Saya termasuk yang telat membaca. Ketika kecil, saya
belum tertarik dengan membaca hingga kelas 4 SD baru lancar membaca. Saya ingat
sekali saat itu, Ayah saya membelikan majalah Bobo, Ananda, Donal Bebek dan
lainnya untuk merangsang minat baca saya. Awalnya saya tertarik dengan
gambar-gambarnya, lama-lama tertarik untuk mengetahui ceritanya, begitulah
akhirnya saya lahap membaca.
Masuk SMP, saya mulai gila membaca. Ada sebuah tempat
penyewaan buku menjadi langganan saya. Di sana saya berkenalan dengan buku Lima
Sekawan karya Enid Blyton dan komik lainnya. Saya mulai berkelana dengan
imajinasi saya. Ingin seperti tokoh yang ada. Rasanya indah sekali menjelajahi
negri lain lewat bacaan. Begitulah saya kecil, membaca dan membaca hingga tanpa
saya sadari menjadi bekal ketika saya dewasa ini (bisa jadi penulis hehehehe...).
Setelah menikah, saya membawa semua buku koleksi saya
untuk dijadikan perpustakaan pribadi. Lalu, sejak hamil, saya mulai
memperkenalkan buku kepada janin saya, mengajak janin membaca dan mengenalkan
bacaan bermutu. Tentu saja bacaan utama yang saya kenalkan adalah Al Qur'an.
Ketikak anak saya masih bayi, saya juga mengenalkan buku bantal. Buku
yang bisa diremas dan tahan rusak, cocok untuk bayi usia 3 bulan. Meningkat
ketika sudah bisa didongeng, setiap malam menjelang tidur, saya akan membaca
buku dan mendongeng untuk anak-anak saya dengan intonasi dan gaya cerita yang
selalu saya siapkan, termasuk boneka tangan.
buku bantal dikenalkan sejak dini |
Anak pertama saya, Faris (8 tahun) awalnya lebih
tertarik menggambar dibanding membaca buku. Tapi, saya tidak patah semangt
untuk mencarikan bacaan yang pas. Faris cendrung menyukai bacaan yang bergambar
seperti komik dan kartun. Biasanya, tokoh
yang dibacanya pasti akan digambarnya.
Komik karya Faris |
Fatih (3 tahun), sudah menunjukkan suka buku. Belajar
dari pengalaman Faris dulu, saya lebih mempersiapkan Fatih mengenal buku sejak
dini. Alhamdulillah Fatih terlihat lebih tertarik membolak-balik buku, tapi
yang banyak gambar mobilan atau hewan-hewan heheheheh....
Fatih dan buku-buku anak |
Buku-buku anak sekarang sudah jauh berkembang
dibanding dengan zaman saya kecil. Penampilan buku anak sekarang lebih menarik.
Seperti apa menariknya?
1. Untuk usia di bawah 3 tahun, anak-anak lebih
tertarik dengan gambar dan kertas yang tebal menjadi pilihan, agar tidak mudah
robek. Orang tua juga mudah untuk membacakan, apalagi bacanya lebih sedikit,
porsi ilustrasi lebih banyak.
2. Buku-buku yang bertema pembentukan karakter
hendaknya dimiliki setiap perpustakaan sekolah. Guru-guru membacakan atau orang tua murid lebih mudah mengenalkan
karakter baik lewat bacaan. Baik mengenalkan ibadah hingga pola kebiasaan baik.
Contoh : saat mengenalkan cara berwudhu, guru membacakan cerita dan
memperlihatkan gambar (ilustrasi) selain mempraktikkan cara berwudhu yang
benar.
3. Buku yang berpenampilan unik, tentu saja menarik
anak-anak untuk membaca. Seperti buku yang dapat disatukan seperti kolam
berenang ini. Anak saya suka sekali. Selain bentuknya unik, gambar dan
bacaannya menarik perhatian. Ada tokoh-tokoh kartun yang lagi tren sehingga
anak-anak makin jatuh hati.
Fatih dan buku anak yang seperti kolam renang |
Nah, menarik ya buku-buku anak di Indonesia? ^_^
Menurut saya, kondisi buku anak saat ini sudah
berkembang dan semakin baik kualitasnya makin meningkat. Ada beberapa catatan
saya mengenai buku-buku di Indonesia :
1. Khusus untuk buku-buku yang diedarkan ke
perpustakaan sekolah, tolong pihak sekolah mengecek terlebih dahulu, apakah
sudah pas? Terkadang buku-buku yang masuk cover dan isinya tidak sesuai dengan
usia pembacanya. Termasuk buku pelajaran, masih ada teks yang tidak pas dengan usia anak-anak.
2. Minat baca anak-anak Indonesia perlu ditingkatkan.
Dengan menjamurnya games dan gadget saat ini, hendaknya orang tua bijak memberi
batasan waktu agar anak tidak ketagihan gadget (buat kesepakatan bersama). Selain itu, dapat dilakukan
pihak sekolah membangun kebiasaan membaca ini dengan memberikan tugas untuk
membaca buku dan meresensinya (khusus untuk anak kelas 4 ke atas).
3. Kepada semua pihak, mari sebarkan virus membaca di
lingkungan sekitarnya seperti membuka taman baca atau taman baca keliling.
Tidak semua anak memiliki kesempatan membaca buku yang berkualitas. Jangan
pelit berbagi. Bawalah buku-buku kemana hendak pergi. Ketika menunggu antrian
atau lainnya, bukalah bacaanmu, lama-lama orang akan tertarik membacanya.
4. Ayo peduli penulis bacaan anak. Merekalah
penyambung lidah orang tua untuk mengenalkan kebiasaan baik kepada anak. Untuk
itu, ayo membeli buku-buku yang berkualitas, tidak hanya meminjamnya dari taman
baca atau perpustakaan. Semakin banyak membeli, royalti untuk penulis anak
tentu akan meningkat :)
Taman Baca keliling FLP Lampung ramai diminati anak-anak SD Permata Bunda |
Nah, yuk kita tingkatkan minta baca anak-anak kita. Kepedulian kita terhadap bacaan anak-anak menentukan masa depan anak-anak kita kelak, Nah, orang tua juga jangan ketinggalan juga loh tingkatkan minat bacanya :) Coba cek minggu ini sudah baca berapa buku? Yuk, berbenah!
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog #PameranBukuBdg2014 bersama IKAPI Jabar danSyaamil Quran
#LombaBlog
#UpdateTemahariKedua
#LombaBlog
#UpdateTemahariKedua
Wow...lengkap banget deh reviewnya. Semoga sukses ya, Mba ^^
BalasHapusAmin, Mbk sembari menunggu HPL :)
Hapusmantap kali bumil ini ^_^, sangat bermanfaat, menabung ilmunya sebelum dikasih rezeki anak sama Allah. Semoga lancar ya Mbak HPL nya #Peluuukk
BalasHapus-----------
http://bit.ly/1syxrGa