rumah majikannya, ia kesulitan.
Pekerjaannya tak ada yang beres. Sulia salah menekan kompor gas, ia tak
mampu memprioritaskan pekerjaan rumah lainnya, ia bingung disuruh menjaga
anjing milik anak majikannya hingga akhirnya Sulia memilih kabur. Beruntung,
Sulia ditemukan dan dikembalikan oleh KBRI. Kini, Sulia dapat kembali ke Indonesia dan tinggal di
sebuah pesantren di daerah Tangerang. Sulia dapat melanjutkan sekolahnya (Hal
55).
Selanjutnya kisah galau yang
dialami remaja bernama Dicky. Ia tumbuh di lingkungan keluarga yang religius. Dicky
sempat menggenyam pendidikan pesantren saat SMP selama 3 tahun. Namun, saat di
SMAm Dicky terjerat dalam salah pergaulan. Dicky berani merokok, membolos,
minum alkohol dan mengkonsumsi narkoba. Surat
panggilan dari sekolah kerap kali terjadi karena Dicky tidak membayar iuran
sekolah. Sikap Dicky membuat kedua orang tuanya malu dan kecewa. Namun, Dicky
tak menghiraukan, hingga kematian Imron sahabatnya membuka pintu hatinya. Dicky
bertaubat dan kembali menata diri (Hal 139).
Isi buku ini terdiri dari
sepuluh kasus yang sering dialami remaja. Selain kasus di atas, ada juga remaja
yang mengalami korban pedofilia, remaja Drop-Out,
remaja Trouble Maker di sekolah, remaja yang marah karena perselingkuhan
ayahnya dan remaja korban perkosaan.
Membaca buku ini kita diajak
untuk lebih peduli dengan problema remaja di sekitar kita. Remaja membutuhkan perhatian,
kasih sayang, pendidikan religius dan pendidikan akhlak. Dimulai dari pendidikan di rumah, guru,
teman-teman dan orang di sekitarnya.
Dilengkapi juga dengan doa
ketika hati sedih dan galau membuat buku ini sangat cocok untuk pegangan para
orang tua, pendidik dan remaja yang masih galau dengan problema kehidupan. Cover
buku ini yang bergambar jeruk seakan menggambarkan kehidupan remaja ada yang
manis, kecut dan asam. Tinggal bagaimana mengelolanya agar menjadi bermanfaat. Selamat
membaca!
Resensi ini diikusertakan dalam Lomba Resensi Buku Ya Rabb, Aku Galau
Bagus, mbak...semoga menang yaa
BalasHapusaminm makasih ya :)
HapusMasa remaja memang masa yang butuh perhatian ya mbak.. Semoga buku ini bisa jadi salah satu 'pemandu' orang tua juga para remaja untuk melewati masa-masa galau.
BalasHapusamin, iya remaja masa yang rentan perlu perhatian "khusus"
HapusGood luck ya mbak Naqi.
BalasHapusItu deadlinenya besok? Baru tau infonya, pengen ikutan juga padahal 😂😂
iya, aku taunya diperpanjang :) dari teman juga
HapusBuku yg bermanfaat untuk para remaja nih. Resensinya bagus, mba. Informatif.
BalasHapusterima kasih Mbk Leyla :)
HapusCukup menarik konsep penyusunan bukunya. Jadi remaja bisa menelaah kasus yang mungkin juga mereka hadapi. Membaca kasus per kasus juga mungkin lebih asyik buat dibaca dengan cara ngemil/dicicil, bukan membaca sekaligus sampai habis
BalasHapusiya, konsep bukunya menarik, Ko :) jadi banyak informatif buat pembacanya :)
HapusMembaca postingan mba, aku sambil belajar bagaimana menyusun sebuah buku. Trims mba, postingannya bermanfaat
BalasHapussemoga bermanfaat mbk :)
Hapusbagus ya bukunya....
BalasHapusgutlakkk
terima kasih
HapusPenasaran pengen baca jg
BalasHapusbaca ayoo mak, pasti suka :)
Hapus