Dear friends,
entah bagaimana kami harus menggambarkan suasana hati beberapa bulan belakangan ini. Ini terkait dengan cita-cita membeli tanah bagi Rumah Dunia. Dan parahnya lagi, kami berkeras untuk tidak hanya menunggu donasi. Meskipun para donatur-lah yang mengiringi langkah kami berkegiatan, menjagai gawang Rumah Dunia dan terus menggemakan kegiatan literasi, dalam skala kecil pun.
Saya dan mas Gol A Gong sudah lekat dengan diskusi dan pikiran soal ini. Bahkan dalam diam pun kami sama-sama mengerti, hati kami sebenarnya risau, dengan otak memikirkan jalan apa yang dapat diupayakan untuk memperoleh uang pembelian tanah.
Seperti yang telah diketahui, dan kami sering tulis, bahkan mungkin ada yang sudah bosan membacanya (mohon maaf jika demikian), tanah incaran seluas 1873 meter persegi dengan harga Rp 200.000,-/m2 itu telah dibayarkan downpayment sebesar rp 74.600.000,-. Sisa Rp 300 juta dibayar dalam 2 tahap, masing-masing Rp 150.000.000,- di bulan Juli dan Desember tahun ini. Konsentrasi kami sekarang adalah menghadapi tahap pertama, Juli ini. Sudah ada kira-kira Rp 50juta, jadi kurang Rp 100juta.
Sungguh, saya masih yakin Allah akan menolong dengan cara-Nya yang rahasia, dengan tanda-tanda yang diberikan pada kami, dan seringkali kami yang bodoh belum mampu menerjemahkannya. Tapi, tidak ada kata berhenti berharap dan berusaha. Beragam upaya yang kami lakukan, bersama relawan dan donatur tentu saja, karena tanpa mereka Rumah Dunia tidak akan berjalan.
Donatur yang di mana pun berada, yang begitu panjang daftarnya jika dituliskan di sini, telah ikhlas menyisihkan zakat dan sodaqoh dari rezekinya. Relawan Rumah Dunia bergiat menggalang dana dengan mengumpulkan koin atau menjual kupon sumbangan tanah bervariasi nominal rupiahnya.Sementara beberapa bulan ini Mas Gong keliling memberi pelatihan menulis dengan menjual buku. Dari setiap buku yang terjual disisihkan Rp 10ribu untuk tanah Rumah Dunia.
Semua bersinergi, termasuk lingkaran luar Rumah Dunia sendiri. Mereka yang tergerak untuk membantu kami, mengupayakan berbagai cara semampu mereka. Salah satunya adalah menyumbang tulisan untuk Rumah Dunia.
Apakah mudah untuk mengupayakan cara ini? Jawaban saya tidak juga. Tapi seperti yang kami yakini, Allah berkehendak dengan misterius, karena kasih sayangnya, bukan hanya pada kami, tapi untuk kita semua. Saat saya punya ide, bahwa Rp 100juta yang harus kami siapkan untuk tahap Juli itu bila dibagi rata Rp 5juta sebagai harga satu naskah buku, harus ada 20 naskah buku yang deal dengan penerbit. Dan syaratnya adalah harus jual putus, minimal dengan harga Rp 5juta, dibayar Juli 2011. Sementara pengerjaan naskahnya bisa minta waktu dari penerbit. Istilahnya "ijon".
Semula, saya sendiri sangsi, ada nggak penerbit yang bersedia? Tapi saya mencoba mengirimkan penawaran kerjasama penerbitan naskah dengan cara seperti ini. Sementara ini saya masih menunggu langkah berikutnya.
Salah seorang penulis yang saya ajak diskusi soal ini, Triani Retno (Eno) ternyata punya naskah siap edit, hasil lomba di fesbuknya, yaitu antologi tulisan, tentang apakah itu, masih jadi rahasia ya:) Saya dengan sukarela dan ikhlas membacanya, karena separuh ngarep itu tadi:) Tapi saya memang jatuh cinta dengan naskahnya. Tulisan-tulisan di dalamnya bagus-bagus, dan Eno mengemasnya dengan baik. Tambah lagi, mereka tidak keberatan ikut proyek untuk RD. Langsung saya hubungi Aminah Mustari dari penerbit Al Kautsar, dan promosi naskah ini.
Alhamdulillah, Al Kautsar menyambut naskah tersebut, sudah dibaca, direvisi dan dikirim balik ke penerbit. Saya pun sudah dimintai data diri untuk penyusunan Surat Akad Jual Beli Naskah. Oh ya, dalam hal ini yang mewakili para penulis itu adalah saya, dari Rumah Dunia dan Gong Publishing sebagai literary agent.Doain semua lancar ya:) Bismillah...
Nah, ilustrasi di atas mencambuk saya bahwa Allah begitu jelas memberi tanda, bahwa cara itu sangat mungkin, sementara saya sendiri sempat ragu, sehingga baru sekarang berani dan yakin membuka kesempatan bagi siapapun untuk mengikuti para penulis yang ingin berpartisipasi bagi Rumah Dunia.
Maka, inilah kesempatan itu, untuk pertama, dibuka genre ANAK-ANAK. Infonya sederhana:
Tema: BERBAGI ITU INDAH (berbagi ke siapa saja, tak selalu ke Rumah Dunia, ya!)
Terbuka untuk penulis siapa saja, penulis dewasa atau yang masih anak-anak.
Panjang naskah 4-5 halaman, font Times New Roman, spasi 1.
Sertakan Biografi penulis (setengah halaman).
SErtakan surat pernyataan bahwa tulisan adalah asli karyanya sendiri dan bersedia menyumbangkan SELURUH HONORNYA UNTUK GALANG DANA RUMAH DUNIA.
Kirim tulisan ke
Deadline tanggal 20 mei 2011.
Demikian teman-teman, terima kasih atas perhatiannya, semoga Allah meridlai niat baik kita. Doakan banyak penerbit yang mendukung, ya! Begitu pula wahai para penerbit, mohon dukungannya untuk langkah ini. Kepada teman-teman yang punya akses ke penerbitan, mohon bantuannya juga ya, untuk melobi:)
Oh ya, menjelang saya menuliskan ini, bebrapa penulis ternyata berkenan menyumbangkan naskah bukunya (satu naskah, lho!) buat tanah Rumah Dunia. Subhanallah, mata saya menghangat membaca pesan mereka. Terima kasih, teman-teman...
Ya Allah, Engkau tahu, kusandarkan segala kemungkinan pada-Mu...
Serang, 7 Mei 2011
Menjelang Hari Kebangkitan Buku ke-4 esok pagi,
dengan tarikan nafas mengharu-biru,
Tias Tatanka
"Rumah Dunia", Komplek Hegar Alam 40, Serang 42118.
Posting Komentar untuk "Sumbang Tulisan Tema Anak-anak untuk Galang Dana Tanah Rumah Dunia"
Terima kasih telah meninggalkan jejak. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menghindari spam. Mohon juga follow blog, Google +, twitter: @Naqiyyah_Syam dan IG saya : @naqiyyahsyam. Semoga silaturahmi kita semakin terjalin indah ^__^