Di depan Taman Baca FLP Lampung |
Pukul 08.30 WIB aku tiba di tempat acara. Agak telat ya, dari janji dengan anak FLP Lampung pukul 07.30 WIB. Via SMS aku sudah izin nih, maklum, paginya aku ada acara dekat rumah.
Tim Taman Baca Keliling |
Sampai Polinela, peserta sudah ramai. Jarwo sudah membuka Taman Baca Keliling FLP Lampung dan FLP Balam, tampak juga xbanner FLP terpasang. Di sudut lain tampak peserta lagi ramai mengunjungi rak-rak buku dari toko buku sponsor acara.
bazar buku |
tempat acara |
Akhirnya acara dimulai. Duet MC sungguh menarik, satu berbahasa inggris, satunya menterjemahkan. Belum lagi tampil tim nasyid yang ok banget. Panitia tampak kompak berbatik ria.
Lalu, moderator memperkenalkan CV Bang Tere Liye, yang ternyata pernah sekolah di Lampung. Beliau alumnus SMA 9 Bandar Lampung (dulu SMA 5), Lahir tanggal 21 Mei 79, anak ke 6 dari 7 bersaudara kelahiran Sumatra diebuah pelosok desa.
Acara Pembukaan |
Tere Liye di Panggung |
Tak lama, sosok Tere Liye naik ke atas panggung, dengan kocak beliau langsung bertanya, " Siapa yang datang ke acara ini hanya mau foto bersama saya?" Peserta tak ada yang mau tunjuk tangan. "Jadi, nanti tida ada sesi foto bersama ya!" ujarnya kalem. Peserta ber uuuu... Gregetan. "Ya, kalo mau foto sama saya saja, silakan foto lalu Kalo mau foto ya udah foto saja dulu, lalu keluar dari ruangan," aduuh peserta makin heboh.
Tapi, sudahlah peserta ke sinikan untuk mendapatkan ilmu. Tapi, dengan kocak, Tere Liye melepaskan topinya." Apakah kalian percaya saya Tere Liye?" ๑ˆ⌣ˆ๑ "̮ƗƗɪ̣̇ƗƗɪ̣̇ƗƗɪ̣̇...
Gaya bicaranya kental ketara kalau Bang Tere Liye berasal dari Sumatera :)
Tere Liye dengan santai bicara, kalo dia nulis di fan page itu sudah dia setting posting setiap saat. "Saya ini penulis fiksi, kalopun nulis tentang hadist, saya enggak pernah bisa naik pangkat sbg ahli tafsir. Saya penulis ahli flash disk."
Grrr...peserta tertawa.
Foto Tere Liye dari Jepretan Mbk Maya |
Dari FLP Lampung |
Menulis Fiksi
Tere Liye menulis sejak usia 8 tahun, jika dihitung denggan usianya saat ini 34 tahun, Maka usia kepenulisannya sudah 25 tahun. Lalu, bagaimana dengan kita?
Sejak SMA, Tere Liye sudah menulis di Lampung Post. Menulis banyak hal. Apa yang diketahuinya. Bagi Tere Liye, menulis tidak bisa diajarkan, hanya bisa ditumbuhkan, seperti menanamBicara tentang kepenulisan tidak selesai dalam waktu 2 jam.
Tere Liye di acara ini akan menitipkan nyala api kecil dari hati kecil, tapi dapat menerangi sepertiga dunia. Seperti Imam-imam zaman dulu yang menuliskan kitab dan dan hadist. Mereka berjalan berkilometer jauhnya demi menulis 1 paragraf saja.
Mengapa Kita Menulis?
Tere Liye memulai dengan sebuah cerita. Wah, gaya Dia mendongeng emang cukup menyihir peserta. Intonasinya pas banget. Memang pendongeng ulung ˆ⌣ˆ ... Tere Liye bercerita tentang Seekor Penyu, Burung Pipit dan Sebatang Pohon Kelapa
Kok bisa ketemu? Namanya juga fiksi.
Suka-suka Tere Liye dong (peserta tertawa lagi).
Burung pipit, penyu dan pohon kelapa
(Kisah diambil dari fan page Tere Liye )
Ada tiga teman baik, burung pipit,
penyu dan pohon kelapa. Ketiga-tiganya menghuni sebuah pulau kecil, persis
menghadap samudera luas. Bagaimana mereka bertiga bisa berteman? Satu mahkluk
udara, satu mahkluk air, satu tumbuh2an. Jangan ditanya, karena sy juga tidak
tahu jawabannya. Dalam membuat sebuah perumpamaan, ada hal2 yang tidak perlu
dibahas panjang lebar, karena tidak ada gunanya. Jadi mari fokus saja ke
ceritanya. Insya Allah kalian akan suka.
Nah, tiga teman ini sedang saling bercerita,
tentang petualangan mereka kemana saja selama bertahun2 terakhir. Si burung
pipit mendapat giliran pertama bercerita. Dia bilang, dia barusaja terbang ke
pulau-pulau lain, mengunjungi sawah2 luas, menatap kota2 besar, melihat banyak
hal, menyaksikan hal2 menakjubkan. Jauh sekali, bisa puluhan kilometer
terbangnya. Lincah. Maka pengalamannya tidak terbilang. Seru sekali mendengar
cerita si burung pipit. Dua temannya bertepuk tangan senang.
Si penyu mendapat giliran kedua bercerita. Wah,
kalian tahu penyu, bukan? Usianya ratusan tahun, dan sesuai siklus, mereka bisa
berenang melintasi samudera untuk mencari pasangan dan bertelur. Maka ceritanya
lebih dahsyat lagi. Si penyu bilang dia menyaksikan kota-kota di tempat jauh,
gedung2 tinggi, budaya dan peradaban berbeda, mereka bisa berenang ratusan
hingga ribuan kilometer, penjelajah air yang tangguh. Lebih seru lagi mendengar
cerita si penyu ini. Dua temannya bertepuk riuh, senang.
Giliran si pohon kelapa yang bercerita terakhir
kali. Aduh, si kelapa bingung mau cerita tentang apa? Gimana sih? Bukankah dia
tumbuh2an, ya sudah takdirnya terbenam di tanah, pinggir pantai, tidak bisa
kemana2, menyaksikan iri, menonton cemburu hewan2 lain yang berpetualang. Dia
tidak bisa kemana2. Dia hanya bisa menatap matahari terbit, kemudian sorenya
tenggelam, sunset, hanya disitu2 saja, dipinggir pantai sepanjang hidupnya.
Aduhai, apa yang harus dia ceritakan?
Si burung pipit dan si penyu menunggu antusias.
Ayolah si pohon kelapa, apakah kau tidak punya cerita petualangan yang hebat?
Dua teman baiknya membujuk. Maka setelah diam sejenak, si pohon kelapa akhirnya
bercerita. Tentu saja dia punya cerita petualangan hebat, my dear anggota page.
Namanya juga ini tulisan karang2an si Tere Liye, pasti ada sebuah rahasia kecil
yang disimpan si pohon kelapa.
Apa rahasinya? Ternyata sederhana sekali.
Lihatlah buah2nya yang ranum, berwarna kelabu, matang, lantas jatuh sendiri di
pasir pantai. Air pasang datang menggulung si buah2 kelapa yang terjatuh.
Lantas membawanya pergi ke lautan luas. Kalian tahu, buah kelapa itu tahan
banting, mengapung, terombang-ambing oleh ombak, ikut saja kemana dibawa,
berhari-hari, berminggu2, berbulan2, hingga ke seberang benua jauh tak
terbilang, hingga akhirnya kandas sendiri di pantai berbeda, akarnya keluar,
tunasnya tumbuh, menjadi pohon kelapa yang tinggi. Itulah petualangan si pohon
kelapa. Tidak terbilang ratusan buah2nya yang mengambang, melayari samudera
luas.
Si burung pipit terdiam, kemudian berseru,
"Amboi, bukankah itu buah2 kelapamu yang tumbuh di pulau seberang itu,
Teman?". Si penyu juga tidak kalah berseru, "Astaga, kawan, aku
mengenal buah kelapamu yang tumbuh di pulau ribuan kilometer sana. Sudah jadi
pohon kelapa yang berbuah lebat. Ternyata itu buah darimu?"
Maka, Kata siapa? Kata siapa sih
kalau kita hanya ditakdirkan ada di situ2 saja, tidak bisa kemana2, entah
karena keterbatasan, entah karena memang sudah nasib, maka kita tidak bisa
melakukan hal hebat? Tentu saja bisa. Lihatlah si pohon kelapa di pinggir pantai
itu. Dia tidak bisa terbang, tidak bisa berenang, tapi buah2 miliknya
melanglang buana kemana2, lebih jauh dibanding si burung pipit dan si penyu.
Kita bisa melakukan hal yang sama persis. Kebaikan kita, entah itu melalui
tulisan, bantuan, pertolongan, dsbgnya, bisa menyentuh sudut2 dunia. Dan hei,
hari ini, dunia toh sudah tersambung begitu rupa oleh teknologi, maka sungguh
lebih canggih lagi kesempatan petualangan "buah2 kebaikan" milik kita.
Demikianlah. Mari
kita kirim "buah2 kebaikan" tersebut kemana2.
Menulis
adalah pekerjaan menebar kebaikan.
Tere
Liye memberikan kisah, seorang ibu yang pernah mengikuti talk shownya. Ibu
tersebut bertanya, "Tere, apa yang saya harus lakukan untuk menjadi
penulis?"
"Mbooh,
saya tidak tahu," jawab Tere Liye.
"Tapi,
saya ingin menjadi penulis," si ibu tetap ngotot.
"Apa
saja kegiatan ibu di rumah?"
"Biasalah,
namanya juga ibu rumah tangga. Jam 4 saya bangun, memasak, beberes rumah. Jam 6
membangunkan anak, mandikan, mengantarkan anak ke sekolah naik motor. Jam 7
suami saya berangkat ke kantor. Lalu saya mencuci, mengepel, dan lainnya. Baru
agak lapang, jam 11 anak saya pulang sekolah. Lalu saya mengejarnya, "Adik
makan dulu, jangan langsung main." Lalu, saya mengejar anak saya, menyuap
dia makan dan seterusnya hingga jam 8 malam saya baru istirahat.
"Nasib
saya lebih sedih dari pohon kelapa."
"Lalu,
apa yang ibu sukai? Ibu punya hobby? Anak ibu ada berapa? Coba Cerita
tentang anak ibu saja."
"Aduh,
anak saya nakal-nakal."
"Ibu
sudah menikah belasan tahun, coba tulis tentang keluarga SAMARA,"
"Malu.
Nanti suami saya baca, saya kan sering berantem,"
Hadeeeh.
Lalu, si ibu tulis apa saja yang ibu paling sukai, akhirnya si ibu yang suka memasak menulis tentang resep masakan yang sederhana.
Dalam 2 tahun setelah itu, Ibu tersebut telah menulis buku tesep masakan yang dicetak dan mendapatkan roualti dalam 1tahun sebanyak 300 juta. Siapa yang paling
bahagia di keluarga tersebut? Hayooo jawab sendiri ya :)
Bagaimana
Menulis Menarik :
1.
Topik menulis bisa apa saja, tapi penulis yang baik mempunyai sudut pandang
yang spesial.
Contoh
: tulis apa saja mengenai warna hitam. Semua orang secara teotitas menulis tentang warna hitam. Tapi ada yang menulis begini : Gadis hitam manis. Sudah tua masih hitam, manisnya hilang.
Spesial
: tidak harus megah,
Contoh saat Tere Liye melatih mahasiswa di STT
telkom Bandung. Sseeorag menulis tentang hitam :
Hitam selalu terlalu terlambat, ke sekolah terlambat, ke Mall
terlambat, ke les terlambat. Teman-temannya kesal. Sehingga suatu hari teman-temannya, ME-JI-KU-HI-BI-NI-U pergi ke atas tanpa mengajak si hitam.
Spesial, seakan-akan si Hitam adalah orang dan cerminan warna pelangi yang tanpa ada hitam.
Novel
yang laku dari sudut pandang yang berbeda, contoh karya Kang Abik. Ayat-ayat
Cinta mengambil setting Mesir, Kang Abik menjadi sesuatu yang berbeda.
Dulu,
Kampung Tere Liye dekat dengan hutan. Hiburannya berbicara. Bapaknya
adalah anak ke 6, bungsu. Keluarga bapaknya setelah pulang dari ladang,
berkumpul untuk ngobrol. Mereka ngobrol. Tapi, berbeda dengan 1 pamannya. Bak
Wo masuk rumah dan bergabung dengan keponakan, Tere kecil, berusia 9 th
paling senang mendengar dongeng. Begitulah Tere Liye mendapatkan cerita dongeng
dari pamannya. Sambil memijat, cerita itu membekas dibenaknya.
2.
Menulis membutuhkan amunisi.
Menulis
sama seperti 6 gelas dengan 1 teko. Sudah
baca buku apa saja. 1 bulan ada yang baca 10 buku? Atau malah lebih banyak membaca status facebook, twitter, komentar sana-sini.
Penulis yang baik, menulis 1 naskah buku. Ia memerlukan membaca beberapa buku. Amunisi
penulis itu adalah : Membaca,
mengamati, observasi, mendengar, dll. Banyak
orang membaca buku tidak menjadikan momen mendapat amunisi, sehingga tidak mendapatkan apa-apa.
3.
Ala Bisa karena terbiasa.
Dulu ketika baru menikah, istrinya belum bisa memasak. Caranya, Ia membeli beberapa buku resep masakan di toko buku dan memulai memasaknya sesuai resep. Diulang setiap hari, hingga ketika 2 bulan masakannya sudah enak.
Bagaimana
menulis yang baik, ya tulis-tulis aja. Setiap hari cobalah menulis 1000 kata, maka Anda tidak akan memerlukan guru menulis lagi.
Kendalikan
diri agar produktif. Manusia modern, menulis 1000 kata setiap harinya. Coba cek, berapa kali SMS setiap hari? Jika 1 SMS adalah 200 kata. Nah, hitung saja. Berapa kali
up date fb, twitter? Manusia modern sehari 1000 kata. Lalu, berapa kali ngetweet dalam sehari? Jika 1 tweet adalah 10 kata, maka dalam 1 tahun ada 5000 kata. Artinya dapat menjadi 3 novel. Seorang Tere Liye adalah seorang akuntan, Ia menyisikan waktunya setengah jam sehari untuk menulis atau mengetik di depan laptop. Nah, kalo mau menulis tapi tetap eksis di dunia kerjanya, boleh deh niru Tere Liye ^_^
Duduk Manis menyerap ilmu :) |
seru selalu deh ceritamu Naqy.
BalasHapusterima kasih Mbk Ade atas kunjungannya, semoga liputan kecilku membawa keceriaan :)
HapusMenarik mbak, ijin save yah :)
BalasHapusMakasih sharingnya.
Eh, baru lihat wajah Tere Liye lho. Katanya biasanya gak mau difoto :)
silakan, Mbk. Iya dia enggak mau difoto menghadap di depan, dia asik tanda tangan, kami boleh foto2 di belakang dia.
HapusWah, baru tau Bang Tere pernah sekolah di lampung, makasi mba karena udah berbagi cerita
BalasHapussama2, iya dia sekolah di SMA 9 (dulu SMA 5)
Hapusceritanya seru ya, :)
BalasHapusseruuu dia pintar mendongeng, gaya ceritanya itu asli enggak bikin ngantuk.
HapusSaya ngefans bgt sm tere liye :D
BalasHapusooh ya? suka novel yang mana? kemarin banyak yang curhat mendapat inspirasi dari novel2nya
Hapustere liye ternyata orangnya kocak ya..
BalasHapusaku kadang2 pernah tersinggung dengan post2nya di Fb yang kadang2 kayak lagi mosi gitu ya.. hahahha
owh.. ternyata tere liye orang lamung tuh.. terjawab sudah pertanyaanku selama ini,,, enak dong 1 kampung ama mbak naqi :)
aslinya bukan Lampung, Mbk. Lebih ke pelosok katanya sekitar perbatasan dengan Sumsel kayaknya. Tapi, sekolah SMAnya di Lampung.
Hapustessss
BalasHapuskapan yaa aku ketemu Tere Liye..? pingin dapet aura positifnya.. :)
BalasHapussemoga segera ya, Mbk. Dia orangnya simple sekali. menulis aja katanya cool man :)
Hapuskapan yaa aku ketemu Tere Liye..? pingin dapet aura positifnya
BalasHapustes juga!
BalasHapustes tos mbk hehhe
Hapusbisa bu
BalasHapusiya udah bisa, makasih ya
Hapustes
BalasHapustes sudah masuk mbk :D
Hapustes tes #bantu komen
BalasHapustes-tes sudah masuk komennya :) mksih ya
Hapussejauh ini saya suka banget sama karya Tere Liye
BalasHapusKereen mbak Cerita dan tips2 buat menulis. Sangat bermanfaat. Terima kasih heeeheee
BalasHapusMakasih sharenya yuk.....a menarik....
BalasHapusSemakin pengin ketemu. Ingin menyerap semangatnya...
BalasHapusayo Yanti ketemu TL, pasti happy deh
HapusYa ampun mbak, selama ini temen cerita dia suka Tere Liye.. aku kira seorang perempuan 🙈🙈
BalasHapussuka banget sama tips2nya gampang difahami mbak, Tere liye emang keren ya mba pantes aja banyak fansnya :D
BalasHapusSaya salah satu penggemar Tere like lho.... Hampir semua bukunya dibaca. Tapi sayangnya belum pernah ketemu orangnya langsung
BalasHapusBaca...baca..baca lalu tulis...tulis...tulis
BalasHapusDuuh,senangnya bisa dapet ilmu dari ahlinya ya, Mbak :)
Ya ampuuunn baru tau kalau Bang Tere pernah sekolah di Lampung ^__^
BalasHapusBang Tere salah satu penulis kesukaan saya nih mba. Kata-katanya sederhana tapi dalam.
TFS yaaa^^