Judul : Bahagia Ketika Ikhlas
Penulis : Rena Puspa
Penerbit : Elex Media
Jenis : Non fiksi
Hal : 186 hal
Tahun : 2014
ISBN : 978-602-02-4557-7
Menjadi ibu adalah sebuah kebahagian itu sendiri. Memiliki sensasi rasa yang berganti-ganti.
Dimulai saat mengetahui kehadiran sang janin di dalam rahim. Lalu, perjuangan
hidup dan mati saat persalinan hingga mendidik anak menuju kesuksesan. Namun,
menjadi ibu bahagia itu tidak mudah, bahkan tidak semua ibu menjadi bahagia.
Ada beberapa kasus seorang ibu tega membuang anak kandungnya sendiri, menjual
anaknya hingga membunuh anaknya. Apa itu ibu-ibu yang bertindak kejam itu tidak
bahagia? Sulitkah mendapatkan kebahagiaan?
Jika tahun 1967, Warner Wilson membuat alat
ukur kebahagian yang bernama Subjective Well Being. Menurutnya, kebahagian
bernilai sangat subyektif. Lalu tahun 1990, Carol Ryff, mengembangkan alat ukur
bahagia dengan n.ama Pyschological Well Being (PWB). Lalu, jika kita diukur
dengan alat ukur tersebut, apakah artinya kita tidak bahagia?
Buku non fiksi karya Rena Puspa setebal 186
halaman ini mengupas tentang lika-liku mencapai bahagia dalam menjalankan tugas
sebagai ibu. Buku ini terdiri dari 6 bab
dengan tiap bab dilengkapi pengalaman pribadi penulis yang kini tinggal di
Malaysia dan tiap bab saling berkaitan menuju ibu yang bahagia.
Pada Bab pertama, pembaca diajak untuk
memahami konsep bahagia. “Dengan hati bahagia proses pemenuhan kewajiban
seorang ibu dapat lebih optimal, dan dengan ikhlas bahagia mudah diraih.” (Hal
1).
Selanjutnya, di Bab kedua, dijelaskan
mengenai pemicu stres pada ibu, salah satunya adalah hormonal, baik ketika
hamil maupun paska melahirkan dan menyusui atau sering dikenal dengan Baby Blues Sydrome. Pada kasus yang
berat, jika tidak ditangani dengan baik, maka penderita akan mengalami depresi
yang berkepanjangan, seperti pada kasus pembunuhan yang dilakukan seorang ibu
(Hal 25).
Pada Bab ketiga, dikenalkan beberapa sebab
eksteral yang menjadikan ibu stres. Penulis juga mengajak para ibu untuk
mengajarkan pada suaminya memahami dam mencintai istrinya dengan sepenuh hati.
Hal ini akan berdampak pada ibu dalam menjalankan perannya sebagai istri dan ibu
(Hal 58).
Pada Bab keempat, pembaca diajak untuk menjadi ibu yang apa
adanya. Dalam menjalankan perannya, baik sebagai full time mom, working mim, atau working at home mom dapat terjadi apabila memahami potensi
kelebihan dan kekurangan. Penulis mengajak untuk melakukan pertanyaan dan
jawaban dengan jujur, jangan patok kebahagiaan
berdasarkan orang lain karena belum tentu sesuatu yang bisa membuat orang lain
tampak terlihat bahagia akan sama yang kita rasakan (Hal 85).
Pada bab kelima, penulis mengajak pembaca
meraih bahagia dengan memahami ikhlas dengan konsep yang benar. Sikap ikhlas
identik dengan menekan rasa ingin dihargai, merelakan diri untuk tidak
berharga, seolah-olah pengorbanan itulah dianggap sudah menjadi sebuah
keikhlasan. "Padahal, konsep ikhlas yang benar, rasa ingin dihargai itu
tetap bisa disalurkan namun langsung kita pinta pada sang pencipta kita, yaitu
Allah. "(Hal 111).
Buku ini juga berisi kisah nyata. Seperti
yang dialami penulis saat baru pindah ke Malaysia. Dengan menggunakan Quantum
Ikhlas, penulis sukses membuat anaknya lebih percaya diri dan berhasil dengan
nilai yang sangat memuaskan (Hal 138). Penulis juga mengajak untuk memperbaiki
sikap berdoa. "Doa kita sebagai orang tua untuk ana-anaknya dijanjikan
mustajab, maka kita harus terus memperbaiki kualitas doa kita. Karena doa
menjadi salah satu senjata utama kita agar sukses mendidik anak." (Hal
146).
Di bab keenam, ada kisah yang sangat manis
dengan mengharu biru. Tentang betapa dasyatnya berprasangka baik kepada Allah.
Kisah seorang gadis tanpa tangan yang mendapat jodoh dengan lelaki yang
sempurna. Mau menerima ia apa adanya (Hal 178).
Hati ikhlas, berprasangka baik, optimis akan
melahirkan kebahagian dan kesuksesan dunia dan akhirat. Itulah pesan dari buku
yang bercover menarik, seorang ibu dengan bergembira mengasuh anaknya, lengkap
dengan celemeknya. Menarik dan mengelitik dan terdapat pesan tersirat, bahwa
ibu dengan begitu banyak tugasnya berhak mendapatkan kebahagian. Beberapa
kalimat menggunakan huruf merah juga menjadi pemanis dalam buku ini. Buku yang
layak dan direkomendasikan untuk para ibu yang ingin meraih kebahagian.
memang ya mba, kunci semuanya agar bahagia adalah ikhlas...
BalasHapusIya Mbk, semuanya tergantung sikap kita menghadapi ujian :)
Hapus