Walau pertemuan perdana. Tidaklah menjadi kaku untuk mengobrol. Itulah ciri khas anak FLP. Dimanapun bertemu, walau kenal di dunia maya, akan terasa seperti saudara. Kamipun bercerita tentang kondisi FLP masing-masing.
Cukup kaget juga, ternyata FLP Wilayah Lampung biaya pendaftarannya sangat kecil, dibanding FLP Karawang atau FLP daerah lainnya. Jika daerah lain bisa 50 ribu, FLP Wilayah Lampung hanya 15 ribu.Itupun biaya untuk pertemuan-pertemuannya masih minim. Belum ada sekre dan rapat berpindah-pindah.Kadang di emperan rektorat UNILA, ada juga di depan Perpustakaan, beralaskan koran melingkar untuk pertemuan. Aku yang kadang bawa anak harus siap-siap agar anakku tidak masuk angin,hehehe
Usai diskusi singkat dengan Dika Permana, akupun mengusulkan untuk silaturahmi ke koran Lampung Post.Kebetulan aku mau mempromosikan bukuku yang terbaru, Let's Enjoy The School. Oke, akhirnya kami berjanji besok bertemu lagi di Lampung Post.
Esoknya, di Lampung Post kami bertemu dengan Bang Adian Saputra yang telah lama menjadi pembina FLP Wilayah Lampung.Obrolan hangatpun bergulir. Diantaranya:
1. Hendaknya anggota FLP lebih 'melek' media di daerahnya, memanfaatkan rubrik sastra yang ada. Kerjasana ini juga pernah aku lakukan di Bengkulu. Ketika aku menjabat sebagai ketua FLP Wilayah Bengkulu.Kala itu, Koran Rakyat Bengkulu telah lama hilang rubrik Sastra dan Budayanya. Bermodal nekat,aku menawarkan diri memegangnya. Info FLP pun tersebar dari rubrik ini, walau tak dapat honor, sekitar 1 tahun aku mencoba mengenalkan FLP lewat rubrik ini.Lumayan,cerpen,puisi dan pembahasan karya semua dikelolapenuh olehku dan tim FLP.
2.Hendaknya penulis FLP melirik tema yang lebih menantang. Tak cuma cerpen, coba juga opini, puisi atau esai. Apalagi Koran Lampung Post sangat terbuka dengan karyya-karya dari luar. Seperti cerpen, syaratnya tak banyak,cukup ketik min 6 halaman dengan 1,5 spasi, kirim ke lampostminggu@yahoo.com atau redaksilampost@yahoo.com. Honor menulis cerpenpun lumayan lho, 200 ribu. Jika menulis puisi, kirim ke email yang sama dan honornya sekitar 100-150. Opini cukup dengan maksimal 4 halaman. Menulis resensi buku juga Lampost menerima dengan jumalah 4.000 karakter. Ada juga rubrik kisah guru, cerita anak dan lainnya sebagai peluang penulis-penulis FLP.
3. Kedepan, semoga FLP semakin giat silaturahmi keberbagai tokoh masyarakat, budayawan dan penulis lokal untuk bersinergi menularkan virus membaca dan menulis kepada generasi berikutnya.
Usai diskusi, kamipun foto-foto dan membawa semangat membara untuk melakukan perubahan. I Love You FLP.
*diiukutsertakan lomba LOMBA BLOG, #FestivalMembacadanMenulis2012. Dalam rangka milad Forum Lingkar Pena (FLP) yang ke-15*
bunda terima kasih banyakkkkk
BalasHapussama-sama ya Nyi
Hapus