Senin pagi saat aku di RS mengantar Fatih ke dokter THT, Mas Ali Muakhir ngetweet kalo Selasa ada workshop menulis nusantara oleh Nulis Buku. Wah, aku baru ngeh, ada workshopnya ya? Hari Selasa? Kok enggak ada woro-woro? Langsung aku tanya panitia, cara daftarnya, minta CPnya. Olala, ternyata gratis. Gerak cepat aku menghubungi teman-teman FLP Lampung untuk daftar jadi peserta. Pas cek di group BAW, Shabrinaw share info ada lomba menulis warna-warni nusantara, kubaca sampai habis, aduuh ternyata info workshopnya gabung dengan berita lomba, pantas enggak kelihatan.
Panitiapun menelponku, mengajak kerjasama untuk menjaring peserta. Ah, tenang deh kalo anak FLP Lampung mah pasti "lapar" workshop menulis, pasti senang deh dapat info beginian. Aku dan Jarwo (Ketua FLP Bandar Lampung) bekerjasama mencari anggota. Mulai woro-woro di twitter, facebook, jarkom SMS, dan lainnya. Sampai tengah malam SMS masuk untuk mendaftar. Bolak-balik aku kirim email ke panitia.
Pagi menjelang, aku sudah siap untuk berangkat workshop. Sudah kusiapkan apa saja sih yang ingin kutahui soal lokalitas? Ehem... Terbayang indahnya, soalnya aku memang pecinta cerpen dan novel bersetting lokalitas.
Tapi, pukul 7 aku ditelpon kalau saudaraku ada yang meninggal di depan SMA 3 Palapa Bandar Lampung. Keluarga Palembang minta tolong pesankan karangan bunga duka cita. Aiih, akupun pontang-panting mencari. Ada yang bilang pesan di La Dian, Dian Flores, ada yang bla...bala... Akhirnya aku pilih yang terdekat, sukses jam 9 aku baru sampai rumah dan mempersiapkan Fatih untuk acara workshop.
Tepat pukul 10, aku tiba di lokasi. Tampak ramai peserta, aku dipanggi Mbk Maya Upasari. Beliau sudah mempersiapkan aku duduk,makasiih ya, Mbk. Di depan sudah ada tim FLP Balam dikomandoi Jarwo. Aiih, mengapa tidak siapkan bangku untukku? Hikss sesalku pada Jarwo? Penuh... Banget, tapi alhamdulillah aku duduk di belakang, anakku bebas bermain ˆ⌣ˆ
Acara dimulai dengan pembukaan oleh perwakilan departemen ekonomi kreatif lalu session yang ditunggu-tunggu tiba.
Ollie CTO Nulis Buku
Ada yang belum kenal Ollie? Beliau seorang CTO Nulis Buku dan penulis 27 buku. Ollien menceritakan alasan mengapa Ia menulis. Pada tahun 2004 Ia mengikuti launching buku sahabatnya Raditya yang ramai kehadiran wartawan, artis, dll. Ia jadi termotivasi untuk menjadi penulis. Yap, motivasi pertama : menjadi terkenal. Asik ya jadi penulis, diajak foto-foto, jadi pembicara, dan lainnya.
Motivasi itu terus bergeser, bahkan di buku terakhirnya, Ia menulus Girls dan Teknologi, Ia ingin wanita pintar teknologi.
Tulis Mimpimu
Bagaimana menulis? Kok baru nulis 1 bab tapi enggak kelar-kelar? Tanyakan, apa motif kamu menulis? Jika Ollie, Ia memilih menulis adalah menuliskan mimpinya.
Seperti kisah Ollie, Ia menuliskan novelnya bersetting Amerika di tahun 2004. Saat itu Ia belum pernah ke Amerika. Ia ingin sekali ke Amerika. Ia menulis novel dengan bantuan internet untuk mencari info Amerika. Lalu, tanpa disangka di tahun 2013 ini, Ia barus aja pulang dari Amerika.
Ide nulis dari mana?
Tulis saja mimpimu, tulis aja apa yang kamu pikirkan, jangan yang aneh-aneh. Bagaimana membagi waktunya?
Ini Resep dari Ollie Kasus : Ollie ingin menulis novel selama 20 hari 200 halaman. Resep : 200 halaman dibagi selama 20 hari menjadi 1 hari = 10 halaman. Lalu, bagi waktumu dalam 1 hari menulis : 3 halaman pagi, 3 halaman siang, 3 halaman sore, 1 halaman di tengah malam.
Ollie pernah menulis novel dalam 5 hari, namun sekarang lebih memilih 1 novel selama 2 bulan karena kadang malasnya datang heheh...
Disiplin Menulis
Boleh enggak nulis sambil buka twitter? Atau sosmed lainnya? Boleh saja, tapi jangan tergoda lebih jauh. Jika kamu memerlukan riset untuk tulisanmu catat saja dulu apa yang diperlukan. Misal, apa nama jalan, makanan, dll. Jangan menulis sambil riset di sosmed, akan memperlambat ritem menulis. Dapat juga dilakukan dengan menulis apa saja dulu, tanpa diedit, tanpas spasi. Setelah selesai baru diedit.
First Reader
Diperlukan orang lain untuk membaca karyamu sebelum terbit. Carilah 3 orang yang "jahat" dan 5 orang yang "baik" . Ini akan membantumu mengedit tulisanmu. 3 orang akan meng kritik tulisanmu, 5 orang yang mencari sisi positif karyamu. Biar mengobati "pedasnya" kritikan, sengaja dipilih lebih banyak, heheheh...
Promo
Setelah buku terbit, penulis juga harus promo. Dapat dilakukan di sosmed, blog dan lain sebagainya.
Disesi tanya jawab, seperti biasanya, saya memperkenalkan diri sebagai penulis dan memang selama ini memang menulis cerpen dan non fiksi, tapi belum ke novel. Saya menanyakan, bagaimana memperkaya tulisan dengan setting daerah atau lokalitas, manfaat first reader dan komunitas bagi Mbak Ollie.
Menurut Mbk Ollie, memperkaya tulisan tema daerah dengan cara gali informasi lebih detail. Coba tanya pada tetua di daerahmu. Cari sejarahnya, dll.
Lalu, first reader sangat penting. Untuk kebersihan sebuah naskah. Coba dibagi first readermu dengan membagi, misal : firsr reader 1 mengecek typo, first reader 2 kesesuaian plot dan sebagainya.
Ada lagi penanya lain yang menanyakan mengapa Ia menulis tidak rampung-rampung, apalagi dengan tugas lainnya karena pekerjaannya bukan hanya menulis. Bagaimana manajemennya?
Menurut Ollie, siapa yang sibuk? Ia juga sibuk. Mengurus bisnisnya, tapi Ia memiliki tujuan yang jelas, sehingga mudah menulis.
Ollie juga memiliki tips lain, yakni membuat outline (kerangka karangan), ini akan mempermudah dalam menulis, agar tahu selesainya kemana. Outline adalah awal dari rencana menulis, bisa saja berubah dalam perjalanannya.
Bersambung
Bandar Lampung, 8 Oktober 2013
Naqiyyah Syam
poster lomba |
Panitiapun menelponku, mengajak kerjasama untuk menjaring peserta. Ah, tenang deh kalo anak FLP Lampung mah pasti "lapar" workshop menulis, pasti senang deh dapat info beginian. Aku dan Jarwo (Ketua FLP Bandar Lampung) bekerjasama mencari anggota. Mulai woro-woro di twitter, facebook, jarkom SMS, dan lainnya. Sampai tengah malam SMS masuk untuk mendaftar. Bolak-balik aku kirim email ke panitia.
Pagi menjelang, aku sudah siap untuk berangkat workshop. Sudah kusiapkan apa saja sih yang ingin kutahui soal lokalitas? Ehem... Terbayang indahnya, soalnya aku memang pecinta cerpen dan novel bersetting lokalitas.
Tapi, pukul 7 aku ditelpon kalau saudaraku ada yang meninggal di depan SMA 3 Palapa Bandar Lampung. Keluarga Palembang minta tolong pesankan karangan bunga duka cita. Aiih, akupun pontang-panting mencari. Ada yang bilang pesan di La Dian, Dian Flores, ada yang bla...bala... Akhirnya aku pilih yang terdekat, sukses jam 9 aku baru sampai rumah dan mempersiapkan Fatih untuk acara workshop.
Tepat pukul 10, aku tiba di lokasi. Tampak ramai peserta, aku dipanggi Mbk Maya Upasari. Beliau sudah mempersiapkan aku duduk,makasiih ya, Mbk. Di depan sudah ada tim FLP Balam dikomandoi Jarwo. Aiih, mengapa tidak siapkan bangku untukku? Hikss sesalku pada Jarwo? Penuh... Banget, tapi alhamdulillah aku duduk di belakang, anakku bebas bermain ˆ⌣ˆ
Banner |
Acara dimulai dengan pembukaan oleh perwakilan departemen ekonomi kreatif lalu session yang ditunggu-tunggu tiba.
Ollie CTO Nulis Buku
Ada yang belum kenal Ollie? Beliau seorang CTO Nulis Buku dan penulis 27 buku. Ollien menceritakan alasan mengapa Ia menulis. Pada tahun 2004 Ia mengikuti launching buku sahabatnya Raditya yang ramai kehadiran wartawan, artis, dll. Ia jadi termotivasi untuk menjadi penulis. Yap, motivasi pertama : menjadi terkenal. Asik ya jadi penulis, diajak foto-foto, jadi pembicara, dan lainnya.
Motivasi itu terus bergeser, bahkan di buku terakhirnya, Ia menulus Girls dan Teknologi, Ia ingin wanita pintar teknologi.
Ollie |
Tulis Mimpimu
Bagaimana menulis? Kok baru nulis 1 bab tapi enggak kelar-kelar? Tanyakan, apa motif kamu menulis? Jika Ollie, Ia memilih menulis adalah menuliskan mimpinya.
Seperti kisah Ollie, Ia menuliskan novelnya bersetting Amerika di tahun 2004. Saat itu Ia belum pernah ke Amerika. Ia ingin sekali ke Amerika. Ia menulis novel dengan bantuan internet untuk mencari info Amerika. Lalu, tanpa disangka di tahun 2013 ini, Ia barus aja pulang dari Amerika.
Ide nulis dari mana?
Tulis saja mimpimu, tulis aja apa yang kamu pikirkan, jangan yang aneh-aneh. Bagaimana membagi waktunya?
Ini Resep dari Ollie Kasus : Ollie ingin menulis novel selama 20 hari 200 halaman. Resep : 200 halaman dibagi selama 20 hari menjadi 1 hari = 10 halaman. Lalu, bagi waktumu dalam 1 hari menulis : 3 halaman pagi, 3 halaman siang, 3 halaman sore, 1 halaman di tengah malam.
Ollie pernah menulis novel dalam 5 hari, namun sekarang lebih memilih 1 novel selama 2 bulan karena kadang malasnya datang heheh...
Aku dan Tim FLP Lampung |
Penasehat FLP juga hadir Bang Adian Saputra |
Peserta |
Siap-siap Lombanya ya |
Disiplin Menulis
Boleh enggak nulis sambil buka twitter? Atau sosmed lainnya? Boleh saja, tapi jangan tergoda lebih jauh. Jika kamu memerlukan riset untuk tulisanmu catat saja dulu apa yang diperlukan. Misal, apa nama jalan, makanan, dll. Jangan menulis sambil riset di sosmed, akan memperlambat ritem menulis. Dapat juga dilakukan dengan menulis apa saja dulu, tanpa diedit, tanpas spasi. Setelah selesai baru diedit.
First Reader
Diperlukan orang lain untuk membaca karyamu sebelum terbit. Carilah 3 orang yang "jahat" dan 5 orang yang "baik" . Ini akan membantumu mengedit tulisanmu. 3 orang akan meng kritik tulisanmu, 5 orang yang mencari sisi positif karyamu. Biar mengobati "pedasnya" kritikan, sengaja dipilih lebih banyak, heheheh...
Promo
Setelah buku terbit, penulis juga harus promo. Dapat dilakukan di sosmed, blog dan lain sebagainya.
Disesi tanya jawab, seperti biasanya, saya memperkenalkan diri sebagai penulis dan memang selama ini memang menulis cerpen dan non fiksi, tapi belum ke novel. Saya menanyakan, bagaimana memperkaya tulisan dengan setting daerah atau lokalitas, manfaat first reader dan komunitas bagi Mbak Ollie.
Nanya dulu ya |
Aku dan Ollie |
Menurut Mbk Ollie, memperkaya tulisan tema daerah dengan cara gali informasi lebih detail. Coba tanya pada tetua di daerahmu. Cari sejarahnya, dll.
Lalu, first reader sangat penting. Untuk kebersihan sebuah naskah. Coba dibagi first readermu dengan membagi, misal : firsr reader 1 mengecek typo, first reader 2 kesesuaian plot dan sebagainya.
Ada lagi penanya lain yang menanyakan mengapa Ia menulis tidak rampung-rampung, apalagi dengan tugas lainnya karena pekerjaannya bukan hanya menulis. Bagaimana manajemennya?
Menurut Ollie, siapa yang sibuk? Ia juga sibuk. Mengurus bisnisnya, tapi Ia memiliki tujuan yang jelas, sehingga mudah menulis.
Ollie juga memiliki tips lain, yakni membuat outline (kerangka karangan), ini akan mempermudah dalam menulis, agar tahu selesainya kemana. Outline adalah awal dari rencana menulis, bisa saja berubah dalam perjalanannya.
Bersambung
Bandar Lampung, 8 Oktober 2013
Naqiyyah Syam
FLP Lampung dan Ollie |
Acaranya seru dan padat ilmu ya mbak Naqi. Seneng juga bisa ketemu Ollie
BalasHapus